{"id":22412,"date":"2021-12-18T11:22:37","date_gmt":"2021-12-18T04:22:37","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=22412"},"modified":"2022-10-02T19:53:48","modified_gmt":"2022-10-02T12:53:48","slug":"alergi-kulit-gejala-dan-cara-mengatasinya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/alergi-kulit-gejala-dan-cara-mengatasinya\/","title":{"rendered":"Alergi Kulit: Gejala dan Cara Mengatasinya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari\u00a0<\/span><\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 21 September 2022<\/span><\/p>\n Alergi merupakan salah satu kondisi yang sering dialami orang sejak kecil. Biasanya alergi hilang seiring bertambahnya usia, meski banyak juga yang mengalaminya seumur hidup. Bahkan orang dewasa dapat mengalami alergi terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi.<\/p>\n Salah satu jenis alergi yang umum ditemukan adalah alergi kulit. Alergi kulit terjadi sebagai reaksi kulit terhadap zat yang seharusnya tidak berbahaya, seperti wol, serbuk sari, bulu binatang, sabun, atau tanaman. Alergi pada kulit juga dapat dipicu oleh efek mengonsumsi obat tertentu dan kondisi medis, seperti infeksi.<\/p>\n Gejala yang muncul biasanya termasuk ruam, gatal, dan kemerahan karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen dan menyerang untuk mengeluarkannya dari tubuh.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Antihistamin Alami Terbaik untuk Atasi Berbagai Masalah Alergi<\/a><\/p>\n Ada beberapa jenis kondisi alergi kulit yang biasanya dialami oleh penderita, antara lain:<\/p>\n Anda mungkin lebih familier dengan istilah eksim. Jenis alergi kulit ini merupakan kondisi paling umum, khususnya sering terjadi pada anak-anak. Eksim memengaruhi satu dari lima bayi, sementara pada orang dewasa hanya 1 dari sekitar 50 orang.<\/p>\n Gejala umum dermatitis atopik berupa kulit terasa tipis dan kering, sehingga rentan terkena iritasi dan peradangan akibat faktor luar. Beberapa jenis makanan juga bisa memperburuk kondisi eksim.<\/p>\n Eksim sering dikaitkan dengan asma, rinitis alergi<\/a>, atau alergi makanan<\/a>. Pewarisan gen yang rusak di kulit sering menyebabkan eksim parah pada satu dari dua orang. Oleh karena itu, terkadang antihistamin tidak mampu mengendalikan gejalanya.<\/p>\n Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan langsung dengan alergen (pemicu alergi). Misalnya saja, seseorang dengan alergi nikel bersentuhan dengan perhiasaan yang terbuat dengan nikel, efeknya mungkin akan menimbulkan kulit merah, bersisik, gatal, hingga bengkak.<\/p>\n Beberapa benda yang sering menjadi alergen diantaranya wol, lateks, bulu binatang peliharaan, atau alat yang bersentuhan dengan minyak.<\/p>\n Bahkan serbuk sari dan beberapa tanaman, seperti poison ivy dan mangga dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi karena lapisan minyak yang menutupi lapisan tanaman.<\/p>\n Jika lapisan dalam kulit Anda mengalami pembengkakan, bisa jadi Anda terkena angioedema.<\/p>\n Angioedema biasa terjadi pada jaringan lunak, seperti mulut, alat kelamin, dan kelopak mata. Jenis alergi kulit ini sering terlihat bersamaan dengan urtikaria (biduran).<\/p>\n Ada 2 jenis angioedema yakni akut jika kondisi berlangsung singkat dan angioedema kronis atau berulang.<\/p>\n Jenis pertama biasa disebabkan oleh reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan. Sedangkan angioedema kronis biasanya tidak memiliki penyebab yang mudah diidentifikasi.<\/p>\n Angioedema herediter (HAE) adalah kondisi genetik yang langka dan serius, yang melibatkan pembengkakan di berbagai bagian tubuh termasuk tangan, kaki, wajah, dinding usus, dan saluran udara.<\/p>\n Saat tubuh melepaskan histamin, maka akan terjadi peradangan kulit yang biasa Anda kenal dengan biduran. Histamin yang terlepas ini menyebabkan pembuluh darah kecil bocor dan mengakibatkan pembengkakan di lapisan kulit dalam (angioedema).<\/p>\n Terdapat 2 jenis urtikaria yakni akut dan kronis. Keduanya dibedakan berdasarkan faktor intensitas terjadinya biduran.<\/p>\n Jika biduran terjadi beberapa kali setelah makan makanan tertentu atau bersentuhan dengan pemicu, maka itu termasuk urtikaria akut. Sementara urtikaria kronis jarang disebabkan oleh pemicu spesifik, sehingga tes alergi jarang membantu.<\/p>\n Urtikaria kronis dapat terjadi selama berbulan-bulan, meski demikian kondisi ini bukan penyakit menular.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>7 Tips Mengurangi Reaksi Alergi Debu<\/a><\/p>\n Ruam kulit merupakan gejala utama dari reaksi alergi pada kulit. Ruam biasanya dimulai sebagai sensasi gatal, benjolan yang menonjol, atau kemerahan.<\/p>\n Gejala ini kemudian dapat berkembang dengan kombinasi gejala lain, seperti pembengkakan, pengelupasan kulit, hingga kulit pecah-pecah.<\/p>\n Adapun gejala umum alergi kulit berdasarkan jenis alergi, yaitu:<\/p>\n Gejala alergi kulit sering membuat penderitanya gelisah dan tidak nyaman. Umumnya, gejala alergi kulit, seperti gatal, ruam, kemerahan, dan bengkak akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.<\/p>\n Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala, antara lain:<\/p>\n Jika kulit gatal akibat alergi tidak kunjung berkurang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter akan membantu menemukan penyebab utama dari alergi yang Anda alami dan memberikan penanganan yang sesuai.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Ketahui Penyebab dan Gejala pada Alergi Daging<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Jenis Alergi Kulit<\/strong><\/h3>\n
1. Dermatitis Atopik (Eksim)<\/strong><\/h4>\n
2. Dermatitis Kontak Alergi<\/strong><\/h4>\n
3. Angioedema<\/strong><\/h4>\n
4. Angioedema Herediter (HAE)<\/strong><\/h4>\n
5. Urtikaria (Biduran\/Kaligata)<\/strong><\/h4>\n
Gejala Alergi Kulit
\n<\/strong><\/h4>\n\n
\n
Cara Mengatasi Alergi<\/strong><\/h4>\n
\n