{"id":22080,"date":"2021-12-09T23:06:34","date_gmt":"2021-12-09T16:06:34","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=22080"},"modified":"2023-08-19T21:13:18","modified_gmt":"2023-08-19T14:13:18","slug":"ketahui-fungsi-ace-inhibitor-dosis-dan-efek-sampingnya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-fungsi-ace-inhibitor-dosis-dan-efek-sampingnya\/","title":{"rendered":"Ketahui Fungsi ACE Inhibitor, Dosis, dan Efek Sampingnya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Justina | Editor: Ratna<\/p>\n

Ditinjau oleh:\u00a0dr. Winda Atika Sari<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 19 Agustus 2023<\/p>\n

 <\/p>\n

Obat ACE Inhibitor atau penghambat ACE adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Obat ini merupakan penghambat enzim pengubah angiotensin yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi hipertensi, gagal jantung, dan gagal ginjal kronis. Selain itu, obat ini juga dapat membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih rileks sehingga tekanan darah bisa diturunkan.<\/p>\n

Dengan menurunkan tekanan darah yang harus dipompa oleh jantung, maka beban kerja yang harus dilakukan oleh jantung juga akan berkurang. ACE inhibitor juga bekerja dengan cara mengurangi tekanan darah pada ginjal, sehingga dapat memperlambat berkembangnya penyakit ginjal karena faktor tekanan darah tinggi atau diabetes.<\/p>\n

Obat ACE inhibitor memiliki beberapa jenis dan sangat mirip, namun semuanya terbukti sangat efektif untuk mengobati hipertensi. Perbedaan jenisnya biasanya berdasarkan atas durasinya. Beberapa jenis ACE inhibitor ada yang lebih efektif jika diberikan untuk jangka pendek, sementara ACE inhibitor jenis lain ada yang lebih cocok untuk digunakan pada perawatan jangka panjang.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Ketahui Pencegahan dan Pengobatan Gagal Jantung<\/a><\/p>\n

Dosis ACE Inhibitor<\/h3>\n

Dosis ACE inhibitor yang diberikan pada pasien berdasarkan pada jenis, bentuk obat, usia, dan kondisi pasien. Berikut rincian dan penjelasannya.<\/p>\n

1. Benazepril<\/h4>\n

Untuk orang dewasa yang tidak menggunakan diuretika, dosis obat 10 mg sekali sehari. Pengguna obat diuretika, diberikan dosis 5 mg 1 kali sehari. Untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal, dosis awal yaitu 5 mg 1 kali dalam sehari.<\/p>\n

2. Enalapril Maleat<\/h4>\n

Untuk pengobatan hipertensi dosis awal 5 mg sekali per hari. Jika menggunakan diuretika, pasien lansia dan gangguan ginjal maka dosis awalnya 2,5 mg sehari. Untuk mengobati kondisi gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri asimtomatik, dosis pengobatan awal yaitu 2,5 mg sehari namun harus diawasi petugas medis dengan ketat.<\/p>\n

3. Fosinopril<\/h4>\n

Dosis pemberian obat awal dan dosis penunjang yaitu 10 mg per hari, maksimum 40 mg sekali dalam sehari. Untuk pengobatan gagal jantung, pemberian obat dosis awal yaitu 10 mg dalam sehari di bawah pengawasan yang ketat dari petugas kesehatan.<\/p>\n

4. Imidapril<\/h4>\n

Dosis pemberian awal yaitu 5 mg sehari sebelum makan. Jika obat ini digunakan sebagai terapi tambahan terhadap diuretika pada lansia, pasien gagal jantung, angina atau penyakit serebrovaskular, gangguan fungsi ginjal atau hati, maka dosis awal yang diberikan sebanyak 2,5 mg per hari saja.<\/p>\n

5. Kaptopril<\/a><\/h4>\n

Untuk kondisi hipertensi, pemberian dosis awalnya yaitu 12,5 mg sebanyak 2 kali dalam sehari. Jika obat ini digunakan bersama diuretika atau pada pasien usia lanjut, dosisnya 6,25 mg 2 kali sehari.<\/p>\n

6. Kuinapril<\/h4>\n

Untuk mengatasi hipertensi, dosis awal yang diberikan sebanyak 10 mg sekali dalam sehari. Jika digunakan bersama terapi diuretika pada usia lanjut atau pada pasien gangguan ginjal, dosis awal sebanyak 2,5 mg sehari. Untuk kondisi gagal jantung, berikan dosis awal sebanyak 2,5 mg namun harus diawasi petugas kesehatan dengan ketat.<\/p>\n

7. Lisinopril<\/h4>\n

Untuk mengatasi hipertensi, dosis awalnya yaitu 10 mg sehari.<\/p>\n

8. Moeksipril<\/h4>\n

Obat ini digunakan tunggal, dosis awalnya yaitu 7,5 mg satu kali dalam sehari. Namun, jika digunakan sebagai tambahan pada diuretika dengan nifedipin pada pasien lansia, gangguan fungsi hati atau ginjal, maka dosis awalnya sebanyak 3,75 mg. Untuk dosis lazim 15 sampai 30 mg satu kali dalam sehari. Dosis di atas 30 mg sehari tidak dapat menghasilkan peningkatan efikasi.<\/p>\n

9. Perindopril<\/h4>\n

Untuk mengobati hipertensi, dosis yang dianjurkan sebanyak 4 mg sebagai dosis tunggal sehari pada pagi hari. Jika perlu setelah 1 bulan menjalani terapi, pada pasien lansia dosis awal diberikan 2 mg sebagai dosis tunggal pada pagi hari lalu ditingkatkan menjadi 4 mg jika perlu setelah menjalankan terapi selama 1 bulan.<\/p>\n

Untuk mengatasi gagal jantung, pemberian dosis awal sebanyak 2 mg sehari namun harus diawasi ketat oleh dokter, dan dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 mg jika sudah menjalankan terapi selama 1 bulan.<\/p>\n

10. Ramipril<\/h4>\n

Terapi dapat dilakukan dengan menggunakan 1 tablet 1,25 mg lalu diikuti 1 tablet 1,25 mg sebanyak 2 kali dalam sehari selama 2 sampai 7 hari. Minggu kedua, berikan 1 tablet 2,4 mg dua kali dalam sehari. Minggu ketiga, berikan 1 tablet 5 mg dua kali dalam sehari.<\/p>\n

11. Silazapril<\/h4>\n

Untuk mengatasi hipertensi, dosis awal 1 mg sekali dalam sehari. Pada pasien yang menerima diuretika, lansia, dan gangguan ginjal maka dosis awal yaitu 0,5 mg sekali dalam sehari. Untuk mengobati renovaskuler, sirosis hati, dosis awal yaitu 0,25 sampai 0,5 mg sekali dalam sehari.<\/p>\n

12. Trandolapril<\/h4>\n

Untuk mengobati hipertensi, dosis awal 500 mcg sekali dalam sehari yang dapat ditingkatkan dengan interval waktu 2 sampai 4 minggu. Dosis lazim sebanyak 1 sampai 2 mg sekali dalam sehari maksimal 4 mg sehari.<\/p>\n

Efek Samping ACE Inhibitor<\/h3>\n

Anda juga harus berhati-hati terhadap efek samping dari ACE inhibitor, seperti<\/p>\n