Penulis: Nunik | Editor: Ratna<\/p>\n
Ditinjau oleh:\u00a0dr. Winda Atika Sari<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 31 Juli 2023<\/p>\n <\/p>\n Pernah membaca label bertuliskan \u201cBPA free\u201d? Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang biasanya ditambahkan pada pembuatan produk wadah makanan, botol bayi, dan alat kebersihan.<\/p>\n BPA juga digunakan untuk membuat resin epoksi, untuk dioleskan ke lapisan dalam wadah makanan kaleng agar kaleng tidak mudah berkarat atau pecah.<\/p>\n Bahan ini sudah digunakan sejak puluhan tahun yang lalu. Seiring berkembangnya pengetahuan, BPA ternyata bisa digunakan sebagai campuran senyawa lain untuk membuat bahan plastik yang kuat.<\/p>\n Sayangnya, beberapa penelitian membuktikan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan. Apabila masuk ke dalam tubuh, terlebih dengan kadar di ambang batas, dapat menyebabkan efek buruk pada kesehatan, seperti:<\/p>\n Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengalami keguguran memiliki kadar BPA tiga kali lebih banyak di dalam darah dibandingkan perempuan hamil yang berhasil sampai melahirkan.<\/p>\n Laki-laki yang kadar BPA di dalam darahnya lebih tinggi, berkemungkinan 3-4 kali memiliki konsentrasi sperma dan jumlah sperma yang lebih rendah dibandingkan laki-laki dengan kadar BPA di bawahnya.<\/p>\n Penelitian lain juga membuktikan bahwa perempuan yang tubuhnya mengandung BPA lebih tinggi, produksi sel telurnya lebih rendah. Kemungkinan terjadinya kehamilan pun dua kali lebih kecil.<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/a><\/strong>Susah Punya Keturunan? Pahami Berbagai Fakta Tentang Infertilitas Ini<\/a><\/p>\n Orang yang di dalam darahnya memiliki kadar BPA tinggi, risiko tekanan darah tingginya mencapai 27 \u2013 135 % lebih tinggi. Begitu juga dengan risiko penyakit jantung, 18-63 % lebih tinggi.<\/p>\n Belum selesai sampai di situ, orang dengan BPA tinggi pun berisiko mengalami diabetes tipe 2 sebanyak 68-130 % lebih tinggi dibandingkan orang dengan kadar BPA rendah.<\/p>\n Yang lebih mengkhawatirkan, apabila kadar BPA masuk ke dalam golongan sangat tinggi, memiliki risiko 37 % lebih tinggi mengalami resistensi insulin. Ini juga berarti berisiko mengalami diabetes tipe 2.<\/p>\n Kadar BPA di dalam darah juga berpengaruh meningkatkan obesitas. Perempuan bertubuh gemuk ada kemungkinan memiliki kadar BPA 47% lebih tinggi dibandingkan yang bertubuh ideal. Lalu, beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa anak-anak, remaja, maupun orang dewasa dengan kadar BPA tertinggi memiliki kemungkinan 50-58% mengalami obesitas.<\/p>\n Bayi baru lahir yang ibunya terpapar BPA, rata-rata lahir dengan berat badan 0,2 kg lebih kecil dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang tidak terpapar BPA. Selain itu, bayi cenderung tumbuh menjadi anak yang hiperaktif, mengalami cemas berlebihan, dan depresi.<\/p>\n Hal ini juga berefek pada fisik anak-anak yang orangtuanya terpapar BPA, yaitu jarak dari anus ke alat kelaminnya lebih pendek.<\/p>\n Banyak sekali barang-barang yang mengandung BPA di sekitar Anda. Anda memang tidak bisa menghindari secara penuh. Namun, ada cara untuk meminimalkan paparan dan efek buruknya, yaitu:<\/p>\n Kemasan kaleng atau plastik kemungkinan mengandung BPA. Konsumsilah makanan segar yang baru saja diolah atau makanan segar yang tidak perlu diolah dan tidak dikemas. Perhatikan label wadah plastik atau kaleng makanan. Hindari mengonsumsi makanan tersebut jika pada labelnya tertulis plastik daur ulang nomor 3 atau 7 atau yang bertuliskan \u201cPC\u201d.<\/p>\n Apabila Anda ingin memanaskan makanan dengan microwave, gunakan wadah yang terbuat dari kaca\/beling. Jangan memanaskan makanan menggunakan wadah plastik.<\/p>\n Hindari minum menggunakan botol yang terbuat dari plastik. Sebagai gantinya, minumlah menggunakan botol dari kaca. Begitu juga botol bayi. Usahakan menggunakan botol yang terbuat dari kaca.<\/p>\n Mainan anak-anak umumnya terbuat dari plastik. Meskipun demikian, selektiflah dalam memilih bahan mainan. Baca dahulu labelnya. Pastikan mainan yang Anda beli sudah BPA free atau bebas dari BPA. Terutama mainan yang digigit, dikunyah, atau dihisap.<\/p>\n Pilihlah minuman atau susu bayi berbentuk bubuk dalam kemasan karton. Sebab, minuman atau susu cair cenderung menyerap BPA dari wadahnya lebih banyak dibandingkan minuman atau susu yang wadahnya bukan terbuat dari plastik.<\/p>\n FDA atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat menyampaikan bahwa BPA masih aman apabila dikonsumsi dalam dosis yang sangat rendah. Menghindari BPA sama sekali, tentu saja tidak mungkin. Meskipun demikian, jangan malas melakukan cara meminimalkan kandungan BPA yang mungkin masuk ke dalam tubuh.<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Waspadai Bahaya Paraben dalam Kosmetik bagi Kesehatan<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Efek Buruk BPA<\/h3>\n
1. Menyebabkan infertilitas pada laki-laki dan perempuan<\/h4>\n
2. Terkait dengan penyakit jantung dan diabetes tipe 2<\/h4>\n
3. Meningkatkan risiko obesitas<\/h4>\n
4. Efek negatif pada bayi<\/h4>\n
Cara Meminimalkan Efek Buruk BPA<\/h3>\n
1. Hindari mengonsumsi makanan dalam kemasan<\/h4>\n
2. Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik<\/h4>\n
3. Minum dari botol kaca<\/h4>\n
4. Selektif memilih mainan<\/h4>\n
5. Pilih minuman bubuk<\/h4>\n