{"id":21655,"date":"2021-11-27T06:33:12","date_gmt":"2021-11-26T23:33:12","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=21655"},"modified":"2021-11-27T06:33:12","modified_gmt":"2021-11-26T23:33:12","slug":"pilihan-obat-diare-untuk-anak-yang-efektif","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/pilihan-obat-diare-untuk-anak-yang-efektif\/","title":{"rendered":"Pilihan Obat Diare untuk Anak yang Efektif"},"content":{"rendered":"

Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n

Diare merupakan masalah umum yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Jika Si Kecil mengalami gangguan pada sistem pencernaannya, tentu hal ini dapat mengganggu aktivitasnya.<\/p>\n

Gangguan pada sistem pencernaan ini ditandai dengan tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar yang tinggi. Akibatnya, Si Kecil kehilangan cairan (dehidrasi) sehingga membuat mereka merasa lemas. Oleh karena itu, semakin cepat diare anak diatasi, semakin cepat ia merasa lebih baik dan dapat kembali beraktivitas.<\/p>\n

Jika Anda menemukan anak Anda buang air besar setidaknya 3 kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi encer atau seperti cairan, maka kemungkinan besar ia mengalami diare.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatan Epilepsi pada Anak<\/a><\/p>\n

Penyebab Diare<\/strong><\/h3>\n

Menurut ahli Gastroenterologi Anak dan dan Asisten Profesor di UT Southwestern Medical Center, Lauren Lazar, MD, fungsi penting usus besar adalah menyerap air sehingga tinja memiliki bentuk dan konsistensi. Diare terjadi ketika tinja menyerap terlalu banyak air.<\/p>\n

Perawatan untuk diare anak bergantung pada apa penyebabnya. Adapun beberapa penyebab diare pada anak adalah infeksi baik oleh bakteri, virus, maupun parasit. Infeksi virus sendiri termasuk penyebab paling umum diare pada anak.<\/p>\n

Infeksi virus, bakteri, atau parasit<\/strong><\/h4>\n

Rotavirus adalah infeksi virus yang bisa menyebabkan diare. Saat terinfeksi virus, gejala lain mungkin timbul, seperti muntah, sakit perut, sakit kepala, dan demam.<\/p>\n

Sementara bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah salmonella, sedangkan parasit giardia jarang menimbulkan diare.<\/p>\n

Keracunan makanan<\/strong><\/h4>\n

Diare terkadang juga merupakan gejala keracunan makanan pada anak-anak. Tanda lain yang biasanya datang dengan cepat, termasuk muntah yang cenderung reda dalam waktu 24 jam.<\/p>\n

Iritasi usus<\/strong><\/h4>\n

Usus yang mengalami iritasi karena penyakit juga bisa menyebabkan diare.<\/p>\n

Beberapa penyakit yang mungkin membuat penderitanya mengalami diare meliputi Crohn<\/a>, kolitis ulseratif,<\/a> alergi makanan<\/a>, intoleransi laktosa<\/a>, makanan atau minuman tinggi gula, obat antibiotik tertentu, dan penyakit Celiac<\/a>.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya<\/a><\/p>\n

Obat Diare untuk Anak<\/strong><\/h3>\n

Untuk memberikan pengobatan yang tepat ketika anak mengalami diare, dokter biasanya akan melihat pada penyebabnya. Misalnya saja, ketika diare kronis (terjadi dalam waktu lama), dokter mungkin akan menyarankan perubahan pola makan maupun pemberian obat-obatan dan perawatan lainnya.<\/p>\n

Berikut jenis obat yang biasa diberikan untuk mengobati diare pada anak:<\/p>\n

1. Antibiotik<\/strong><\/h4>\n

Umumnya antibiotik tidak diberikan untuk mengobati jenis diare pada anak-anak akibat infeksi virus atau penyebab lainnya selain infeksi bakteri.<\/p>\n

Anda tidak disarankan memberikan antibiotik tanpa saran atau resep dari dokter, termasuk bila ingin memberi Si Kecil obat diare yang dijual bebas, seperti Imodium.<\/p>\n

2. Probiotik<\/strong><\/h4>\n

Pemberian probiotik saat anak mengalami diare biasanya dapat membantu. Probiotik bisa Anda beli tanpa resep dalam bentuk pil dan cair. Namun, pastikan untuk membeli probiotik khusus untuk anak-anak.<\/p>\n

Selain itu, jangan berikan probiotik untuk anak di bawah usia 3 tahun tanpa konsultasi dengan dokter.<\/p>\n

3. Larutan rehidrasi oral<\/strong><\/h4>\n

Cairan rehidrasi dapat Anda beli tanpa resep dokter. Larutan rehidrasi mengandung air dan elektrolit yang berfungsi untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang ketika buang air besar dan muntah-muntah.<\/p>\n

Larutan rehidrasi ini juga bisa Anda buat di rumah dengan menyeduh air garam dan gula.<\/p>\n

4. Suplemen zinc<\/strong><\/h4>\n

Pemberian suplemen zinc juga bisa Anda berikan guna mengatasi masalah diare anak. Zinc berfungsi membantu pemulihan tubuh dan saluran pencernaan, serta menguatkan daya tahan tubuh anak.<\/p>\n

Penelitian dalam Indian Journal of Pharmacology<\/em> juga menunjukkan bahwa suplemen zinc bersama dengan larutan rehidrasi oral efektif meringankan gejala diare dan mempercepat proses pemulihan.<\/p>\n

5. ASI<\/strong><\/h4>\n

Jika Si Kecil masih bayi atau masih menyusu, ASI menjadi pilihan terbaik untuk menutrisi dan menghidrasi anak. ASI pun mudah terserap dan memiliki nutrisi yang lebih baik daripada cairan elektrolit.<\/p>\n

6. Memberikan makanan tinggi serat<\/strong><\/h4>\n

Sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat terkadang efektif membantu pergerakan usus besar dan baik dikonsumsi saat diare maupun sembelit.<\/p>\n

Selain itu, makanan yang mengandung pektin bisa meringankan gejala diare karena kemampuannya mengentalkan tinja. Beberapa makanan tinggi serat yang baik dikonsumsi saat diare termasuk pisang, apel, gandum, kacang polong, dan ubi jalar.<\/p>\n

Untuk itu, penting juga mengatur pola makan anak, karena makanan tertentu bisa memicu diare orang, sehingga sebaiknya hindari mengonsumsinya. Misalnya pada penderita sindrom iritasi usus besar, makanan tinggi lemak, gula, dan pedas cenderung mudah menyebabkan diare.<\/p>\n

Bila anak memiliki jenis makanan yang biasanya memicu diare, tulislah dan diskusikan dengan dokter anak.<\/p>\n

Kapan Anak Harus ke Dokter saat Diare?<\/strong><\/h3>\n

Diare biasanya sembuh dengan perawatan rumah dan hanya berlangsung dalam beberapa hari. Namun, jika kondisi berikut ini terjadi, sebaiknya bawa Si Kecil ke dokter:<\/p>\n