{"id":21590,"date":"2021-11-26T08:00:08","date_gmt":"2021-11-26T01:00:08","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=21590"},"modified":"2023-07-09T11:48:21","modified_gmt":"2023-07-09T04:48:21","slug":"disfagia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/disfagia\/","title":{"rendered":"Disfagia: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 2 Juli 2023<\/p>\n

 <\/p>\n

Disfagia merupakan istilah medis dari susah menelan. Sesuai namanya, penderita disfagia mengalami kesulitan menelan makanan atau cairan. Kondisi ini bisa menyakitkan dan lebih umum menyerang bayi dan orang lanjut usia.<\/p>\n

Banyak yang menganggap disfagia sebagai sebuah gejala. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu disfagia. Bila disfagia hanya muncul sekali atau dua kali, mungkin tidak masalah, tetapi jika terjadi secara terus-menerus, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Mengapa Tenggorokan Terasa Seperti Mengganjal?<\/a><\/p>\n

Penyebab Disfagia<\/strong><\/h3>\n

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders<\/em>, terdapat 50 pasang otot dan saraf yang terlibat dalam proses menelan. Hal ini menandakan terdapat banyak kondisi yang bisa memicu masalah sulit menelan, seperti:<\/p>\n

1. Refluks asam dan GERD<\/strong><\/h4>\n

Gejala refluks asam<\/a> muncul saat isi perut mengalir dari perut dan balik lagi ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan rasa mulas, sakit perut, dan bersendawa.<\/p>\n

2. Heartburn<\/em><\/strong><\/h4>\n

Heartburn<\/em><\/a> merupakan perasaan terbakar di dada yang sering disertai dengan rasa pahit di tenggorokan atau mulut Anda.<\/p>\n

3. Epiglotitis<\/strong><\/h4>\n

Kondisi meradangnya jaringan di epiglotis ini dapat mengancam keselamatan Anda. Epiglotis sendiri berupa katup berbentuk daun yang berada di belakang lidah.<\/p>\n

4. Gondok<\/strong><\/h4>\n

Kelenjar tiroid<\/a> yang membesar atau dikenal sebagai gondok<\/a> bisa menekan kerongkongan dan struktur terdekat lainnya (seperti trakea), yang menyebabkan kesulitan menelan dan bernapas.<\/p>\n

5. Esofagitis<\/strong><\/h4>\n

Kondisi ini terjadi saat kerongkongan mengalami peradangan yang disebabkan oleh refluks asam atau konsumsi obat-obatan tertentu.<\/p>\n

6. Kanker kerongkongan<\/strong><\/h4>\n

Kondisi tumbuhnya tumor ganas (kanker) pada lapisan kerongkongan bisa menyebabkan Anda sulit menelan. Sayangnya, kanker kerongkongan sulit terdeteksi dan sering kali tidak dapat terdiagnosis hingga stadium lanjut.<\/p>\n

7. Kanker perut<\/strong><\/h4>\n

Pada kebanyakan kasus, orang dengan kanker perut<\/a> akan mengalami kesulitan menelan sebelum, selama, atau setelah perawatan. Hal ini mungkin terjadi karena lokasi tumor atau sebagai efek samping pengobatan.<\/p>\n

8. Esofagitis herpes<\/strong><\/h4>\n

Infeksi virus menular pada kerongkongan atau mulut (seperti Candida<\/a><\/em>, HSV\u20111, dan cytomegalovirus<\/em> (CMV)<\/a> bisa menyebabkan sulit menelan.<\/p>\n

Dari ketiganya, kandidiasis merupakan kasus yang paling umum. Esofagitis herpes sangat jarang dan biasanya menyerang pasien dengan gangguan sistem imun<\/a>.<\/p>\n

9. Nodul tiroid<\/strong><\/h4>\n

Nodul tiroid merupakan benjolan yang tumbuh di kelenjar tiroid. Bentuknya bisa padat atau penuh dengan cairan, Anda bisa mengidap satu atau lebih nodul tiroid.<\/p>\n

10. Mononukleosis menular<\/strong><\/h4>\n

Mononukleosis menular<\/a> merupakan sekelompok gejala yang muncul akibat virus Epstein-Barr<\/em> (EBV). Meski jarang terjadi, mononukleosis menular bisa memicu gejala berupa sesak napas<\/a>, sulit menelan, serta sakit saat menelan (odinofagia) akibat radang tenggorokan<\/a> atau amandel<\/a>.<\/p>\n

Faktor Risiko Disfagia<\/strong><\/h3>\n

Selain berbagai kondisi di atas, terdapat 2 faktor yang berpotensi meningkatkan risiko Anda mengalami kesulitan menelan, yaitu:<\/p>\n

Penuaan<\/strong><\/h4>\n

Orang dewasa yang berusia lanjut lebih berpotensi besar mengalaminya. Ini juga berlaku pada penyakit di usia tua, seperti penyakit Parkinson<\/a>.<\/p>\n

Kondisi neurologis<\/strong><\/h4>\n

Mengidap gangguan saraf tertentu bisa meningkatkan potensi Anda mengalami kesulitan menelan.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Kenali Tanda Asam Lambung Naik agar Dapat Penanganan Tepat<\/a><\/p>\n

Jenis Disfagia<\/strong><\/h3>\n

Menelan merupakan proses kompleks yang melibatkan banyak otot dan saraf. Kondisi yang bisa melemahkan otot dan saraf yang digunakan untuk menelan bisa menimbulkan disfagia. Terdapat 2 jenis disfagia, yaitu orofaringeal dan esofagus.<\/p>\n

1. Orofaringeal<\/strong><\/h4>\n

Disfagia orofaringeal terjadi akibat masalah saraf dan otot di tenggorokan. Gangguan tersebut bisa berdampak pada turunnya kinerja otot yang membuat Anda kesulitan menelan tanpa tersedak. Penyebabnya mencakup:<\/p>\n