Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n
Usus besar atau kolon merupakan bagian dari saluran pencernaan yang letaknya antara rektum dan sekum (tempat usus buntu). Panjang kolon sekitar 1,5 meter yang terdiri dari empat bagian yakni kolon asendens, melintang atau transversum, kolon descendants, dan sigmoid.<\/p>\n
Kolon ascending terletak di sisi kanan rongga perut dan bergerak menuju fleksura kolik kanan di sisi bawah hati. Dari sana, kolon transversum berjalan menuju limpa membentuk fleksura kolik kiri. Sedangkan kolon descending berada di bagian perut kiri dan berubah menjadi sigmoid berbentuk S di sisi kiri, tepat di atas rektum yang merupakan ujung dari usus besar.<\/p>\n
Adapun dinding usus besar terbentuk, dari dalam ke luar, atas beberapa lapisan meliputi mukosa, submukosa, otot, dan serosa.<\/p>\n
Baca Juga: <\/strong>Ketahui Prosedur dan Tujuan Pemeriksaan Bising Usus Normal<\/a><\/p>\n Usus besar bekerja dengan organ-organ lain, seperti lambung dan usus kecil, untuk membuang kotoran atau limbah tubuh dan menjaga keseimbangan cairan maupun elektrolit tubuh.<\/p>\n Namun, fungsi utama dari usus besar adalah menyerap air dan garam (elektrolit) dari limbah padat sisa makanan sebelum dikeluarkan tubuh dalam bentuk tinja. Meski tugasnya bukan menyerap vitamin maupun nutrisi, usus besar memiliki peran dalam penyerapan akhir air, kalium, dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak.<\/p>\n Setiap harinya, usus besar menyerap sekitar 1 liter air dan elektrolit untuk membentuk tinja dan dikeluarkan melalui anus. Karena alasan ini pula, seseorang bisa mengalami dehidrasi hingga konstipasi.<\/p>\n Usus besar cukup kaya dengan bakteri baik yang hidup berhubungan dengan tubuh manusia. Fungsi bakteri ini membantu tubuh mengurai makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus kecil, misalnya selulosa.<\/p>\n Bakteri di usus besar juga membantu produksi vitamin K, penyerapan vitamin B1, B2, dan B12, serta meningkatkan peristaltik (gerakan relaksasi atau kontraksi otot-otot) usus serta mendukung sistem kekebalan tubuh.<\/p>\n Usus besar yang sehat akan membersihkan tubuh dari sisa makanan yang tidak lagi dibutuhkan. Jika usus besar tidak berfungsi baik, maka tubuh akan mengalami masalah, seperti kembung<\/a> dan rasa sakit.<\/p>\n Selain itu, ada beberapa penyakit dan gangguan yang bisa dialami usus besar meliputi:<\/p>\n Sering kali kanker usus besar tidak memperlihatkan gejala awal sehingga kebanyakan kasus baru ditemukan setelah stadium lanjut. Sebagian besar kanker usus besar dapat dicegah melalui pemeriksaan rutin.<\/p>\n Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang dapat terjadi di bagian tubuh mana saja termasuk di dinding usus besar. Ada polip yang bersifat jinak, akan tetapi ada juga yang ganas hingga berubah jadi kanker.<\/p>\n Kondisi ini dapat disebabkan adanya penyakit Crohn<\/a> atau kolitis ulserativa<\/a>. Radang usus umumnya memengaruhi usus besar dengan gejala yang muncul, seperti sakit perut dan diare berdarah.<\/p>\n Radang usus besar juga dapat menimbulkan gejala kelelahan, masalah mata, hingga radang sendi.<\/p>\n Beberapa masalah usus besar potensial dapat menyebabkan pendarahan. Pendarahan cepat umumnya bisa terlihat di tinja.<\/p>\n Diare terjadi saat kotoran keluar dalam intensitas tinggi atau sering, dan encer. Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi ringan pada usus besar atau usus kecil yang sembuh sendiri.<\/p>\n Bakteri salmonella hingga shigellosis dapat mencemari makanan dan menginfeksi usus. Salmonella menyebabkan diare dan kram perut, yang biasanya sembuh tanpa pengobatan.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Mengulik Anatomi Lambung Manusia: Bagian dan Fungsinya<\/a><\/p>\n Untuk melakukan pemeriksaan gangguan kesehatan usus besar serius dapat dilakukan beberapa prosedur mulai dari kolonoskopi hingga tes darah samar tinja. Berikut penjelasannya:<\/p>\n Secara umum, ada 2 tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani masalah pada usus besar, yakni pemberian obat-obatan dan tindakan bedah. Pemberian obat biasanya diberikan untuk masalah usus besar, seperti diare, sembelit, hingga konstipasi.<\/p>\n Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah antidiare, pencahar, obat anti inflamasi, antibiotik, dan probiotik. Sementara operasi diperlukan untuk mengatasi masalah usus besar, seperti polip, pendarahan, hingga kanker.<\/p>\n Kolon termasuk organ yang sederhana, perawatannya pun tidak sulit yaitu dengan memastikan tubuh tetap terhidrasi, bersih, dan mendapatkan pemeriksaan rutin.<\/p>\n Hindari gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, obesitas, dan konsumsi alkohol karena bisa mengganggu kesehatan kolon. Jangan lupa untuk konsumsi makanan berserat tinggi, seperti gandum utuh, buah-buahan, dan sayuran untuk mencegah kanker kolon.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Proses Pencernaan Makanan dan Penyerapan Nutrisi<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Verywell health. (2020). The Function of the Colon.<\/a> www.verywellhealth.com<\/span><\/p>\n WebMD. (2020). Picture of the Colon Anatomy & Common Colon Condition.<\/a>\u00a0<\/span><\/p>\n www.webmd.com<\/span><\/p>\n Steady Health. (2008). Anatomy and Physiology of the Colon<\/a>. www.steadyhealth.com<\/span><\/p>\nFungsi dan Cara Kerja Usus Besar<\/strong><\/h3>\n
Kondisi kesehatan terkait usus besar<\/strong><\/h3>\n
1. Kanker kolon<\/strong><\/h4>\n
2. Polip usus besar<\/strong><\/h4>\n
3. Radang usus besar<\/strong><\/h4>\n
4. Pendarahan<\/strong><\/h4>\n
5. Diare<\/strong><\/h4>\n
6. Infeksi bakteri<\/strong><\/h4>\n
Pemeriksaan Gangguan Usus Besar
\n<\/strong><\/h3>\n\n
Perawatan penyakit usus besar<\/strong><\/h3>\n
Tips merawat usus besar tetap sehat<\/strong><\/h3>\n