Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi<\/p>\n
Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari\u00a0<\/span><\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 6 Maret 2023<\/span><\/p>\n <\/p>\n Kehamilan merupakan momen yang ditunggu-tunggu setiap pasangan seusai sah menjadi suami istri. Sebagian banyak wanita memunculkan gejala bahwa mereka sedang hamil, namun beberapa di antaranya tidak memunculkan tanda. Oleh karena itu, penting mengetahui proses pembuahan sebelum hamil.<\/p>\n Mendeteksi kehamilan bisa Anda lakukan dengan bantuan dokter. Dokter akan menghitung usia kehamilan<\/a> Anda berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).<\/p>\n Perlu Anda perhatikan, penting bagi tiap pasangan untuk mengetahui proses pembuahan sebelum hamil. Hal ini berguna untuk mempersiapkan secara matang fase selama kehamilan hingga persalinan sang buah hati.<\/p>\n Dimulai dari Anda dan pasangan melakukan hubungan intim hingga mencapai orgasme, saat itu pria akan mengeluarkan air mani yang terdiri dari 350 jutaan sel sperma<\/a>. Sel sperma akan masuk ke dalam rahim mencari jalan menuju sel telur.<\/p>\n Saat orgasme, wanita sering kali mengalami kontraksi pada rahim. Hal ini yang membantu sel sperma dalam saluran reproduksi lebih mudah bertemu dengan sel telur.<\/p>\n Perjalanan sel sperma dari dinding rahim ke tuba falopi sekitar 18 cm dengan kecepatan 2,5 cm tiap 15 menit. Tidak sedikit sel sperma yang menghabiskan waktu hampir 12 jam untuk mencapai dan bertemu sel telur. Adapun waktu yang paling cepat sel sperma bertemu sel telur adalah sekitar 45 menit seusai berhubungan intim.<\/p>\n Saat sel sperma pertama yang bertemu dengan sel telur, sperma akan berusaha mencari celah untuk bisa menembus lapisan sel telur agar terjadi pembuahan. Pembuahan harus terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan.<\/p>\n Ketika salah satu sel sperma mampu menembus lapisan sel telur, sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan baru, sehingga sperma lain sulit menembusnya. Hal inilah yang disebut dengan proses pembuahan yang kemudian menjadi proses kehamilan.<\/p>\n Adapun jika sel sperma belum bisa bertemu dengan sel telur, sel sperma mampu bertahan di tuba falopi sekitar 7 hari setelah berhubungan intim. Saat sudah melewati waktu tersebut wanita mengalami ovulasi, maka masih ada peluang untuk terjadinya pembuahan hingga kehamilan.<\/p>\n Namun pada beberapa kasus, proses pembuahan mampu menghasilkan lebih dari 1 janin. Hal ini lebih familiar dengan istilah kehamilan gemelli atau hamil bayi kembar<\/a>.<\/p>\n Terdapat beberapa posisi hubungan intim yang dapat membantu sel sperma agar lebih mudah masuk ke dalam rahim. Dengan begitu, peluang terjadinya kehamilan menjadi lebih besar, seperti posisi misionaris, lying side by side, reverse cowgirl, <\/i>dan rear entry<\/i>. Selain itu, jumlah dan kualitas sperma dan sel telur harus dalam kondisi yang baik.<\/p>\n Baca Juga : <\/b>Kenali Aturan Berhubungan Intim Saat Hamil<\/a><\/p>\n Proses pembuahan merupakan awal dari kehamilan. Setelah sel sperma berhasil membuahi sel telur, materi genetik dari keduanya akan membentuk sel baru yang kemudian turun melalui tuba falopi menuju rahim.<\/p>\n Dalam perjalanan menuju rahim, sel tersebut terus membelah diri hingga menjadi lebih dari 100 sel ketika berada di rahim, lalu menjadi sebuah embrio. Embrio akan menanamkan diri di dinding rahim dan terus berkembang, proses ini disebut implantasi yang nantinya akan terjadi kehamilan.<\/p>\n Sekitar 1-2 hari, wanita akan mengalami perdarahan ringan saat implantasi, ini sangat wajar terjadi. Ketika dinding rahim semakin menguat dan leher rahim tertutup oleh cairan, di situ akan menjadi tempat embrio berkembang hingga berbentuk bayi.<\/p>\n Pada beberapa kasus, embrio tidak terbentuk dengan sempurna setelah terjadi pembuahan. Kondisi ini umum disebut dengan penyakit trofoblastik gestasional atau hamil anggur<\/a>.<\/p>\n Anda perlu waspada akan terjadinya kehamilan ektopik<\/a> atau sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim. Kehamilan ini perlu mendapatkan penanganan medis. Umumnya gejala kehamilan ektopik<\/a> adalah nyeri pada bahu, nyeri perut, hingga perdarahan.<\/p>\n Bagi Anda yang sedang menjalani program kehamilan, ada baiknya melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan saran terbaik terkait kondisi tubuh Anda.<\/p>\n Selain itu, jika Anda telah memasuki masa kehamilan, sebaiknya Anda selalu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan agar sang buah hati terpantau dengan baik.<\/p>\n Baca Juga : <\/b>Ketahui Jenis Kontraksi Selama Kehamilan<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Healthline. (2018). All About Conception.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n Healthline. (2018). Will It Hurt the Baby? Plus 9 More Questions About Safe Pregnancy Sex.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n Live Science. (2021). How to get pregnant: Tips and facts to increase fertility.<\/a> www.livescience.com<\/span><\/p>\nProses pembuahan<\/b><\/h3>\n
Hal yang terjadi setelah sel telur berhasil dibuahi sperma<\/b><\/h3>\n