{"id":20069,"date":"2021-10-15T11:15:41","date_gmt":"2021-10-15T04:15:41","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=20069"},"modified":"2021-10-15T11:15:41","modified_gmt":"2021-10-15T04:15:41","slug":"syok-kondisi-darurat-yang-perlu-diwaspadai","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/syok-kondisi-darurat-yang-perlu-diwaspadai\/","title":{"rendered":"Syok, Kondisi Darurat yang Perlu Diwaspadai!"},"content":{"rendered":"

Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n

Dalam dunia medis, syok merupakan suatu kondisi darurat yang terjadi ketika jaringan tubuh tidak mendapatkan oksigen, aliran darah, dan nutrisi yang cukup. Syok juga dapat terjadi karena adanya suatu komplikasi pada tubuh, cedera, maupun kondisi lainnya yang memengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh.<\/p>\n

Ketika seseorang mengalami syok, efek pertama yang mungkin akan dirasakan yaitu kehilangan kesadaran. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan kegagalan organ lain dan menimbulkan komplikasi. Apabila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat, syok bisa mengancam keselamatan jiwa.<\/p>\n

Agar hal ini tidak terjadi pada Anda maupun orang tersayang, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, serta penanganan yang tepat. Sebab, beberapa jenis syok memerlukan penanganan yang berbeda.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Syok Neurogenik: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya<\/a><\/p>\n

Jenis Syok<\/strong><\/h3>\n

Secara umum, syok terbagi atas 4 jenis. Keempat jenis ini dapat memengaruhi aliran darah, termasuk penurunan aliran darah ke sel dan jaringan. Berikut jenis-jenis syok:<\/p>\n

1. Syok Hipovolemik<\/strong><\/h4>\n

Syok hipovolemik<\/a> terjadi ketika tubuh kekurangan jumlah cairan dan volume darah yang mengalir di pembuluh darah mengalami penurunan.<\/p>\n

Jenis syok ini biasanya muncul ketika Anda kehilangan darah yang cukup banyak setelah mengalami cedera traumatis. Gejala syok hipovolemik biasanya ditandai dengan denyut nadi yang cepat, kulit terlihat pucat, serta tekanan darah cenderung rendah.<\/p>\n

2. Syok Kardiogenik (Syok Jantung)<\/strong><\/h4>\n

Sama seperti namanya, syok kardiogenik<\/a> atau syok jantung bisa terjadi ketika jantung tidak mampu bekerja untuk memompa darah sebagaimana biasanya.<\/p>\n

Penyebab utama syok jantung meliputi serangan jantung<\/a>, gagal jantung<\/a>, kehilangan darah yang cukup banyak, hingga cedera pada dada yang berakibat merusak jantung.<\/p>\n

Para medis dapat mengidentifikasi syok kardiogenik dengan mendeteksi ritme jantung, denyut nadi, tekanan darah, dan kadar oksigen pada tubuh.<\/p>\n

3. Syok Distributif<\/strong><\/h4>\n

Syok distributif atau dikenal sebagai syok vasodilatasi biasanya terjadi ketika pembuluh darah melebar dan darah mengalami penggumpalan di antara organ sel sehingga darah sulit mencapai jaringan.<\/p>\n

Jenis syok ini ditandai dengan tekanan darah rendah dengan gejala kemerahan atau pembengkakan pada bagian tubuh mana pun. Salah satu penyebabnya karena kondisi anafilaksis<\/a>, yang merupakan reaksi dari alergi parah dan sepsis<\/a>. Keracunan obat-obatan pun juga bisa menyebabkan syok distributif.<\/p>\n

4. Syok Obstruktif<\/strong><\/h4>\n

Syok obstruktif terjadi ketika aliran darah mengalami sumbatan. Dibandingkan dengan jenis syok lainnya, syok obstruktif lebih sulit untuk didiagnosa dan memerlukan tes khusus, seperti tes pencitraan (rontgen dada) dan tes diagnostik intervensi.<\/p>\n

Tanda dan Gejala Syok<\/strong><\/h3>\n

Gejala atau tanda yang muncul ketika mengalami syok mungkin bisa berbeda-beda pada tiap orang tergantung dari kondisi dan penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala umum yang mungkin Anda rasakan, yaitu:<\/p>\n