{"id":19482,"date":"2021-10-03T22:18:51","date_gmt":"2021-10-03T15:18:51","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=19482"},"modified":"2021-11-22T07:59:03","modified_gmt":"2021-11-22T00:59:03","slug":"cara-mendidik-anak-keras-kepala","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/cara-mendidik-anak-keras-kepala\/","title":{"rendered":"Dengarkan si Kecil, Ini 12 Cara Mendidik Anak Keras Kepala"},"content":{"rendered":"
Penulis : Ossy | Editor: Opie<\/p>\n
Anak yang keras kepala merupakan tantangan bagi orangtua maupun guru di sekolah. Sikap keras kepala dapat diartikan sebagai tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu, mencapai sesuatu, atau bertindak dengan cara tertentu.<\/p>\n
Anak yang keras kepala biasanya sulit mengubah pikiran, perilaku, tindakan mereka terlepas dari tekanan eksternal untuk melakukan sesuatu atau melarang mereka.<\/p>\n
Contohnya, seorang anak yang ingin makan mangga sebagai menu makan siangnya, akan sulit untuk dibujuk untuk makan nasi goreng saja.<\/p>\n
Keras kepala bisa terjadi karena faktor genetik, bisa juga karena pola asuh orangtua yang cenderung mengalah, atau interaksi keduanya.<\/p>\n
Baca Juga:<\/strong> Mengenal Bentuk Kekerasan Terhadap Anak dan Dampak Negatifnya<\/a><\/p>\n Kesabaran dan kelembutan hati amat diperlukan dalam menghadapi mereka. Meskipun butuh waktu, berikut beberapa kiat yang bisa dicoba dalam menghadapi anak keras kepala.<\/p>\n Anak keras kepala memiliki kebutuhan lebih untuk didengarkan. Mereka cenderung menjadi attention seeker<\/em> ketika tak juga didengar.<\/p>\n Karenanya, cobalah untuk mendengar sesuatu dari sudut pandang mereka. Contohnya, tanyakan alasan mengapa tidak mau menghabiskan makanannya ketimbang mengalah dengan menyuapi atau bahkan memarahinya.<\/p>\n Selalu mengalah pada anak atau justru terus memarahi anak akan berdampak terhadap psikis yang bisa menimbulkan masalah perilaku tambahan di masa depan.<\/p>\n Perdebatan adalah hal yang menyenangkan bagi mereka. Karenanya, jangan ajak mereka untuk berdebat karena ini tak akan ada habisnya.<\/p>\n Alih-alih mengajaknya bertengkar, cobalah untuk mendengar dan jadikan pokok permasalahan sebagai percakapan yang santai.<\/p>\n Anak keras kepala lebih suka melakukan sesuatu berdasarkan idenya sendiri, dan tidak suka diberi perintah.<\/p>\n Alih-alih memaksa naik ke tempat tidur, berilah pilihan membaca buku atau dongeng dengan boneka tangan.<\/p>\n Walaupun begitu, pilihan yang terlalu banyak akan membingungkan si kecil. Karenanya, sediakan setidaknya 2 sampai 3 opsi pilihan saja.<\/p>\n Anak bisa jadi mengira teriakan Anda sebagai genderang perang untuk memulai perkelahian. Karenanya, aturlah napas dan berusaha tenang tiap berkomunikasi dengan mereka.<\/p>\n Berilah penekanan pada kata-kata yang ingin Anda sampaikan dengan mimik muka yang serius tanpa mengintimidasi.<\/p>\n Anak akan lebih menghargai dan menerima otoritas Anda jika mereka merasa dihargai.<\/p>\n Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan agar mereka merasa dihargai:<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Kekerasan pada Anak dan Dampak Negatif bagi Mentalnya<\/a><\/p>\n Satunya kata dan tindakan akan membuat mereka yakin untuk mengimitasi perilaku Anda.<\/p>\n Sebagai contoh, anak akan ikut menjemur handuk mereka setelah mandi jika melihat Anda selalu melakukannya.<\/p>\n Memberinya perintah tanpa pernah memperlihatkan diri Anda melakukan hal baik yang serupa dan nyata hanya akan membuat mereka kebingungan dan mengabaikan perintah tersebut.<\/p>\n Cobalah untuk tidak mengabaikan apa yang mereka rasakan, pikirkan, atau katakan.<\/p>\n Berusahalah memakai sudut pandang mereka. Pemahaman yang baik akan sudut pandang anak akan membantu Anda dalam bertindak.<\/p>\n Ajak anak bekerja sama, jangan membuat anak patuh dengan terpaksa. Apalagi, anak\u00a0 keras kepala sangatlah sensitif terhadap bagaimana orang lain memperlakukan mereka.<\/p>\n Berhati-hatilah dalam menggunakan nada, bahasa tubuh, dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan mereka. Karena, ketika mereka merasa tak nyaman, mereka akan memberontak sebagai bentuk perlindungan diri.<\/p>\n Berikut adalah beberapa cara berkomunikasi dengan anak keras kepala:<\/p>\n Terkadang negosiasi diperlukan antara Anda dan anak. Alih-alih memaksa anak tidur pukul dua siang, buatlah kesepakatan bersama kapan ia harus tidur, dan konsekuensi apa yang didapatkan jika dilanggar.<\/p>\n Rumah seharusnya terasa damai dan nyaman. CIptakan lingkungan dan hubungan yang sehat.<\/p>\n Anak selalu mengobservasi lingkungan mereka. Jika mereka kerap melihat keributan ayah dan ibunya, mungkin saja mereka akan merasa tertekan, stres, dan memicu masalah perilaku.<\/p>\n Berikan pujian, tepukan hangat, pelukan, atau hadiah kecil sebagai penguat positif ketika anak melakukan sesuatu.<\/p>\n Semakin sering anak mendapat tanggapan positif, semakin besar kemungkinan mereka merasa didengar dan dihargai, sehingga semakin berpeluang mereka patuh dan tidak membuat onar.<\/p>\n Anak-anak membutuhkan aturan dan disiplin. Mereka harus menyadari bahwa tiap tindakan memiliki konsekuensi, entah baik atau buruk.<\/p>\n Konsekuensi dari tindakan si kecil sebaiknya segera Anda lakukan, agar anak dapat menghubungkan tindakan mereka.<\/p>\n Ingat, konsekuensi yang mereka dapatkan bukanlah agar mereka menderita, tetapi agar mereka menyadari kesalahannya.<\/p>\n Misal, ketika air yang ia bawa tumpah karena terburu-buru, segeralah meminta mereka membawakan lap dan beri penjelasan tentang akibat dari sikap terburu-buru tersebut.<\/p>\n Anak-anak keras kepala mungkin membuat Anda jengah, tetapi teruslah bersemangat untuk membantu mereka mengontrol emosi dan perilakunya.<\/p>\n Karena, karakter keras kepala yang dididik dengan tepat, dapat membuat mereka menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan cerdas.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Hindari Gizi Buruk, Ini Cara Pencegahan Stunting untuk Anak<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Tips Menghadapi Sikap Keras Kepala Anak<\/strong><\/h3>\n
1. Dengarkanlah mereka<\/strong><\/h4>\n
2. Jangan undang mereka untuk berdebat<\/strong><\/h4>\n
3. Beri mereka pilihan<\/strong><\/h4>\n
4. Meski sulit, hadapilah dengan tenang<\/strong><\/h4>\n
5. Hindari memaksa dan terapkan aturan dengan konsisten<\/strong><\/h4>\n
\n
6. Berilah contoh lewat tindakan<\/strong><\/h4>\n
7. Berempatilah dengan mereka<\/strong><\/h4>\n
8. Ajak mereka bekerja sama dan ubahlah cara bicara<\/strong><\/h4>\n
\n
9. Negosiasi<\/strong><\/h4>\n
10. Ciptakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan<\/strong><\/h4>\n
11. Berikan penguat positif<\/strong><\/h4>\n
12. Bantulah mereka menyadari bahwa tiap hal memiliki konsekuensi<\/strong><\/h4>\n