{"id":18657,"date":"2021-09-15T13:07:09","date_gmt":"2021-09-15T06:07:09","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=18657"},"modified":"2022-12-02T14:51:27","modified_gmt":"2022-12-02T07:51:27","slug":"dampak-negatif-kekerasan-pada-anak","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/dampak-negatif-kekerasan-pada-anak\/","title":{"rendered":"Mengenal Bentuk Kekerasan Terhadap Anak dan Dampak Negatifnya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 7 November 2022<\/p>\n <\/p>\n Kekerasan terhadap anak bisa terjadi di mana pun baik di rumah, lingkungan masyarakat, maupun di sekolah. Kekerasan pada anak juga bisa terjadi dalam dunia maya atau kerap disebut Kekerasan Berbasis Online (KBO).<\/p>\n Tak hanya itu, anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan dalam berbagai bentuk baik secara fisik maupun psikis, seperti kekerasan langsung, perundungan, dan termasuk penelantaran. Anak yang menjadi saksi atau terekspos pada tindakan kekerasan juga dapat masuk kategori korban kekerasan.<\/p>\n Banyak dampak negatif yang bisa anak dapatkan akibat kekerasan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan rentan mengalami hambatan dalam perkembangannya.<\/p>\n Bahkan, tidak menutup kemungkinan, anak yang menjadi korban kekerasan berisiko menjadi pelaku di kemudian hari akibat perilaku buruk yang tertanam pada diri mereka. Adanya dampak negatif kekerasan yang begitu banyak, penting bagi Anda memahami lebih jauh bentuk kekerasan dan faktor risikonya berikut ini.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Pahami Dampak Broken Home bagi Anak<\/a><\/p>\n Kategori usia anak menurut WHO adalah ia yang berada di bawah 18 tahun. Kekerasan terhadap anak berarti segala bentuk kekerasan yang mereka terima baik oleh orang tua, pengasuh, guru, maupun orang asing.<\/p>\n Kekerasan terhadap anak masuk ke dalam isu kesehatan masyarakat, hak asasi anak dan\/atau manusia, maupun masalah sosial.<\/p>\n Berdasarkan data WHO, lebih dari satu miliar anak usia 2-17 tahun selama 2019-2020 telah mengalami kekerasan dengan berbagai bentuk. Baik kekerasan secara verbal, fisik, seksual, emosional, dan penelantaran.<\/p>\n Cakupan tindak kekerasan terhadap anak memang luas. Namun, ada 6 yang aspek utama yang termasuk dalam kekerasan yang terjadi dalam berbagai tahap perkembangan anak:<\/p>\n Adapun faktor risiko yang menyebabkan kekerasan anak yakni:<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Dampak Baik dan Buruk Masturbasi pada Wanita<\/a><\/p>\n Ada beragam dampak kekerasan terhadap anak yang bisa dilihat dari jangka waktunya. Beberapa anak korban kekerasan langsung maupun saksi kekerasan merasakan dampaknya dalam waktu yang lama. Baik kondisi fisik dan mental.<\/p>\n Kekerasan bisa memengaruhi kondisi kondisi anak, seperti mengalami stres berkepanjangan, depresi, hilang empati, bahkan menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.<\/p>\n Menurut sebuah studi, selama kekerasan pada anak terus terjadi, kasus kekerasan secara umum pun akan terus meningkat.<\/p>\n Kekerasan terhadap anak bisa berpengaruh terhadap kehidupan anak hingga dewasa. Baik dari segi kesehatan mental, kesejahteraan, perkembangan, bahkan terhadap komunitas dan negara.<\/p>\n Menurut WHO, anak yang mengalami kekerasan akan merasakan dampak seperti berikut ini:<\/p>\n Anak yang mengalami kekerasan cenderung terancam jiwanya.<\/p>\n Baik sebagai korban langsung maupun melakukan kekerasan terhadap sesama remaja, telah menyebabkan mereka mengalami cedera parah.<\/p>\n Anak-anak yang terekspos langsung pada kekerasan berisiko mengalami gangguan perkembangan, kerusakan otak maupun sistem saraf, hingga sistem imun yang buruk.<\/p>\n Anak-anak korban kekerasan memiliki risiko lebih tinggi melakukan pengalihan stres pada hal yang buruk seperti alkohol, penyalahgunaan obat terlarang, perilaku seks yang berisiko tinggi, depresi, hingga mendorong untuk bunuh dirI.<\/p>\n Kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang diinduksi, masalah ginekologi, dan infeksi menular seksual, termasuk HIV.<\/p>\n Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya sebagian besar disebabkan oleh koping negatif dan perilaku berisiko kesehatan yang terkait dengan kekerasan.<\/p>\n Anak-anak korban kekerasan lebih mungkin untuk putus sekolah, mengalami kesulitan mencari dan mempertahankan pekerjaan, dan berisiko lebih tinggi menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>5 Dampak Negatif Media Sosial<\/a><\/p>\n <\/p>\nSumber<\/span> National Institute of Justice. (2016). Children Exposed to Violence<\/a>. nij.ojp.gov<\/span><\/p>\n Joyful Heart Foundation. Effects of Child Abuse and Neglect<\/a>. Joyfulheartfoundation.org\u00a0<\/span><\/p>\n Italian Journal of Pediatric. (2019). Physical, psychological and social impact of school violence on children<\/a>. Ijponline.biomedcentral.com\u00a0<\/span><\/p>\nBentuk Kekerasan Terhadap Anak<\/strong><\/h3>\n
\n
Faktor Risiko Kekerasan Anak<\/strong><\/h3>\n
\u00a0Level individu:<\/strong><\/h4>\n
\n
Level komunitas:<\/strong><\/h4>\n
\n
Level sosial:<\/strong><\/h4>\n
\n
Dampak Kekerasan Anak<\/strong><\/h3>\n
1. Kematian<\/strong><\/h4>\n
2. Cedera berat<\/strong><\/h4>\n
3. Merusak sistem saraf dan otak<\/strong><\/h4>\n
4. Sistem coping buruk<\/strong><\/h4>\n
5. Masalah terkait reproduksi<\/strong><\/h4>\n
6. Meningkatkan risiko penyakit tidak menular seiring bertambahnya usia anak<\/strong><\/h4>\n
7. Dampak peluang dan generasi mendatang<\/strong><\/h4>\n