Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n
Diafragma atau yang juga dikenal dengan nama lain diafragma toraks merupakan otot besar yang memisahkan dada dari perut. Otot tersebut berperan penting dalam melakukan proses respirasi, yakni proses pernapasan. Secara silih-berganti, diafragma membantu Anda menarik dan mengeluarkan napas.<\/p>\n
Bukan pekerjaan yang mudah untuk mengetahui apakah Anda mengalami masalah medis yang mengganggu diafragma Anda. Bila Anda mengalami gejala, biasanya gejalanya mencakup nyeri ulu hati, mual, dan sesak napas.<\/p>\n
Gangguan yang terjadi pada diafragma bisa berawal dari yang ringan, seperti cegukan sampai yang lebih parah, yaitu hernia hiatal atau kelumpuhan.<\/p>\n
Baca Juga: <\/strong>Mengenal Anatomi Paru-Paru<\/a><\/p>\n Diafragma merupakan otot berserat yang memiliki bentuk menyerupai parasut yang terbentang di antara dada dan perut. Bentuknya asimetris, karena kubah bagian kanan memiliki ukuran yang lebih besar dari yang kiri.<\/p>\n Diafragma mempunyai lubang yang dapat memperbolehkan struktur tertentu untuk menjangkau rongga dada dan perut. Ketika pergerakan terjadi secara teratur, diafragma tetap bernaung ke tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang.<\/p>\n Diafragma terdiri dari otot dan jaringan fibrosa. Tendon sentral merupakan bagian besar dari diafragma yang mengikat diafragma ke tulang rusuk.<\/p>\n Terdapat 3 lubang berukuran besar di dalam diafragma. Ketiga lubang tersebut meliputi:<\/p>\n Selain ketiga lubang tersebut, sebagian lubang yang berukuran lebih kecil juga mengizinkan saraf dan pembuluh darah yang lebih kecil mengalir melewatinya.<\/p>\n Diafragma menghampar di seluruh tubuh, mulai dari depan hingga ke belakang. Diafragma sendiri merupakan dasar rongga dada dan bagian tertinggi dari rongga perut.<\/p>\n Jantung, paru-paru, bagian atas dari kerongkongan terletak di rongga dada, di atas diafragma. Sedangkan kerongkongan bagian bawah, lambung, usus, hati, dan ginjal Anda terletak di bawah diafragma, yaitu di rongga perut.<\/p>\n Saraf frenikus kiri dan kanan mengantarkan sinyal untuk mengendalikan diafragma yang memperoleh pasokan darah yang terutama dari arteri frenikus inferior.<\/p>\n Diafragma memainkan peran utama dalam respirasi. Selain itu, diafragma juga memiliki segudang peran penting di luar pernapasan, seperti meningkatkan pergerakan otot ketika melahirkan, buang air besar, buang air kecil, muntah, dan mengangkat benda yang berat.<\/p>\n Peran lainnya adalah menekan kerongkongan untuk menghindari timbulnya refluks asam lambung.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Kenali Berbagai Jenis Penyakit Paru-paru<\/a><\/p>\n Gangguan yang terdapat di diafragma bisa memiliki pemicu yang bermacam-macam, bergantung dengan jenis gangguannya. Pemicunya mencakup:<\/p>\n Hernia diafragma muncul saat satu organ perut menonjol ke dada melalui lubang yang berada di diafragma. Penyakit ini bisa muncul ketika lahir. Kondisi ini dinamakan hernia diafragma kongenital (CDH).<\/p>\n Mengalami cedera karena kecelakaan atau operasi, menderita luka tusuk, atau luka tembak bisa menimbulkan hernia diafragma (ADH).<\/p>\n Gejalanya bisa beragam, bergantung dengan ukuran hernia, pemicu, dan organ yang terlibat. Gejala yang muncul termasuk kesulitan bernapas, pernapasan cepat, jantung berdenyut cepat, dan kulit berubah warna menjadi biru.<\/p>\n Diafragma juga bisa mengalami kram dan kejang<\/a>. Kondisi ini bisa berakibat pada timbulnya nyeri dada dan sesak napas yang sering di salah disalahartikan sebagai serangan jantung.<\/p>\n Saat kejang berlangsung, diafragma tidak kembali naik setelah bernapas. Akibatnya paru-paru menjadi menggembung dan memicu pengencangan diafragma yang bisa berdampak pada munculnya sensasi kram di dada.<\/p>\n Umumnya kejang diafragma pergi dengan sendirinya dalam beberapa jam atau hari.<\/p>\n Saat masa kehamilan, rahim mengembang yang berakibat diafragma menjadi terdorong ke atas. Hal ini bisa menyebabkan paru-paru menjadi tertekan dan menjadi pemicu kesulitan bernapas.<\/p>\n Selain itu, rasa sakit ringan dan sesak napas juga bisa timbul. Anda tidak perlu mengkhawatirkan gejala-gejala tersebut, karena gejalanya akan menghilang setelah melahirkan.<\/p>\n Pleuritis<\/a> merupakan kondisi meradangnya pleura, lapisan jaringan yang berada di bagian dalam rongga dada yang mengelilingi paru-paru.<\/p>\n Kondisi ini dapat memicu nyeri dada yang tajam ketika bernapas diikuti juga dengan sesak napas. Pada sebagian kasus pleuritis juga bisa memicu batuk, demam, dan terkadang nyeri yang menyerang bahu dan punggung.<\/p>\n Berbagai hal bisa berkontribusi merusak saraf frenikus, di antaranya:<\/p>\n Kerusakan tersebut berdampak pada munculnya disfungsi atau lumpuhnya diafragma. Seseorang yang mengalami kondisi ini tidak selalu mengalami gejala, tetapi bila gejala tersebut muncul biasanya mencakup:<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Mengenal Anatomi Tuba Falopi<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Healthline. (2018). Diaphragm Overview<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\n Medical News Today. (2018). What Can Cause Pain in the Diaphragm Area?<\/a>. www.medicalnewstoday.com<\/span><\/p>\n Northwestern Medicine. Causes and Diagnoses of Disorders of the Diaphragm<\/a>. www.nm.org<\/span><\/p>\nAnatomi Diafragma<\/strong><\/h3>\n
Struktur Diafragma<\/strong><\/h4>\n
\n
Lokasi Diafragma<\/strong><\/h4>\n
Fungsi Diafragma<\/strong><\/h4>\n
Gangguan pada Diafragma<\/strong><\/h3>\n
1. Hernia Diafragma<\/strong><\/h4>\n
2. Kram dan Kejang<\/strong><\/h4>\n
3. Kehamilan<\/strong><\/h4>\n
4. Pleuritis<\/strong><\/h4>\n
5. Kerusakan Saraf Frenikus<\/strong><\/h4>\n
\n
\n