Penulis: Heldania | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 7 Juni 2023<\/p>\n <\/p>\n Stunting,<\/em> menurut World Health Organization<\/em> (WHO), merupakan sebuah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk<\/a>, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.<\/p>\n Kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode awal pertumbuhan dan perkembangan si kecil ini tidak hanya berdampak pada ukuran tubuh yang pendek, namun juga menimbulkan dampak buruk lain.<\/p>\n Mengetahui cara pencegahan stunting<\/em> sangat penting mengingat pada survei yang dilakukan tahun 2019 lalu, diketahui sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami kondisi ini.<\/p>\n Stunting<\/em> sendiri disebabkan oleh banyak hal, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi.<\/p>\n Mari cegah stunting<\/em> yang dampaknya sulit untuk diperbaiki dan bisa merugikan masa depan anak dengan simak informasi berikut ini.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Ketahui Penyebab Stunting dan Cara Pencegahannya<\/a><\/p>\n Anak-anak dapat mengalami stunting<\/em> karena beberapa hal, di antaranya:<\/p>\n Perlu Anda ketahui, bayi membutuhkan sejumlah nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sejak berada di dalam kandungan.<\/p>\n Tak hanya asupan nutrisi untuk bayi, ibu juga wajib memahami cara untuk memenuhi asupan nutrisinya, sebab\u00a0Ibu yang tidak berada dalam keadaan sehat akan kesulitan dalam memberikan asupan nutrisi optimal untuk janin yang dikandungnya.<\/p>\n Usia 0-2 tahun bayi adalah waktu yang sangat krusial bagi proses tumbuh kembangnya.<\/p>\n Pada periode ini, si kecil membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan serta MPASI<\/a> yang berkualitas.<\/p>\n Apabila ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak, kemungkinan anak mengalami stunting<\/em> akan makin besar.<\/p>\n Selain kurangnya pengetahuan ibu, stunting<\/em> juga bisa dipicu oleh faktor lain seperti jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome<\/em>).<\/p>\n Kondisi yang terjadi karena konsumsi alkohol<\/a> berlebihan selama kehamilan ini kemungkinan diawali oleh kurangnya pengetahuan ibu soal larangan terhadap minum alkohol selama mengandung.<\/p>\n Bayi yang mengalami penyakit infeksi kronis yang berulang sejak lahir membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit.<\/p>\n Energi didapatkan dari asupan makanan, jadi dibutuhkan asupan yang cukup agar anak tidak mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.<\/em><\/p>\n Ibu perlu mencegah terjadinya infeksi dengan menambah banyak pengetahuan tentang cara menyiapkan makan yang benar untuk anak dan memerhatikan sanitasi di tempat tinggal.<\/p>\n Banyak anak-anak dari daerah tertinggal di Indonesia mengalami stunting<\/em> karena faktor kurangnya layanan kesehatan.<\/p>\n Di samping untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan diperlukan juga untuk memberi pengetahuan tentang gizi yang baik untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.<\/p>\n Stunting<\/em> juga bisa disebabkan oleh kesulitan mendapatkan air bersih dan sanitasi yang buruk. Anda harus sangat memerhatikan pemakaian air sumur.<\/p>\n Jika air sumur yang dipakai untuk masak atau minum tidak bersih, dampaknya erat dengan terjadinya infeksi. Anak kemungkinan besar akan menderita diare berulang-ulang dan infeksi cacing usus (cacingan<\/a>).<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Ketahui Apa itu Pedoman Gizi Seimbang?<\/a><\/p>\n Untuk mencegah stunting,<\/em> ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu:<\/p>\n Stunting<\/em> merupakan kondisi yang perlu dikhawatirkan karena gangguan tumbuh kembang akibat stunting<\/em> bersifat menetap. Artinya jika sudah terjadi, maka kondisi ini tidak dapat diatasi lagi.<\/p>\n Untungnya hal ini dapat dicegah, khususnya pada saat 1000 hari pertama kehidupan anak.<\/p>\n Salah satunya dengan cara memenuhi kecukupan berbagai nutrisi, seperti:<\/p>\n Bayi yang berusia lebih dari 6 bulan dapat mulai mengonsumsi makanan padat atau makanan pendamping air susu ibu (MPASI).<\/p>\n Anda perlu mendapatkan pengetahuan tentang apa saja makanan yang bisa diberikan untuk bayi dan menerapkannya agar anak mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.<\/p>\n Anda juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk melindungi anak dari beragam penyakit dan infeksi.<\/p>\n Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat:<\/p>\n Proses ini dilakukan dengan meletakkan bayi yang baru lahir pada dada atau perut sang ibu.<\/p>\n Secara alami, bayi akan mencari sendiri sumber ASI lalu kemudian menyusu.<\/p>\n Selain melakukan inisiasi menyusui dini, ibu juga perlu memberikan ASI eksklusif untuk mencegah stunting.<\/em><\/p>\n Langkah ini cukup krusial agar tahapan pertumbuhan anak bisa dipantau dan kemudian dibandingkan dengan kurva pertumbuhan dari WHO.<\/p>\n Melakukan pemeriksaan semacam ini bisa mendeteksi adanya gagal tumbuh pada anak.<\/p>\n Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan setiap bulan bagi anak berusia di bawah 1 tahun dan setiap 3 bulan untuk anak berusia 1-2 tahun.<\/p>\n Tidak hanya memantau tinggi badan dan berat badan anak, pemeriksaan rutin ini juga dibutuhkan sebagai bentuk evaluasi potensi terjadinya infeksi pada anak, seperti:<\/p>\n Stunting<\/em> memang tidak dapat diperbaiki, namun Anda tetap bisa melakukan penanganan sedini mungkin untuk mencegahnya dan agar kondisi anak tidak semakin parah.<\/p>\n Pastikan untuk melakukan konsultasi sesegera mungkin dengan dokter anak apabila anak terlihat lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya dan mengalami sejumlah potensi gangguan kesehatan dan pertumbuhan lainnya.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Pemberian MPASI Pertama Bayi Usia 6 Bulan<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Kementerian Sekretariat Negara RI Sekretariat Wakil Presiden. (2020). Prevent Stunting<\/a>. stunting.go.id<\/span><\/p>\n Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. www.p2ptm.kemkes.go.id<\/span><\/p>\n World Health Organization. (2015). Stunting in a nutshell<\/a>. www.who.int<\/span><\/p>\nPenyebab Stunting<\/strong><\/h3>\n
1. Kurangnya pengetahuan ibu soal asupan nutrisi yang baik untuk anak<\/strong><\/h4>\n
2. Anak mengalami infeksi kronis yang berulang<\/strong><\/h4>\n
3. Kurangnya layanan kesehatan<\/strong><\/h4>\n
4. Sanitasi buruk dan kesulitan dalam mendapatkan air bersih\u00a0<\/strong><\/h4>\n
Pencegahan Stunting<\/strong><\/h3>\n
1. Pastikan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui terpenuhi<\/strong><\/h4>\n
\n
2. Dapatkan pengetahuan mengenai MPASI secara optimal<\/strong><\/h4>\n
3. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat<\/strong><\/h4>\n
\n
4. Melakukan inisiasi menyusui dini<\/strong><\/h4>\n
5. Melakukan pemeriksaan anak ke Posyandu atau Puskesmas secara rutin<\/strong><\/h4>\n
\n
6. Konsultasi dengan dokter secara rutin<\/strong><\/h4>\n