{"id":16085,"date":"2021-07-15T17:34:07","date_gmt":"2021-07-15T10:34:07","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=16085"},"modified":"2023-01-31T06:50:42","modified_gmt":"2023-01-30T23:50:42","slug":"janin-tidak-berkembang-blighted-ovum","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/janin-tidak-berkembang-blighted-ovum\/","title":{"rendered":"Memahami Lebih Jauh Istilah Janin Tidak Berkembang (Blighted Ovum)"},"content":{"rendered":"

Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari\u00a0<\/span><\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 31 Januari 2023<\/span><\/p>\n

 <\/p>\n

Bagi seorang wanita yang sudah menikah, memiliki seorang anak merupakan anugerah Tuhan yang paling dinanti-nanti. Karenanya, para calon ibu akan senantiasa menjaga dengan baik anugerah yang ia miliki.<\/p>\n

Misalnya saja ketika hamil, para calon ibu tentunya akan melakukan pemeriksaan rutin guna mengetahui perkembangan sang jabang bayi untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembangnya di dalam kandungan.<\/p>\n

Dalam ilmu kedokteran, ada sebuah istilah yang erat kaitannya dengan ibu hamil dan cukup menjadi momok menakutkan. Istilah itu disebut dengan blighted ovum<\/em> atau janin tidak berkembang. Beberapa orang menggambarkan kondisi ini dengan pertumbuhan janin yang lambat. Padahal, janin tidak berkembang artinya tidak ada kehamilan yang terjadi atau kehamilan kosong.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Janin Aktif Sebelah Kanan, Apakah Berbahaya?<\/a><\/p>\n

Apa itu Blighted Ovum?<\/strong><\/h3>\n

Menurut penjelasan medis, seharusnya sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim seperti yang terjadi pada kehamilan normal. Namun, pada kasus blighted ovum<\/em>, sel telur tidak berkembang menjadi embrio sehingga menyebabkan keguguran.<\/p>\n

Janin tidak berkembang dapat didiagnosis menggunakan ultrasound<\/em> <\/a>sekitar minggu ketujuh kehamilan, dengan tanda kantung kehamilan yang lebih kecil dari ukuran normalnya, bahkan pada beberapa kasus janin kosong dan tidak mengandung embrio.<\/p>\n

Pada kehamilan normal, sperma akan membuahi sel telur segera mungkin setelah terjadinya ovulasi. Dalam beberapa jam, telur yang telah dibuahi tersebut mulai membelah dan akhirnya membentuk embrio. Implantasi memacu plasenta untuk mulai berkembang dan kadar hormon meningkat. Embrio terus tumbuh dan bisa terlihat sebagai bintik atau calon janin pada USG sekitar minggu kelima sampai keenam kehamilan.<\/p>\n

Penyebab Janin Tidak Berkembang<\/strong><\/h3>\n

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga keguguran sel telur yang rusak melibatkan kelainan genetik. Telur yang dibuahi memiliki kromosom ekstra atau kehilangan satu kromosom. Ini berarti, sel telur tidak memiliki campuran materi genetik yang tepat untuk terus berkembang.<\/p>\n

Kondisi janin tidak berkembang bisa terjadi begitu dini sehingga sulit dideteksi. Belum jelas kapan kondisi ini paling sering terjadi. Apakah pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya. Sebagian besar, kasus ini terjadi sekali saja dan tidak terjadi pada kehamilan berikutnya.<\/p>\n

Akan tetapi, apabila Anda mengalami lebih dari satu kali janin tidak berkembang, pastikan untuk melakukan tes agar diketahui lebih lanjut penyebab pastinya. Sebab, kondisi ini bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon atau mutasi genetik.<\/p>\n

Gejala Janin Tidak Berkembang<\/strong><\/h3>\n

Ketika mengalami kondisi blighted ovum<\/em>, gejalanya akan terasa mirip dengan kehamilan pada umumnya. Banyak orang dengan kondisi blighted ovum<\/em> mendapatkan hasil tes kehamilan positif dan mengalami gejala, seperti mual di pagi hari<\/a>, payudara sakit, dan kembung.<\/p>\n

Ketika sel telur yang dibuahi gagal berkembang menjadi embrio, kadar hCG mulai turun dan gejala kehamilan akan mulai hilang. Pada titik ini, mulai muncul tanda-tanda keguguran. Berikut beberapa gejala yang muncul jika mengalami blighted ovum:<\/em><\/p>\n