{"id":16023,"date":"2021-07-19T15:25:19","date_gmt":"2021-07-19T08:25:19","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=16023"},"modified":"2022-10-31T21:39:46","modified_gmt":"2022-10-31T14:39:46","slug":"pahami-dampak-broken-home-bagi-anak","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/pahami-dampak-broken-home-bagi-anak\/","title":{"rendered":"Pahami Dampak Broken Home bagi Anak"},"content":{"rendered":"
Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi<\/p>\n
Ditinjau oleh:\u00a0dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 28 Oktober 2022<\/p>\n <\/p>\n Broken home <\/i>merupakan mimpi buruk bagi semua orang. Tidak hanya pasangan yang ditinggalkan, broken home<\/em> juga berpengaruh terhadap anak.<\/p>\n Umumnya, broken home <\/i>terjadi karena perceraian. Namun perlu Anda ketahui, broken home <\/i>juga bisa terjadi karena salah satu orang tua anak meninggal. Ketika hal ini terjadi, tentunya akan memengaruhi perkembangan anak.<\/p>\n Melalui sudut pandang psikologi, anak dapat merasakan broken home<\/i> walau berada dalam keluarga yang utuh sekalipun. Ini terjadi karena kebutuhan afeksi seorang anak tidak terpenuhi karena salah satu orang tua meninggalkan rumah dan tidak memberikan kasih sayang yang utuh untuk pasangan dan anaknya.<\/p>\n Idealnya, keluarga merupakan tempat untuk anak bertumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat, baik secara mental maupun fisik.<\/p>\n Terdapat ciri-ciri yang menandakan keluarga mengalami broken home<\/i>, meliputi:<\/p>\n Perlu Anda ketahui, walau tidak berpisah, pertengkaran orang tua dapat melukai hati anak. Orang tua cenderung tidak memikirkan hal tersebut, hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja.<\/p>\n Jika kondisi ini terjadi terlalu lama, maka akan memunculkan berbagai reaksi dan dampak yang akan memengaruhi hubungan anak dengan orang tua.<\/p>\n Broken home<\/i> dapat berdampak yang buruk, terutama pada kesehatan mental anak. Berikut dampak pada anak yang perlu Anda ketahui.<\/p>\n Perpisahan orang tua menyisakan luka yang mendalam bagi anak. Hal ini membuat anak mudah sedih dan kehilangan motivasi untuk menjadi penyemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.<\/p>\n Ketika anak mudah sedih dan kehilangan motivasi, tidak jarang akan menimbulkan dampak lain yang berkepanjangan, yaitu terlalu larut dalam kesedihan.<\/p>\n Anak akan menyadari bahwa apa yang sudah dilalui oleh keluarganya akan hilang begitu saja, hanya meninggalkan kenangan indah yang tidak dapat terulang kembali.<\/p>\n Adanya kecenderungan untuk menjadi individu yang lebih posesif pada anak yang mengalami broken home<\/i> dalam lingkungan atau percintaannya.<\/p>\n Sifat posesif bisa muncul karena haus kasih sayang yang tidak didapat dari keluarganya. Adapun kecenderungan memiliki rasa cemburu yang berlebihan kepada orang di sekitarnya.<\/p>\n Baca Juga : <\/strong>Pentingnya Melatih Kemampuan Motorik Anak<\/a><\/p>\n Anak broken home<\/i> juga akan cenderung memiliki rasa cemas berlebih, sehingga membuat mereka sulit untuk melakukan interaksi sosial yang aktif dan positif.<\/p>\n Saat terjadinya perceraian orang tua, anak akan merasa kehilangan kasih sayang orang tua karena kasih sayang tersebut tidak dapat kembali seperti sediakala.<\/p>\n Anak broken home<\/i> juga akan merasa tidak ada sosok yang tepat menggantikan peran orang tua, di mana mereka mendapatkan kasih sayang yang utuh.<\/p>\n Mental anak broken home <\/i>akan cenderung lemah dan menganggap hidupnya tidak seberuntung orang lain. Hal tersebut menyebabkan anak tidak memiliki identitas diri yang kuat dan perasaan berharga.<\/p>\n Salah satu dampak yang cukup parah adalah ketika anak broken home<\/i> merasa trauma saat memiliki hubungan dengan orang lain. Hal ini mungkin didasari oleh pengalaman buruk dalam keluarga, sehingga takut untuk membuka diri dan memiliki hubungan dengan orang lain.<\/p>\n Anak broken home<\/i> akan lebih sulit percaya dengan orang lain dan menganggap orang lain sedang berbohong kepadanya.<\/p>\n Timbulnya perasaan sulit menaruh kepercayaan kepada orang lain ini dapat menyebabkan anak lebih mudah putus asa dan sering berkecil hari ketika berhubungan dengan orang lain.<\/p>\n Perceraian orang tua akan membuat perubahan peran anak. Misalnya, anak sulung mengambil peran orang tua untuk adik-adiknya, baik untuk melakukan pekerjaan rumah ataupun dalam urusan mencari nafkah.<\/p>\n Tidak jarang anak broken home<\/i> merasa bahwa dirinya adalah penyebab dari perceraian orang tuanya. Padahal hal tersebut belum tentu benar adanya. Jika kondisi ini terus menerus terjadi maka kesehatan mental akan menjadi taruhannya.<\/p>\n Terdapat beberapa cara untuk mencegah dampak broken home<\/i> pada anak yang dapat dilakukan orang tua, meliputi:<\/p>\n Baca Juga : <\/strong>Efek Negatif dan Positif Gadget pada Anak<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Brown University. (2021). Understanding Dysfunctional Relationship Patterns in Your Family.<\/a> www.brown.edu<\/span><\/p>\n Healthline. (2020). 10 Effects of Divorce on Children \u2014 and Helping Them Cope.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n NCBI. (2014). The impact of family structure on the health of children: Effects of divorce*.<\/a> www.ncbi.nlm.nih.gov<\/span><\/p>\n The News International. (2015). The effect of a broken family.<\/a> www.thenews.com.pk<\/span><\/p>\nCiri-ciri <\/b>broken home<\/i><\/b><\/h3>\n
\n
Dampak b<\/b>roken home<\/i><\/b> bagi Anak<\/b><\/h3>\n
1. Mudah sedih dan kehilangan motivasi<\/b><\/h4>\n
2. Terlalu larut dalam kesedihan<\/b><\/h4>\n
3. Menjadi lebih posesif<\/b><\/h4>\n
4. Rasa cemas berlebih (<\/b>anxiety disorder<\/i><\/b><\/a>)<\/b><\/h4>\n
5. Kehilangan kasih sayang orang tua<\/b><\/h4>\n
6. Tidak memiliki identitas diri<\/b><\/h4>\n
7. Trauma memiliki hubungan dengan orang lain<\/b><\/h4>\n
8. Sulit mempercayai orang lain<\/b><\/h4>\n
9. Perubahan peran anak<\/b><\/h4>\n
10. Menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab perceraian orang tua<\/b><\/h4>\n
Cara mencegah dampak <\/b>broken home<\/i><\/b> pada anak<\/b><\/h3>\n
\n