{"id":15800,"date":"2021-07-08T20:13:13","date_gmt":"2021-07-08T13:13:13","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=15800"},"modified":"2021-07-08T20:13:13","modified_gmt":"2021-07-08T13:13:13","slug":"mengenal-diuretik-salah-satu-obat-untuk-hipertensi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/mengenal-diuretik-salah-satu-obat-untuk-hipertensi\/","title":{"rendered":"Mengenal Diuretik, Salah Satu Obat untuk Hipertensi"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dita | Editor: Umi<\/p>\n

Diuretik merupakan salah satu kelas obat-obatan yang paling banyak digunakan untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Obat ini bekerja menurunkan tekanan darah dengan membuang kelebihan air dan garam di dalam tubuh melalui ginjal. Efeknya, jantung akan memompa darah dengan lebih baik.<\/p>\n

Diuretik dikenal juga dengan sebutan \u2018pil air\u2019. Selain untuk menurunkan tekanan darah tinggi, obat-obatan ini juga digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan masalah ginjal.<\/p>\n

Diuretik juga bisa membantu membuat pernapasan menjadi lebih mudah. Untuk tekanan darah diuretik dapat dikonsumsi secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat-obatan lain.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Cara Kerja Nifedipine untuk Atasi Hipertensi<\/a><\/p>\n

Jenis-jenis Diuretik<\/strong><\/h3>\n

Secara umum, ada 3 jenis diuretik yang biasa digunakan untuk pengobatan yakni diuretik thiazide<\/em>, loop,<\/em> dan diuretik hemat kalium. Semuanya memiliki cara kerja yang sama yakni membuat tubuh Anda mengeluarkan lebih banyak cairan dalam bentuk urin.<\/p>\n

Diuretik Thiazide<\/em><\/strong><\/h4>\n

Diuretik jenis thiazide<\/em> adalah yang paling sering diresepkan. Obat ini paling umum dipakai untuk mengatasi tekanan darah tinggi<\/a>. Tidak hanya bekerja dengan cara mengurangi penyerapan natrium pada distal tubulus ginjal, thiazide<\/em> juga bisa membuat pembuluh darah menjadi relaks.<\/p>\n

Thiazide<\/em> kadang diminum dengan obat lain yang digunakan untuk mengatasi hipertensi. Beberapa contoh obat-obatan diuretik jenis thiazide<\/em> adalah klortalidon hidroklorotiazid (mikrozida), metolazon, dan indapamide.<\/p>\n

Diuretik Loop<\/em><\/strong><\/h4>\n

Diuretik loop<\/em> lebih sering diresepkan pada pasien gagal ginjal<\/a>. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi penyerapan natrium, kalium, dan klorida pada lengkung Henle di organ ginjal.<\/p>\n

Efeknya, jumlah air dan garam yang dikeluarkan lewat urin juga akan meningkat. Contoh diuretik loop<\/em> meliputi torsemida, furosemid<\/a>, dan bumetanida.<\/p>\n

Diuretik Hemat Kalium<\/strong><\/h4>\n

Diuretik hemat kalium bekerja dengan cara mengurangi kadar cairan dalam tubuh Anda tanpa membuat tubuh kehilangan kalium, salah satu nutrisi penting. Jenis diuretik lainnya bisa menyebabkan Anda kehilangan kalium yang bisa memicu masalah kesehatan lain, seperti aritmia<\/a> (detak jantung tidak beraturan).<\/p>\n

Diuretik hemat kalium dapat diresepkan kepada pasien yang berisiko mengalami kadar kalium rendah, seperti mereka yang mengonsumsi obat-obatan yang bisa menguras kalium dalam tubuh. Contoh diuretik hemat kalium termasuk amilorida, triamteren, spironolakton (Aldakton) dan eplerenone.<\/p>\n

Bagaimana Dosis Penggunaan Diuretik?<\/strong><\/h3>\n

Ikuti petunjuk pada label kemasan. Kalau dokter meresepkan obat tersebut untuk diminum satu kali dalam sehari, minumlah di pagi hari segera setelah selesai sarapan. Jika Anda mengonsumsi lebih dari satu dosis sehari, konsumsi dosis yang terakhir selambat-lambatnya pukul 4 sore.<\/p>\n

Jumlah dosis yang harus diminum setiap harinya, jeda waktu antara dosis, dan berapa lama Anda harus mengonsumsinya tergantung pada kondisi dan jenis diuretik yang Anda konsumsi. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.<\/p>\n

Apakah Ada Efek Samping Konsumsi Diuretik?<\/strong><\/h3>\n

Jika diminum sesuai dosis anjuran, diuretik sangat aman dikonsumsi. Namun, tetap ada beberapa efek samping yang mungkin Anda rasakan antara lain:<\/p>\n