{"id":15790,"date":"2021-07-08T15:51:22","date_gmt":"2021-07-08T08:51:22","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=15790"},"modified":"2022-10-30T20:14:06","modified_gmt":"2022-10-30T13:14:06","slug":"ketahui-faktor-risiko-hipospadia-dan-gejalanya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-faktor-risiko-hipospadia-dan-gejalanya\/","title":{"rendered":"Ketahui Faktor Risiko Hipospadia dan Gejalanya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Justina | Editor: Ratna<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 24 Oktober 2022<\/p>\n <\/p>\n Hipospadia adalah suatu kondisi di mana bayi mengalami cacat lahir pada uretra yang tidak berkembang baik di penis. Uretra sendiri merupakan saluran yang bertugas untuk menyalurkan urin dan sperma melalui penis agar keluar dari tubuh.<\/p>\n Akan tetapi, kondisi ini sering terjadi, dan tidak menimbulkan kesulitan dalam merawat bayi. Untuk mengobatinya, biasanya dilakukan tindakan pembedahan untuk mengembalikan penampilan normal penis bayi.<\/p>\n Jika pengobatannya berhasil, maka bayi akan bisa melakukan buang air kecil secara normal, dan selanjutnya ketika sudah dewasa juga memiliki sistem reproduksi yang normal.<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Kenali Gejala Peradangan Orchitis pada Penis<\/a><\/p>\n Jika bayi mengalami kondisi tersebut, maka lubang uretranya akan terletak di bagian bawah penis, dan bukan di ujungnya. Dalam kebanyakan kasus, pembukaan uretra justru berada di dalam kepala penis.<\/p>\n Untuk kasus yang lebih jarang, lubang uretra ada yang berada di tengah atau pada pangkal penis. Sedangkan untuk kasus yang jarang terjadi, lubang uretra bisa berada di dalam atau di bawah skrotum.<\/p>\n Tanda dan gejala hipospadia yaitu:<\/p>\n Hipospadia dapat terjadi saat lahir atau kondisi bawaan. Ketika janin laki-laki sedang terjadi perkembangan penis, maka hormon tertentu akan merangsang pembentukan uretra dan kulup.<\/p>\n Jika terjadi malfungsi pada hormon-hormon tersebut, maka uretra dapat berkembang secara tidak normal. Akan tetapi pada kebanyakan kasus, penyebab pasti masih belum diketahui.<\/p>\n Terkadang, gangguan ini bersifat genetik, tetapi lingkungan juga dapat berperan menimbulkan kelainan tersebut.<\/p>\n Meskipun penyebab kondisi ini biasanya tidak diketahui, terdapat beberapa faktor risiko hipospadia seperti berikut ini.<\/p>\n Jika hipospadia tidak diobati, dapat menyebabkan hal sebagai berikut:<\/p>\n Perawatan atau pengobatan untuk mengatasi hipospadia tergantung pada jenis kelainan yang dimiliki anak laki-laki. Akan tetapi, sebagian besar kasus hipospadia tetap memerlukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki kelainan tersebut.<\/p>\n Hipospadia biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik setelah bayi lahir. Tujuan dari perbaikan atau pengobatan hipospadia adalah agar penis menjadi lurus dengan uretra di tempat yang tepat, yaitu di ujung penis.<\/p>\n Bayi dengan hipospadia juga tidak boleh disunat. Dokter bedah dapat menggunakan kulit ekstra dari kulup yang tidak disunat untuk melakukan perbaikan.<\/p>\n Selama operasi, ahli urologi akan melakukan hal sebagai berikut:<\/p>\n Jika diperlukan tindakan pembedahan, pada umumnya hal tersebut akan dilakukan saat anak laki-laki sudah berusia antara 3-18 bulan. Dalam beberapa kasus, operasi dilakukan secara bertahap.<\/p>\n Beberapa perbaikan yang dilakukan selama tindakan pembedahan termasuk menempatkan lubang uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan pada penis, dan memperbaiki kulit pada sekitar lubang uretra.<\/p>\n Hal ini disebabkan karena dokter mungkin perlu untuk menggunakan kulup guna melakukan beberapa perbaikan, oleh karena itu bayi laki-laki dengan kelainan hipospadia tidak boleh disunat.<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Gangguan Fimosis pada Penis<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Gejala Hipospadia<\/h3>\n
\n
Penyebab Hipospadia<\/h3>\n
Faktor Risiko Hipospadia<\/h3>\n
\n
Komplikasi Hipospadia<\/h3>\n
\n
Pengobatan Hipospadia<\/h3>\n
\n