{"id":14941,"date":"2021-06-17T09:15:47","date_gmt":"2021-06-17T02:15:47","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=14941"},"modified":"2021-06-17T09:15:47","modified_gmt":"2021-06-17T02:15:47","slug":"intoleransi-laktosa","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/intoleransi-laktosa\/","title":{"rendered":"Apa Itu Intoleransi Laktosa?"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n

Intoleransi laktosa merupakan ketidakmampuan tubuh dalam memecah jenis gula alami yang bernama laktosa. Umumnya laktosa terdapat di beberapa produk susu, seperti susu dan yoghurt.<\/p>\n

Ketika Anda mengalami intoleransi laktosa, Anda bisa mengalami diare, dan kembung setelah makan atau minum produk susu, seperti susu, es krim, yoghurt, dan keju.<\/p>\n

Kondisi ini biasanya memang tidak berbahaya, tetapi gejala yang muncul bisa membuat Anda merasa tidak nyaman. Pada umumnya intoleransi laktosa dapat diobati dengan cukup mudah. Anda bisa mencegah dampaknya dengan mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Kenali Tanda Anak Alergi Susu Sapi dan Cara Mengatasinya<\/a><\/p>\n

Penyebab Intoleransi Laktosa<\/strong><\/h3>\n

Laktosa merupakan sejenis gula yang terdapat di dalam susu. Tubuh Anda memerlukan enzim bernama enzim laktase, yaitu enzim yang dihasilkan di usus kecil untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.<\/p>\n

Intoleransi laktosa muncul saat tubuh Anda tidak mempunyai kadar enzim laktase yang cukup. Bila tubuh Anda tidak mampu memecah laktosa dengan baik, laktosa bisa tetap ada di dalam sistem pencernaan hingga berakhir dikeluarkan dalam bentuk feses, alih-alih diserap.<\/p>\n

Kelebihan laktosa di dalam sistem pencernaan bisa memicu mengalirnya cairan ke dalam usus besar, dan menjadi pemicu terjadinya gejala intoleransi laktosa, seperti diare dan kram perut<\/a>.<\/p>\n

Jenis-Jenis Intoleransi Laktosa<\/strong><\/h3>\n

Terdapat 4 jenis intoleransi laktosa utama, masing-masing memiliki penyebab yang beragam:<\/p>\n

1. Intoleransi Laktosa Primer<\/strong><\/h4>\n

Intoleransi jenis ini merupakan penyebab paling umum dari intoleransi laktosa di seluruh dunia. Jenis intoleransi laktosa primer disebabkan oleh kesalahan genetik yang diturunkan dalam keluarga.<\/p>\n

Kondisi ini berkembang ketika kadar laktase yang dihasilkan menurun seiring bertambahnya usia. Biasanya intoleransi jenis ini terjadi setelah usia 2 tahun, saat pemberian ASI atau susu botol berhenti, meskipun gejalanya baru muncul pada usia remaja atau dewasa.<\/p>\n

2. <\/strong>Intoleransi Laktosa Sekunder<\/h4>\n

Intoleransi laktosa sekunder merupakan intoleransi laktosa yang terjadi akibat penyakit usus, seperti penyakit celiac<\/a> dan radang usus<\/a>, atau adanya cedera pada usus kecil.<\/p>\n

Kondisi laktase jenis ini dapat disembuhkan dengan mengobati masalah yang mendasarinya.<\/p>\n

3. Intoleransi Laktosa Bawaan<\/strong><\/h4>\n

Intoleransi laktosa bawaan merupakan jenis intoleransi laktosa yang terjadi karena keturunan. Kondisi intoleransi laktosa ini sangat jarang terjadi. Kerusakan pada gen bisa berpindah dari orang tua ke anak mereka, yang menyebabkan anak mereka tidak memiliki laktase.<\/p>\n

Pada kasus ini, bayi Anda tidak bisa mengonsumsi ASI atau susu formula dengan laktosa. Bila mengonsumsinya mereka akan mengalami diare.<\/p>\n

Bila tidak terdeteksi dan dirawat sejak dini, kondisi ini bisa menyebabkan kematian. Diare sendiri bisa menjadi pemicu bayi mengalami dehidrasi dan kehilangan cairan. Kondisi ini bisa ditangani dengan mudah, Anda bisa memberikan bayi Anda susu formula tanpa kandungan laktosa.<\/p>\n

4. <\/strong>Intoleransi Laktosa Masa Perkembangan<\/h4>\n

Intoleransi laktosa perkembangan merupakan jenis intoleransi laktosa yang muncul pada bayi yang lahir prematur. Umumnya kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya, dan hanya terjadi beberapa saat setelah bayi lahir.<\/p>\n

Baca Juga: <\/strong>Ketahui 5 Bakteri Menguntungkan bagi Tubuh<\/a><\/p>\n

Gejala Intoleransi Laktosa<\/strong><\/h3>\n

Gejala intoleransi laktosa umumnya berkembang dalam beberapa jam setelah makan makanan atau minum minuman yang mengandung laktosa. Gejala-gejala tersebut mencakup:<\/p>\n