{"id":13936,"date":"2021-05-16T10:36:11","date_gmt":"2021-05-16T03:36:11","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=13936"},"modified":"2021-05-16T10:36:11","modified_gmt":"2021-05-16T03:36:11","slug":"ketahui-penyebab-gejala-diagnosis-dan-pengobatan-amebiasis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-penyebab-gejala-diagnosis-dan-pengobatan-amebiasis\/","title":{"rendered":"Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan Amebiasis"},"content":{"rendered":"

Penulis: Meimei | Editor: Agnes<\/p>\n

Amebiasis adalah jenis penyakit parasit yang lebih dikenal secara umum dengan nama disentri amuba. Istilah penyakit ini mungkin masih asing di telinga banyak orang namun dampaknya sangat besar bagi kesehatan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Entamoeba histolytica atau amuba lainnya misalnya E. Dispar.<\/p>\n

Sayangnya penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Entamoeba histolytica hanya menimbulkan gejala pada 10% dari penderita yang terinfeksi. Oleh karena itu, penderitanya seringkali tidak sadar sedang terinfeksi bakteri ini karena tidak menunjukkan gejala apa pun. Organisme bersel satu ini dapat menyebabkan disentri dan masalah usus besar termasuk abses hati.<\/p>\n

Meski demikian, parasit ini juga dapat menyebabkan kerusakan yang sama parahnya pada organ tubuh lain. Misalnya saja pada paru-paru, otak, dan ginjal. Hal itu dibuktikan dengan tingkat kematian berkisar 50.000 sampai 100.000 kasus di seluruh dunia tiap tahun akibat penyakit ini.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Ketahui Efek Samping Obat Pencuci Perut Sebelum Mengonsumsinya<\/a><\/p>\n

Penyebab Amebiasis<\/h3>\n

Penyakit ini muncul di tubuh manusia ketika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi amoeba ini. Hal ini juga bisa ditularkan melalui kulit, misalnya saja saat seseorang bersentuhan dengan tinja yang sudah terkontaminasi parasit tersebut. Praktik seksual oral dan anal juga bisa memberikan risiko yang sama.<\/p>\n

Perpindahan ini bertransformasi menjadi trofozoit di dalam kolon dan menyerang penghalang mukosa sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan diare. Trofozoit ini dapat mencapai sirkulasi darah portal ke hati dan akhirnya menuju ke organ lain. Oleh karena sifatnya ini, amebiasis hanya menginfeksi manusia dan bukan jenis organisme yang hidup bebas tanpa inang.<\/p>\n

Kasus penyakit amebiasis muncul di berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Namun kecenderungannya lebih tinggi di negara tropis dengan sanitasi yang buruk. Diperburuk lagi apabila daerah tersebut memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dengan kualitas hidup yang rendah.<\/p>\n

Beberapa negara yang memiliki catatan buruk kasus penyakit ini seperti Afrika, Meksiko, dan India. Sementara itu di Amerika Serikat, kasus penyakit ini kerap kali ditemukan pada daerah masyarakat imigran.<\/p>\n

Meski demikian, resikonya bisa lebih tinggi karena berbagai faktor tertentu. Misalnya saja kebiasaan mengonsumsi alkohol, malnutrisi, memiliki riwayat kanker, dan riwayat penggunaan obat kortikosteroid untuk menekan sistem kekebalan.<\/p>\n

Gejala Amebiasis<\/h3>\n

Penyakit ini seringkali lambat ditangani karena penderita tidak menyadari gejalanya. Hal ini sering terjadi karena biasanya dibutuhkan beberapa waktu setidaknya satu sampai empat minggu untuk merasakan dampaknya. Selain itu, hanya satu dari sepuluh penderita yang merasakan keluhan sakit akibat penyebaran parasit ini.<\/p>\n

Pada tahap awal, gejala ringan yang mungkin Anda rasakan misalnya saja tinja yang encer dan kram perut ringan. Biasanya gejala ini dirasakan sekitar 1 sampai empat minggu pertama. Jika kondisi tidak membaik, keluhan lain yang muncul seperti tinja yang semakin encer dan berdarah serta kram perut yang semakin hebat.<\/p>\n

Kelelahan, anemia, berat badan berkurang drastis, nafsu makan berkurang, dan penyakit kulit juga bisa menjadi indikasi yang mengkhawatirkan. Jika sudah demikian, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>5 Makanan Kaya Serat Ampuh Atasi Sembelit Tanpa Obat<\/a><\/p>\n

Diagnosis Bagi Para Penderita Amebiasis<\/h3>\n

Sebagai langkah awal, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter umum untuk berkonsultasi mengenai keluhan yang Anda rasakan. Namun penderita amebiasis umumnya akan dirujuk kepada tenaga kesehatan yang lebih ahli menangani masalah kesehatan ini. Misalnya saja ahli gastroenterologi, spesialis penyakit menular, ahli bedah umum, dan dokter kulit.<\/p>\n

Salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah riwayat perjalanan dan kondisi tempat tinggal Anda. Jika Anda selama ini tinggal di wilayah dengan kualitas sanitasi yang rendah, besar kemungkinan Anda akan diminta menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Begitu pula jika baru saja mengunjungi negara dengan catatan kasus amebiasis tinggi.<\/p>\n

Dokter mungkin meminta Anda untuk memberikan beberapa sampel tinja untuk mengetahui keberadaan parasite E. histolytica. Selain itu, dibutuhkan pula beberapa tes darah rutin serta tes lain untuk menentukan apakah parasit menyebar ke organ lain dengan diagnosis laboratorium.<\/p>\n

Beberapa tes yang mungkin dijalani antara lain:<\/p>\n