{"id":13638,"date":"2021-05-03T22:55:57","date_gmt":"2021-05-03T15:55:57","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=13638"},"modified":"2022-11-06T23:42:51","modified_gmt":"2022-11-06T16:42:51","slug":"pahami-faktor-risiko-penyebab-down-syndrome","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/pahami-faktor-risiko-penyebab-down-syndrome\/","title":{"rendered":"Pahami Faktor Risiko Penyebab Down Syndrome"},"content":{"rendered":"
Penulis: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 2 November 2022<\/p>\n <\/p>\n Down Syndrome <\/em>merupakan suatu kelainan, di mana seseorang memiliki kromosom ekstra. Kondisi ini merupakan kelainan genetik bawaan lahir yang terjadi sejak masa embrio (cikal bakal bayi).<\/p>\n Kromosom adalah “paket” kecil gen di dalam tubuh, yang bertugas menentukan bagaimana bentuk dan fungsi tubuh bayi saat tumbuh selama kehamilan dan setelah lahir. Normalnya, seorang bayi lahir dengan 46 kromosom.<\/p>\n Sedangkan bayi dengan down syndrome<\/em> memiliki jumlah kromosom 21 lebih banyak. Istilah medis terkait dengan jumlah kromosom yang lebih banyak ini adalah ‘trisomi’, oleh karena itu, down syndrome<\/em> juga disebut sebagai Trisomi 21.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Ketahui Penyebab Down Syndrome dan Gejalanya<\/a><\/p>\n Bayi dengan down syndrome<\/em> mungkin memiliki ukuran tubuh yang normal, namun biasanya mereka akan tumbuh lebih pendek daripada anak lain di usia yang sama. Beberapa ciri fisik down syndrome<\/em> yang lain secara umum meliputi:<\/p>\n Tak hanya ciri fisik saja, orang dengan down syndrome<\/em> juga menunjukkan karakteristik tertentu, seperti:<\/p>\n Beberapa orang tua memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan down syndrome<\/em>. Faktor risiko tersebut meliputi:<\/p>\n Masalah kromosom cenderung akan meningkat seiring bertambahnya usia ibu.<\/p>\n Risiko ini terjadi pada kurang lebih 1 dari 1.250 untuk wanita yang hamil pada usia 25, dan akan meningkat sekitar 1 dari 100 untuk wanita yang hamil pada usia 40.<\/p>\n Hal ini umumnya dikaitkan dengan fakta bahwa semakin tua sel telur wanita, semakin besar pula risiko mengalami berbagai macam masalah kandungan.<\/p>\n Seorang ibu yang sudah pernah melahirkan bayi dengan down syndrome<\/em> sebelumnya memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan down syndrome<\/em> lagi.<\/p>\n Untuk itu, penting bagi Anda untuk melakukan konsultasi kepada ahli medis, ketika Anda merencanakan kehamilan kembali, untuk mengurangi terjadinya risiko-risiko ini.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Sering Dianggap Sama, Ketahui Perbedaan Autisme dan Down Syndrome<\/a><\/p>\n Hanya ada satu jenis down syndrome<\/em>, yakni translocation Down syndrome<\/em>, yang dianggap dapat diturunkan atau diwariskan. Walaupun begitu, jenis ini sangat jarang dan hanya terjadi sebanyak kurang lebih sepertiga dari total kasus translocation Down syndrome<\/em> yang ada.<\/p>\n Walaupun beberapa ahli kurang yakin akan faktor ini, tetapi beberapa pihak mengklaim bahwa paparan bahan kimia dan zat asing dapat meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi down syndrome.\u00a0<\/em><\/p>\n Salah satu zat berbahaya ini bersumber pada rokok, yang diklaim mampu memengaruhi pembentukan kromosom. Seorang perokok berat yang sedang hamil cenderung memiliki rantai kromosom yang lebih pendek dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok.<\/p>\n Tak hanya down syndrome<\/em>, kebiasaan merokok saat hamil juga dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung dan otak.<\/p>\n Beberapa ahli mengklaim bahwa down syndrom<\/em> dapat dipicu oleh kerja metabolisme pada tubuh ibu yang kurang optimal untuk memecahkan asam folat.<\/p>\n Penurunan metabolisme asam folat ini mampu memengaruhi pengaturan epigenetik yang berperan dalam pementukan kromosom.<\/p>\n Sebagai bentuk pencegahan, Anda sebaiknya memenuhi kebutuhan harian asam folat Anda bahkan sebelum Anda memutuskan atau sudah hamil.<\/p>\n Beberapa penelitian mengklaim bahwa risiko kelahiran bayi down syndrome<\/em> tergantung pada seberapa banyak saudara kandung, serta seberapa besar jarak usia anak terakhir dengan saudara bayi yang baru saja dilahirkan tersebut.<\/p>\n Semakin jauh jarak usia, semakin besar pula risiko seorang ibu melahirkan bayi down syndrome.\u00a0<\/em><\/p>\n Meskipun begitu, klaim ini masih memerlukan dukungan dari penelitian serupa di masa depan.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Ketahui Faktor Penyebab Tunagrahita dan Ciri-cirinya<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Facts about Down Syndrome<\/a>. www.cdc.gov\u00a0<\/span><\/p>\n Cleveland Clinic. Down Syndrome<\/a>. www.my.clevelandclinic.org\u00a0<\/span><\/p>\n Everyday Health. (2018). What Causes Down Syndrome and Risk Factors That Make a Baby More Likely to Be Born With the Condition<\/a>. www.everydayhealth.com\u00a0<\/span><\/p>\n InfoDATIN. (2019). Antara Fakta dan Harapan Sindrom Down<\/a>. www.pusdatin.kemkes.go.id\u00a0<\/span><\/p>\n Mayo Clinic. (2018). Down syndrome<\/a>. www.mayoclinic.org\u00a0<\/span><\/p>\n Stanford Children\u2019s Health. Risks of Pregnancy Over Age 30<\/a>. www.stanfordchildrens.org\u00a0<\/span><\/p>\nKarakteristik Down Syndrome<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
Faktor Risiko\u00a0<\/strong><\/h3>\n
1. Usia Ibu yang Tak Lagi Muda<\/strong><\/h4>\n
2. Memiliki Riwayat Melahirkan Anak dengan Down Syndrome<\/strong><\/h4>\n
3. Faktor Genetik<\/strong><\/h4>\n
4. Faktor Lingkungan\u00a0<\/strong><\/h4>\n
5. Kekurangan Asam Folat<\/strong><\/h4>\n
6. Jumlah Saudara Kandung dan Jarak Lahir dengan Saudara Lainnya<\/strong><\/h4>\n