Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n
Suatu hal yang mungkin terjadi jika Anda menemukan benjolan-benjolan di beberapa bagian tubuh, termasuk di bagian belakang kepala. Sebab, ada benjolan di belakang kepala yang memang menandai bagian bawah tengkorak yang menempel pada otot leher.<\/p>\n
Namun, selain benjolan tersebut, Anda harus tetap mewaspadai benjolan lain yang muncul di bagian belakang kepala. Bukan tanpa alasan, benjolan-benjolan tersebut faktanya diakibatkan oleh beberapa penyebab, bahkan ada yang sampai perlu mengambil tindakan operasi.<\/p>\n
Lantas, apa saja penyebab-penyebab tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.<\/p>\n
Baca Juga: <\/strong>Ketahui Fungsi 12 Saraf Kranial pada Kepala<\/a><\/p>\n Salah satu penyebab paling umum dari benjolan di bagian belakang adalah cedera. Misalnya, jatuh ke belakang, cedera karena olahraga fisik, benturan saat mengalami kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.<\/p>\n Munculnya benjolan akibat cedera ini disebabkan adanya pukulan di bagian belakang kepala yang mengakibatkan hematoma kulit kepala. Hematoma adalah kumpulan darah di bawah kulit sehingga membentuk benjolan.<\/p>\n Benjolan di bagian kepala akibat cedera yang ringan dapat ditangani dengan banyak istirahat, mengompres kepala dengan es, ataupun mengonsumsi pereda nyeri.<\/p>\n Namun, jika Anda mengalami gejala lanjutan yang lebih serius, seperti pusing, pingsan, mual dan muntah, kurang seimbang, sakit kepala yang parah, hingga penurunan kesadaran, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, mungkin saja Anda mengalami gegar otak.<\/p>\n Lipoma<\/a> adalah tumor non kanker berupa pertumbuhan lemak yang berkembang di bawah kulit. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja, tetapi lebih sering terdapat di leher dan bahu.<\/p>\n Meski demikian, tidak menutup adanya lipoma yang tumbuh di bagian belakang kepala. Umumnya, lipoma terjadi pada orang berusia 40 hingga 60 tahun dan lebih sering dialami oleh pria daripada wanita.<\/p>\n Benjolan ini biasanya akan terasa lembut dan kenyal, bahkan terkadang bergerak saat ditekan.<\/p>\n Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi lipoma dapat tumbuh semakin besar dan menekan saraf di dekatnya sehingga menimbulkan rasa sakit. Jika lipoma yang Anda alami sudah memasuki tahap ini, sebaiknya periksakanlah ke dokter untuk ditindaklanjuti dengan baik.<\/p>\n Eksostosis adalah pertumbuhan tulang baru di atas tulang yang sudah ada. Pertumbuhan tulang ini sering kali muncul di masa kanak-kanak dan dapat terjadi di bagian tulang mana saja, termasuk leher dan bagian belakang kepala.<\/p>\n Pada orang dengan osteoarthritis<\/a>, benjolan yang disebabkan eksostosis ini sering berkembang di dekat sendi yang terkena peradangan.<\/p>\n Selain itu, eksostosis juga dapat tumbuh jika Anda banyak menghabiskan waktu dengan berbaring di tempat tidur. Karena itu, gunakanlah waktu yang Anda punya untuk melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat untuk kesehatan tubuh, seperti berolahraga.<\/p>\n Bentuk eksostosis sendiri terasa seperti gumpalan keras dan tidak bisa digerakkan. Meskipun tidak lunak, pertumbuhan eksostosis dapat menyebabkan rasa sakit jika bergesekan atau menekan tulang, jaringan, maupun saraf.<\/p>\n Sementara itu, perawatannya bergantung pada komplikasi yang muncul. Jika gejalanya masih ringan, Anda bisa menanganinya dengan menjaga berat badan dan terapi fisik. Namun, jika gejalanya sudah berat, dokter mungkin akan menindaklanjutinya dengan melakukan operasi.<\/p>\n Pilomatrixoma termasuk dalam jenis tumor kulit jinak non-kanker yang biasa terjadi di wajah, kepala, dan leher. Benjolan ini sulit untuk tumbuh dan disentuh karena terjadi setelah sel-sel di bawah kulit mengeras. Namun, biasanya ada satu benjolan yang mungkin saja bisa tumbuh perlahan, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit.<\/p>\n Pilomatrixoma dapat ditemui pada anak-anak maupun orang dewasa. Meski merupakan tumor non-kanker, tetap ada kemungkinan kecil jika pilomatrixoma bisa berubah menjadi kanker. Untuk kasus seperti ini, dokter biasanya akan mengangkatnya melalui pembedahan.<\/p>\n Karsinoma sel basal menjadi salah satu penyebab benjolan di bagian belakang kepala yang paling harus Anda waspadai. Sebab, karsinoma sel basal adalah salah satu jenis kanker kulit yang sering terjadi di kulit yang terpapar sinar matahari, salah satunya kepala.<\/p>\n Karsinoma sel basal terjadi saat sel basal, yaitu sejenis sel di dalam kulit, menghasilkan sel kulit baru setelah sel yang lama mati.<\/p>\n Bentuknya seperti luka yang tidak kunjung sembuh, berupa benjolan berwarna kulit atau merah muda yang transparan sehingga Anda bisa sedikit melihat apa yang ada di dalam benjolan ini melalui permukaannya.<\/p>\n Kebanyakan karsinoma sel basal diduga diakibatkan paparan sinar ultraviolet matahari dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, sebagai tindak pencegahan, sebaiknya jangan lupa untuk memakai sunblock<\/em><\/a> agar kulit terhindar dari sinar ultraviolet secara langsung.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Pahami Obat Sakit Kepala Sesuai Jenis dan Gejalanya<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Healthline. (2018). What Is the Bump on the Back of My Head?<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\n Mayoclinic. (2020). Lipoma \u2013 Symptomps and causes<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n Mayoclinic. (2019). Basal Cell Carcinoma \u2013 Symtomps and causes<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n1. Cedera Kepala<\/strong><\/h3>\n
2. Lipoma<\/strong><\/h3>\n
3. Eksostosis<\/strong><\/h3>\n
4. Pilomatrixoma<\/strong><\/h3>\n
5. Karsinoma Sel Basal<\/strong><\/h3>\n