{"id":12601,"date":"2021-03-30T20:51:49","date_gmt":"2021-03-30T13:51:49","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=12601"},"modified":"2021-03-31T11:32:49","modified_gmt":"2021-03-31T04:32:49","slug":"memahami-apa-itu-autisme-penyebab-jenis-dan-tingkatannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/memahami-apa-itu-autisme-penyebab-jenis-dan-tingkatannya\/","title":{"rendered":"Memahami Apa itu Autisme? Penyebab, Jenis, dan Tingkatannya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n
Gangguan spektrum autisme merupakan istilah luas yang digunakan untuk mendeskripsikan sekelompok gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut ditandai dengan munculnya kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya.<\/p>\n
Mengalami autis bukan berarti Anda mengalami penyakit, melainkan pertanda bahwa cara kerja otak Anda berbeda dengan orang lain. Menurut Centers for Disease Control and Prevention<\/em> (CDC), sekitar 1 dari 54 anak mengalami gangguan spektrum autisme (ASD).<\/p>\n Autis umumnya terlihat sejak usia muda, tetapi ada beberapa orang yang tidak terlihat gejalanya hingga ia dewasa. Autisme merupakan gangguan yang umum menyerang individu di seluruh dunia, dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding dengan anak perempuan.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Ketahui Penyebab Down Syndrome dan Gejalanya<\/a><\/p>\n Penyebab pasti autisme sendiri tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, seperti:<\/p>\n Autisme sendiri tidak disebabkan oleh pengasuhan yang buruk, vaksin (misalnya vaksin MMR<\/a>), diet, dan penyakit menular.<\/p>\n Sebuah publikasi yang diterbitkan oleh Diagnostic and Statistical Mental Disorder<\/em> (DSM) pada tahun 2013 menunjukkan adanya perubahan signifikan terhadap klasifikasi dan diagnosis autisme. Sampai DSM-5 terbit, para ahli masih merujuk pada jenis-jenis autisme, seperti:<\/p>\n Sindrom Asperger<\/a> merupakan bentuk autisme yang paling ringan. Seseorang yang mengalami sindrom Asperger mungkin memiliki kemampuan intelektual yang normal, dan mampu melakukan kegiatan di kehidupan sehari-hari mereka.<\/p>\n Selain itu, mereka juga memiliki fokus yang baik pada topik yang menarik bagi mereka, dan akan membicarakannya tanpa henti. Namun, orang dengan sindrom Asperger kesulitan untuk melakukan interaksi sosial.<\/p>\n Gangguan perkembangan pervasif (PDD-NOS) merupakan bentuk autisme yang lebih parah daripada sindrom Asperger, tetapi tidak separah gangguan autistik. Autisme jenis ini ditandai dengan keterlambatan perkembangan sosialisasi dan komunikasi.<\/p>\n Gangguan autistik merupakan bentuk autisme yang paling parah. Gejalanya sama dengan jenis autisme yang lain, tetapi pada tingkat yang lebih intens.<\/p>\n Saat ini, jenis-jenis autisme tersebut dikenal sebagai gangguan spektrum autisme. Meskipun ketiga jenis autisme tersebut bukan lagi diagnosis resmi, tetapi masih dapat digunakan untuk mendeskripsikan gejala yang dialami dan tingkat keparahannya.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Sindrom Tourette: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya<\/a><\/p>\n Ketika seseorang didiagnosis mengalami autisme, mereka juga akan diidentifikasi berdasarkan tingkat fungsionalnya. Terdapat tiga jenis tingkatan autisme, yaitu:<\/p>\n Tingkat 1 merupakan bentuk autisme yang paling ringan. Pada tingkat ini penyandang autisme biasanya akan menghadapi masalah dalam hubungan sosial dan perilaku yang bersifat membatasi. Diperlukan dukungan yang kuat agar mereka bisa menjalani kehidupannya.<\/p>\n Beberapa kesulitan yang mereka hadapi di tingkat 1, yaitu:<\/p>\n Tingkat 2 merupakan bentuk autisme yang cukup parah. Tantangan sosial yang harus mereka hadapi umumnya terlihat lebih jelas pada tingkat ini.<\/p>\n Dukungan yang lebih banyak diperlukan untuk membantu mereka menangani perilaku bermasalah. Beberapa tantangan sosial yang mereka dapatkan, meliputi:<\/p>\n Tingkat 3 adalah bentuk autisme yang paling parah. Pada tingkat ini penyandang autisme memiliki gejala yang dapat menurunkan kemampuan mereka untuk hidup secara mandiri. Mereka membutuhkan dukungan yang paling besar.<\/p>\n Beberapa kesulitan yang mereka hadapi mencakup:<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Sering Dianggap Sama, Ketahui Perbedaan Autisme dan Down Syndrome<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Autism Speaks. Pervasive Developmental Disorder,Not Otherwise Specified (PDD-NOS)<\/a>. www.autismspeaks.org<\/span><\/p>\n Healthline. (2019). Everything You Need to Know About Autism<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\n Medical News Today. (2020). Levels of Autism: Everything You Need to Know<\/a>. www.medicalnewstoday.com<\/span><\/p>\n NHS. (2022). What is Autism?<\/a>. www.nhs.uk<\/span><\/p>\n Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Data & Statistics on Autism Spectrum Disorder<\/a>. www.cdc.gov<\/span><\/p>\n Verywell Mind. (2021). What Is Autism?<\/a>. www.verywellmind.com<\/span><\/p>\nPenyebab Autisme\u00a0<\/strong><\/h3>\n
\n
Jenis Autisme<\/strong><\/h3>\n
1. Sindrom Asperger<\/strong><\/h4>\n
2. Gangguan Perkembangan Pervasif (PDD-NOS)\u00a0<\/strong><\/h4>\n
3. Gangguan Autistik<\/strong><\/h4>\n
Tingkatan Autisme\u00a0<\/strong><\/h3>\n
Tingkat 1 : Membutuhkan Dukungan\u00a0<\/strong><\/h4>\n
\n
Tingkat 2 : Membutuhkan Dukungan Substansial<\/strong><\/h4>\n
\n
Tingkat 3 : Membutuhkan Dukungan yang Sangat Substansial<\/strong><\/h4>\n
\n