{"id":11605,"date":"2021-02-23T13:10:13","date_gmt":"2021-02-23T06:10:13","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=11605"},"modified":"2022-12-13T12:14:15","modified_gmt":"2022-12-13T05:14:15","slug":"sindrom-nefrotik","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/sindrom-nefrotik\/","title":{"rendered":"Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Gradita | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 26 November 2022<\/p>\n <\/p>\n Sindrom nefrotik merupakan kelainan pada ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan protein secara berlebih dalam urine. Kondisi ini dapat mengganggu glomerulus yang berfungsi menyaring darah. Terganggunya fungsi glomerulus dapat terjadi dengan sendirinya tanpa ada penjelasan yang jelas.<\/p>\n Sindrom nefrotik sendiri bukanlah penyakit, melainkan rusaknya pembuluh darah dalam ginjal yang menyebabkan sindrom nefrotik muncul. Sindrom nefrotik dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa, di mana kondisi ini dapat terjadi jika fungsi ginjal sedang terganggu.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Mengenali Sistem Urinaria dan Gangguannya<\/a><\/p>\n Sindrom nefrotik terjadi ketika glomerulus mengalami kerusakan sehingga penyaringan darah tidak dapat berfungsi dengan baik. Glomerulus sendiri merupakan kumpulan pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan air dari darah.<\/p>\n Glomerulus yang sehat akan menjaga protein dalam darah untuk mempertahankan jumlah cairan dalam tubuh sehingga tidak terjadi kebocoran protein dalam urine. Namun, ketika glomerulus mengalami kerusakan, protein dapat meresap dalam urine, di mana seharusnya protein hanya berada dalam darah, bukan di dalam urine.<\/p>\n Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh gangguan pada glomerulus ini disebut juga sindrom nefrotik primer.<\/p>\n Selain kerusakan pada glomerulus, sindrom nefrotik juga bisa disebabkan oleh kondisi medis yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Penyakit-penyakit tersebut disebut sebagai penyebab sekunder dari sindrom nefrotik, seperti:<\/p>\n Lupus<\/a> merupakan penyakit langka yang menyerang autoimun. Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan Anda menghasilkan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang jaringan dan organ Anda sendiri, termasuk ginjal.<\/p>\n Diabetes<\/a> merupakan penyakit metabolik yang diakibatkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa atau gula darah. Glukosa yang tidak terkontrol bisa merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di ginjal.<\/p>\n Infeksi yang dapat meningkatkan terjadinya risiko sindrom nefrotik, meliputi penyakit hepatitis B<\/a>, hepatitis C,<\/a> kusta<\/a>, sifilis<\/a>, malaria, dan HIV<\/a>.<\/p>\n Amiloidosis merupakan gangguan yang terjadi akibat penumpukan protein amiloid di dalam organ tubuh, termasuk ginjal.<\/p>\n Saat amiloid menumpuk, ginjal tidak lagi dapat bekerja dengan baik sehingga menyebabkan kebocoran protein dalam urin (sindrom nefrotik).<\/p>\n Henoch-schonlein<\/em> purpura<\/em> merupakan peradangan pembuluh darah kecil yang terjadi di kulit, usus, dan ginjal.<\/p>\n Erythema multiforme<\/em> merupakan reaksi yang tidak diinginkan (hipersensitivitas) akibat antibodi bereaksi keliru terhadap kondisi tertentu, sehingga menyebabkan terjadinya kelainan pada kulit.<\/p>\n Sindrom sjogren merupakan kondisi saat antibodi tubuh menyerang kelenjar penghasil cairan. Kondisi ini juga dapat memengaruhi fungsi ginjal sehingga mengakibatkan nefritis interstisial (pembengkakan dan peradangan pada ginjal), serta kerusakan pada fungsi tubular.<\/p>\n Sindrom nefrotik dapat terjadi bersamaan dengan penyakit kanker tertentu, seperti leukemia dan limfoma.<\/p>\n Selain beberapa penyakit di atas, seringnya mengonsumsi obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko terkena sindrom nefrotik karena terganggunya fungsi kerja ginjal.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Sama-sama Kanker Darah, Apa Perbedaan Leukemia dan Limfoma?<\/a><\/p>\n Gejala yang ditimbulkan oleh sindrom nefrotik adalah terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh atau disebut dengan edema. Edema ini terjadi karena rendahnya protein dalam darah, sehingga mengakibatkan kebocoran pada cairan dalam pembuluh darah dan menumpuk di jaringan tubuh.<\/p>\n Gejala sindrom nefrotik juga dapat berupa:<\/p>\n Komplikasi dapat terjadi bila sindrom nefrotik tidak ditangani dengan baik dan tepat. Adapun komplikasi tersebut termasuk:<\/p>\n Pengobatan sindrom nefrotik bervariasi tergantung penyebabnya. Selama pengobatan, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk membantu mengontrol gejala atau mengobati komplikasi sindrom nefrotik.<\/p>\n Berikut beberapa obat-obatan yang dapat dikonsumsi oleh pengidap sindrom nefrotik:<\/p>\n Selain mengonsumsi obat-obatan, perubahan pola makan juga dapat membantu dalam mengobati sindrom nefrotik termasuk membatasi konsumsi natrium atau garam, makan lebih sedikit protein, dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Hubungan Kadar Kreatinin dan Kesehatan Ginjal<\/a><\/p>\n <\/p>\nSumber<\/span> Mayo Clinic. (2020). Nephrotic Syndrome<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n Healthline. (2019). Everything You Need to Know About Nephrotic Syndrome.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n Verywell Health. (2020). How to Make Sense of Nephrotic Syndrome.<\/a> www.verywellhealth.com<\/span><\/p>\n Healthline. (2018). Erythema Multiforme Information and Treatment.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n WebMD. (2019). What is Nephrotic Syndrome?.<\/a> www.webmd.com<\/span><\/p>\nPenyebab Sindrom Nefrotik<\/strong><\/h3>\n
1. <\/strong>Lupus<\/h4>\n
2. <\/strong>Diabetes<\/h4>\n
3. <\/strong>Penyakit Infeksi<\/h4>\n
4. <\/strong>Amiloidosis<\/h4>\n
5. <\/strong>Henoch-Schonlein<\/em> Purpura<\/em><\/h4>\n
6. <\/strong>Erythema Multiforme<\/em><\/h4>\n
7. <\/strong>Sindrom Sjogren<\/h4>\n
8. <\/strong>Kanker<\/h4>\n
Gejala Sindrom Nefrotik<\/strong><\/h3>\n
\n
Komplikasi Sindrom Nefrotik<\/strong><\/h3>\n
\n
Cara Pengobatan Sindrom Nefrotik<\/strong><\/h3>\n
\n