{"id":11402,"date":"2021-02-17T11:14:37","date_gmt":"2021-02-17T04:14:37","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=11402"},"modified":"2021-02-17T11:14:37","modified_gmt":"2021-02-17T04:14:37","slug":"kenali-penyebab-dan-gejala-limfosit-rendah-limfositopenia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/kenali-penyebab-dan-gejala-limfosit-rendah-limfositopenia\/","title":{"rendered":"Kenali Penyebab dan Gejala Limfosit Rendah (Limfositopenia)"},"content":{"rendered":"
Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n
Limfosit merupakan jenis sel darah putih terbesar, yaitu berkisar antara 20% dan 40%. Terdapat tiga jenis limfosit, yaitu sel natural killer, sel T, dan sel B. Ketiga jenis limfosit tersebut berfungsi untuk membantu melindungi tubuh Anda dari infeksi.<\/p>\n
Tingkat limfosit bisa berubah tergantung pada ras, jenis kelamin, dan kebiasaan gaya hidup seseorang. Jumlah limfosit di bawah kisaran normal ini bisa bersifat sementara, yang dapat terjadi setelah pilek atau infeksi lain, stres berat, atau kekurangan gizi.<\/p>\n
Namun, tingkat limfosit yang rendah juga bisa menjadi tanda suatu kondisi yang dikenal sebagai limfositopenia atau limfopenia. Sebagian besar orang yang mengalami limfositopenia memiliki jumlah limfosit T yang rendah.<\/p>\n
Baca Juga :\u00a0<\/strong>Leukosit Tinggi (Leukositosis): Penyebab dan Gejalanya<\/a><\/p>\n Umumnya, jumlah limfosit normal untuk orang dewasa berkisar di antara 1.000 dan 4.800 limfosit per mikroliter darah. Sedangkan pada anak-anak, jumlah limfosit normal biasanya antara 3.000 dan 9.500 limfosit per mikroliter darah.<\/p>\n Namun, dalam kondisi limfositopenia pada orang dewasa jika jumlah limfosit kurang dari 1.000 per mikroliter darah, atau pada anak-anak jika jumlah limfosit kurang dari 3.000 limfosit per mikroliter darah.<\/p>\n Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan turunnya kadar limfosit Anda, yaitu:<\/p>\n Sebagian besar penyebab limfositopenia adalah acquired causes<\/em> atau penyebab yang didapat. Acquired<\/em> sendiri menandakan Anda tidak dilahirkan dengan kondisi tersebut, tetapi Anda berpotensi untuk mengembangkannya.<\/p>\n Limfositopenia paling sering dikaitkan dengan gangguan yang memengaruhi sumsum tulang, seperti:<\/p>\n Gangguan autoimun<\/a> dapat merusak sel darah putih yang menyebabkan sistem imun bekerja secara berlebihan, serta salah menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Gangguan autoimun tersebut meliputi lupus<\/a>, myasthenia gravis, dan rheumatoid arthritis<\/a>.<\/p>\n Kanker terutama jenis kanker darah, seperti leukemia<\/a>, limfoma Hodgkin, dan Sarkoma Kaposi dapat menurunkan jumlah limfosit Anda.<\/p>\n Selain itu, metode perawatan kanker, seperti kemoterapi<\/a> dan terapi radiasi juga berpotensi memicu limfositopenia.<\/p>\n Infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, parasit, dan jamur menjadi salah satu penyebab umum terjadinya limfositopenia. Infeksi-infeksi tersebut meliputi HIV<\/a>, histoplasmosis, influenza<\/a>, malaria<\/a>, hepatitis virus, tuberkulosis, demam tifoid,<\/a> dan sepsis<\/a>.<\/p>\n Meski jarang terjadi, tetapi limfositopenia juga bisa disebabkan oleh penyakit bawaan. Pada penyakit bawaan, tingkat limfosit bisa sangat rendah secara permanen. Beberapa kondisi bawaan tersebut diantaranya:<\/p>\n Malnutrisi<\/a> atau kekurangan gizi merupakan penyebab limfositopenia yang paling umum. Saat Anda mengalami malnutrisi, tubuh akan mengalami kekurangan banyak nutrisi penting, seperti protein dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk memproduksi limfosit.<\/p>\n Gangguan makan lainnya, seperti anoreksia nervosa<\/a> juga dapat menurunkan produksi limfosit.<\/p>\n Gangguan pencernaan umumnya merusak dinding usus yang berdampak buruk pada penyerapan nutrisi ke dalam tubuh yang menyebabkan Anda rentan terkena berbagai penyakit, termasuk limfositopenia.<\/p>\n Beberapa gangguan pencernaan yang dapat memicu limfositopenia, yaitu:<\/p>\n Selain pengobatan kanker, terdapat beberapa jenis obat yang dapat menghancurkan sel darah putih sehingga menyebabkan tingkat limfosit rendah.<\/p>\n Obat-obatan tersebut meliputi azathioprine, karbamazepin, simetidin, kortikosteroid<\/a>, interferon, methotrexate, opioid, dan terapi bifosfonat tertentu untuk osteoporosis.<\/p>\n Penyakit ginjal, terutama yang sudah kronis dan stadium lanjut dapat mengurangi jumlah sel T dalam darah. Selain itu, limfositopenia juga dapat terjadi pada orang yang mengalami cedera ginjal akut.<\/p>\n Trauma yang disebabkan oleh cedera atau keadaan darurat yang akut, seperti gagal jantung dapat mengurangi kadar limfosit Anda. Tindakan pembedahan, seperti operasi bypass<\/em> jantung juga dapat memicu munculnya limfositopenia.<\/p>\n Penyebab lainnya yang turut memicu limfositopenia adalah konsumsi alkohol secara berlebihan dan mengalami stres, terutama stres fisik yang parah.<\/p>\n Limfositopenia ringan mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, terkadang gejala-gejala juga bisa berkembang. Gejala-gejala tersebut meliputi:<\/p>\n Rendahnya tingkat limfosit dapat diketahui dengan melakukan tes darah hitung lengkap. Selain merekomendasikan tes darah, dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan Anda untuk melihat apakah Anda memiliki risiko tinggi mengalami limfositopenia.<\/p>\n Dalam banyak kasus, limfositopenia bisa sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, jika Anda didiagnosis mengalami limfositopenia akut, dokter akan memantau level limfosit Anda dengan tes darah lanjutan.<\/p>\n Dokter juga dapat merekomendasikan perawatan berikut:<\/p>\n Sementara itu, Anda perlu melakukan pencegahan khusus jika jumlah sel darah putih Anda sangat rendah. Pencegahan ini dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan dan melindungi tubuh Anda dari infeksi.<\/p>\n Ini termasuk menghindari area ramai, mencuci tangan secara teratur, memakai masker, konsumsi makanan kaya nutrisi, dan menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan luka atau goresan pada kulit Anda.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0<\/strong>Kenali Fungsi dan Jenis Tes Darah<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Healthline. (2019). What Is Lymphocytopenia?<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\n Medical News Today. (2020). What to Know About Lymphocytopenia<\/a>. www.medicalnewstoday.com<\/span><\/p>\n MSD Manual Consumer Version. (2020). Lymphocytopenia<\/a>.\u00a0 www.msdmanuals.com<\/span><\/p>\n National Heart, Lung, and Blood Institute. Lymphocytopenia<\/a>. www.nhlbi.nih.gov<\/span><\/p>\nPenyebab Limfositopenia<\/strong><\/h3>\n
\n
1. Gangguan Autoimun<\/strong><\/h4>\n
2. Kanker dan Pengobatan Kanker<\/strong><\/h4>\n
3. Infeksi<\/strong><\/h4>\n
4. <\/strong>Penyakit Bawaan<\/h4>\n
\n
5. <\/strong>Malnutrisi<\/h4>\n
6. <\/strong>Gangguan Pencernaan<\/h4>\n
\n
7. <\/strong>Pengobatan<\/h4>\n
8.\u00a0<\/strong>Penyakit Ginjal<\/h4>\n
9. <\/strong>Trauma dan Pembedahan<\/h4>\n
10. <\/strong>Kondisi Lainnya<\/h4>\n
Gejala Limfositopenia<\/strong><\/h3>\n
\n
Perawatan Limfositopenia<\/strong><\/h3>\n
\n