{"id":11238,"date":"2021-02-11T23:02:32","date_gmt":"2021-02-11T16:02:32","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=11238"},"modified":"2023-08-05T23:25:21","modified_gmt":"2023-08-05T16:25:21","slug":"ketahui-penyebab-dan-faktor-risiko-obesitas","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-penyebab-dan-faktor-risiko-obesitas\/","title":{"rendered":"Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas"},"content":{"rendered":"

Penulis: Willa | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 4 Agustus 2023<\/p>\n

 <\/p>\n

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan kondisi yang semakin umum di Indonesia. Kedua kondisi tersebut disebabkan oleh peningkatan ukuran dan jumlah sel lemak di dalam tubuh.<\/p>\n

Dokter umumnya mengukur indeks massa tubuh<\/a> (BMI) dan lingkar pinggang untuk menyaring dan mendiagnosis kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas adalah kondisi medis serius yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti tekanan darah tinggi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.<\/p>\n

Ada banyak alasan mengapa sebagian orang sulit menghindari obesitas<\/a>. Biasanya, obesitas disebabkan oleh banyak faktor risiko yang berkontribusi, seperti gaya hidup dan kondisi medis tertentu. Berikut ini penyebab dan faktor risiko obesitas<\/a> yang penting untuk Anda ketahui.<\/p>\n

Baca Juga :\u00a0<\/strong>Bahaya Obesitas Bagi Tubuh yang Perlu Diketahui<\/a><\/p>\n

1. Diet Tidak Sehat<\/strong><\/h3>\n

Pola makan yang tinggi kalori, kurang buah dan sayur, serta sarat dengan minuman berkalori tinggi dengan porsi besar berkontribusi pada penambahan berat badan.<\/p>\n

Hal ini karena, ketika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada asupan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai energi, maka tubuh Anda akan menyimpan kalori ekstra sebagai lemak.<\/p>\n

2. Konsumsi Makanan Olahan<\/strong><\/h3>\n

Tidak semua kalori diciptakan sama. Beberapa jenis makanan dan pola makan dapat menentukan berapa banyak kalori yang akan Anda konsumsi.<\/p>\n

Sebuah studi tahun 2019, menemukan bahwa peserta yang diberi makanan olahan mengonsumsi lebih banyak kalori, memperoleh rata-rata sekitar satu pon dibandingkan dengan peserta yang hanya mengonsumsi makanan yang tidak diolah, yang lebih sedikit kalori dan rata-rata kehilangan hampir satu pon.<\/p>\n

Karena itu, mengonsumsi makanan olahan, seperti makanan cepat saji, mie instan, makanan dengan tambahan gula tersembunyi (seperti sereal), keripik kentang, makanan kaleng dan kemasan lainnya cenderung menyebabkan penambahan berat badan.<\/p>\n

3. Mengonsumsi Makanan Tinggi Gula<\/strong><\/h3>\n

Konsumsi gula tambahan yang berlebihan juga menjadi faktor risiko dalam perkembangan obesitas. Maksud dari “gula tambahan” disini mengacu pada semua gula yang ditambahkan ke makanan, bukan yang terjadi secara alami (seperti dalam buah).<\/p>\n

American Heart Association<\/em> (AHA) merekomendasikan untuk membatasi tambahan gula hingga kurang dari enam sendok teh sehari untuk wanita dan sembilan sendok teh setiap hari untuk pria.<\/p>\n

Hal yang juga perlu menjadi perhatian Anda bahwa ada berbagai banyak jenis gula yang telah ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, meliputi sirup jagung fruktosa tinggi, sukrosa, maltosa, pemanis jagung, dan gula tebu. Karena itu, penting untuk membaca label kemasan bahan makanan dan minuman dengan hati-hati.<\/p>\n

4. Lemak Jenuh<\/strong><\/h3>\n

Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh juga berperan dalam mengembangkan obesitas.<\/p>\n

Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh berdampak pada sensitivitas insulin, yang menyebabkan gula darah lebih tinggi dan peradangan yang berkontribusi pada obesitas.<\/p>\n

Baca Juga :\u00a0<\/strong>8 Olahraga yang Efektif untuk Mengecilkan Perut<\/a><\/p>\n

5. Kurang Aktivitas Fisik<\/strong><\/h3>\n

Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa tingkat obesitas cenderung lebih tinggi ketika orang dewasa tidak ada aktivitas fisik di waktu senggang mereka.<\/p>\n

6. Kurang Tidur<\/strong><\/h3>\n

Penelitian dalam Sleep Research Society<\/em> menunjukkan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko bertambahnya berat badan dan mengembangkan obesitas.<\/p>\n

Saat tidak cukup tidur, tubuh Anda memproduksi ghrelin yaitu hormon yang merangsang nafsu makan. Pada saat yang sama, kurang tidur juga menurunkan produksi hormon leptin, yang berfungsi menekan nafsu makan.<\/p>\n

7. Stres<\/strong><\/h3>\n

Stres<\/a> juga menjadi salah satu penyebab obesitas. Seseorang sering mencari lebih banyak makanan berkalori tinggi saat mengalami situasi stres.<\/p>\n

Stres kronis juga menyebabkan tubuh meningkatkan hormon kortisol, di mana hormon tersebut mampu memengaruhi peningkatan nafsu makan yang berdampak pada obesitas.<\/p>\n

8. Genetik<\/strong><\/h3>\n

Obesitas kemungkinan besar disebabkan oleh interaksi antara beberapa gen serta faktor lingkungan. Para ilmuwan telah menemukan bahwa gen mungkin memberikan kecenderungan berkembangnya obesitas pada remaja. Gen tersebut adalah gen FTO.<\/p>\n

Berdasarkan hasil studi, peneliti percaya bahwa gen FTO dapat membuat seseorang memiliki keinginan menyantap banyak makanan berlemak, binge eating<\/em> (kecanduan makan), dan mengganggu kemampuan tubuh untuk merasa kenyang, di mana hal tersebut berdampak pada obesitas.<\/p>\n

Di sisi lain, gen FTO juga dapat memengaruhi kadar hormon ghrelin sehingga meningkatkan seseorang mengalami obesitas. Hormon ghrelin memiliki peran penting dalam meningkatkan rasa lapar dan menambah nafsu makan.<\/p>\n

9. Kondisi Medis<\/strong><\/h3>\n

Selain faktor risiko di atas, obesitas juga dapat dipengaruhi oleh masalah medis, obat-obatan, dan cedera.<\/p>\n

Kondisi medis dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan memperlambat metabolisme, meningkatkan nafsu makan, atau mengurangi mobilitas Anda. Kondisi medis ini termasuk:<\/p>\n