{"id":11203,"date":"2021-02-10T20:02:13","date_gmt":"2021-02-10T13:02:13","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=11203"},"modified":"2023-01-04T13:35:33","modified_gmt":"2023-01-04T06:35:33","slug":"disleksia-dyslexia-penyebab-tipe-dan-cara-mengatasi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/disleksia-dyslexia-penyebab-tipe-dan-cara-mengatasi\/","title":{"rendered":"Mengenal Disleksia (Dyslexia) : Tipe dan Cara Mengatasinya"},"content":{"rendered":"
Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022<\/p>\n <\/p>\n Disleksia merupakan ketidakmampuan belajar di mana seseorang mengalami kesulitan dengan kemampuan bahasa tertentu, terutama membaca. Penderita disleksia biasanya juga mengalami kesulitan dengan kemampuan bahasa lainnya, seperti mengeja, menulis, dan mengucapkan kata-kata.<\/p>\n Disleksia sendiri terjadi akibat adanya masalah saat mengidentifikasi suara ucapan dan mempelajari bagaimana kaitannya dengan huruf dan kata.<\/p>\n Penderita disleksia umumnya memiliki kecerdasan dan penglihatan yang normal. Disleksia tidak berhubungan dengan kecerdasan. Sebagian besar anak yang mengalami disleksia bisa berhasil di sekolah melalui bimbingan atau program pendidikan khusus.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Mengenal Trypophobia: Pemicu dan Perawatannya<\/a><\/p>\n Disleksia sendiri dapat memengaruhi semua bentuk bahasa, termasuk lisan dan tulisan. Berikut ini beberapa karakteristik yang terkait dengan disleksia:<\/p>\n Para peneliti masih belum mengetahui secara pasti penyebab disleksia, tapi masalah yang terjadi selama perkembangan yang memengaruhi cara otak untuk memproses informasi mungkin menjadi penyebabnya.<\/p>\n Tingkat keparahan disleksia juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Terdapat sebuah bukti yang menunjukkan bahwa disleksia disebabkan oleh adanya faktor keturunan.<\/p>\n Menurut sebuah jurnal berjudul \u201cGenetics of Dyslexia: The Evolving Landscape<\/em>\u201d yang diterbitkan oleh BMJ Journal pada tahun 2007, 60% anak yang lahir dari orang tua yang mengalami disleksia juga berisiko mengembangkan gangguan tersebut.<\/p>\n Terdapat 3 jenis disleksia utama, yaitu:<\/p>\n Disleksia primer merupakan jenis disleksia paling umum. Jenis disleksia ini terjadi akibat adanya disfungsi sisi kiri otak (korteks serebral) yang tidak berubah seiring bertambahnya usia.<\/p>\n Kondisi tersebut diturunkan secara genetik atau melalui mutasi gen baru yang lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding perempuan.<\/p>\n Disleksia sekunder atau perkembangan adalah jenis disleksia yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak selama tahap awal perkembangan janin. Jenis disleksia ini akan berkurang saat anak Anda memasuki usia dewasa. Disleksia sekunder lebih sering terjadi pada anak laki-laki.<\/p>\n Trauma disleksia adalah jenis disleksia yang disebabkan oleh adanya trauma atau cedera otak pada area otak yang berperan dalam mengendalikan membaca dan menulis.<\/p>\n Selain ketiga jenis utama di atas, terdapat beberapa jenis disleksia lainnya, meliputi:<\/p>\n Selain dikenal sebagai surface dyslexia, d<\/em>isleksia visual juga dikenal dengan nama dyseidetic dyslexia. <\/em>Jenis disleksia ini terjadi saat otak tidak mampu menafsirkan sinyal visual dengan benar.<\/p>\n Dikenal juga dengan nama disleksia fonologis, disleksia auditori merupakan disleksia yang terjadi akibat adanya kesulitan memecah kata menjadi satuan yang lebih kecil. Akibatnya penderita disleksia jenis ini mengalami kesulitan untuk mencocokkan suara dengan bentuk kata yang tertulis.<\/p>\n Disgrafia merupakan kesulitan yang dialami oleh anak dalam memegang dan mengontrol pensil yang mengakibatkan mereka tidak dapat menulis dengan benar.<\/p>\n Disleksia rapid naming deficit<\/em> adalah disleksia yang terjadi akibat adanya kesulitan menamai benda-benda, seperti huruf, angka, atau warna dengan cepat ketika Anda melihatnya.<\/p>\n Penderita disleksia membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebutkan banyak nama secara berurutan. Para ahli beranggapan masalah tersebut berkaitan dengan kecepatan pemrosesan bahasa, seperti kecepatan membaca.<\/p>\n Double deficit dyslexia<\/em> merupakan disleksia yang terjadi saat seseorang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi suara dalam kata-kata dan kesulitan dengan kecepatan penamaan suatu objek.<\/p>\n Biasanya penderitanya mengalami dua jenis disleksia, yaitu disleksia fonologis dan rapid naming deficit<\/em>.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Cara Ampuh Mengendalikan Emosi agar Tidak Mudah Marah<\/a><\/p>\n Dengan penanganan yang tepat, banyak penderita disleksia yang dapat belajar membaca dan menulis dengan baik. Identifikasi dan pengobatan dini adalah kuncinya.<\/p>\n Penderita disleksia sering kali membutuhkan pembelajaran bahasa secara intensif, membaca, dan instruksi multisensori untuk meningkatkan kemampuannya.<\/p>\n Guru bisa menggunakan teknik pendidikan yang melibatkan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan untuk meningkatkan keterampilan membaca penderita disleksia. Misalnya dengan mendengarkan materi pelajaran yang direkam, serta menelusuri bentuk huruf yang digunakan dengan jari dan kata yang diucapkan yang berperan penting dalam membantu memproses informasi.<\/p>\n Fokus perawatannya adalah untuk membantu penderita disleksia belajar mengenali dan menggunakan fonem (satuan suara terkecil yang membentuk kata), memahami hal yang dia baca, dan mengembangkan kosakata untuk kata-kata yang dikenali dan dipahami.<\/p>\n Orang tua berperan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar anak dengan disleksia. Sebagai orang tua, lakukanlah kegiatan-kegiatan sederhana berikut ini:<\/p>\n Penerapan terapi wicara dan bahasa berfungsi untuk mengatasi masalah pada artikulasi, pengetahuan fonemik, bahasa reseptif, serta gejala gangguan bicara. Penggunaan bahasa asing juga dapat digunakan untuk menangani disleksia.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Alasan Pentingnya Buah dan Sayur bagi Anak<\/a><\/p>\n <\/p>\nSumber<\/span> Mayo Clinic. (2017). Dyslexia<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n Medicine Net. (2020). Dyslexia<\/a>. www.medicinenet.com<\/span><\/p>\n Medical News Today. (2020). What to Know About Dyslexia<\/a>. www.medicalnewstoday.com<\/span><\/p>\n NHS. (2018). Dyslexia<\/a>. www.nhs.uk<\/span><\/p>\n Schumacher J, Hoffmann P, Schm\u00e4l C, Schulte-K\u00f6rne G, N\u00f6then MM. Genetics of Dyslexia: The Evolving Landscape<\/a>. J Med Genet. 2007;44(5):289-297.doi:10.1136\/jmg.2006.046516. www.jmg.bmj.com<\/span><\/p>\n Understood. Types of dyslexia: What researchers are studying and why<\/a>. www.understood.org<\/span><\/p>\nKarakteristik Disleksia<\/strong><\/h3>\n
Bahasa Lisan<\/strong><\/h4>\n
\n
Bacaan<\/strong><\/h4>\n
\n
Bahasa Tertulis<\/strong><\/h4>\n
\n
Penyebab Disleksia<\/strong><\/h3>\n
Jenis-Jenis Disleksia<\/strong><\/h3>\n
Disleksia Primer<\/strong><\/h4>\n
Disleksia Sekunder atau Perkembangan<\/strong><\/h4>\n
Trauma Disleksia<\/strong><\/h4>\n
Disleksia Visual<\/strong><\/h4>\n
Disleksia Auditori<\/strong><\/h4>\n
Disgrafia<\/strong><\/h4>\n
Rapid Naming Deficit<\/strong><\/em><\/h4>\n
Double Deficit Dyslexia<\/strong><\/em><\/h4>\n
Cara Mengatasi Disleksia<\/strong><\/h3>\n
1. Teknik Pendidikan<\/strong><\/h4>\n
2. Latihan di Rumah<\/strong><\/h4>\n
\n
3. Terapi\u00a0<\/strong><\/h4>\n