{"id":10988,"date":"2021-02-04T21:39:56","date_gmt":"2021-02-04T14:39:56","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=10988"},"modified":"2023-01-15T12:55:41","modified_gmt":"2023-01-15T05:55:41","slug":"waspada-penyebab-demam-naik-turun","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/waspada-penyebab-demam-naik-turun\/","title":{"rendered":"Waspada, Penyebab Demam Naik-Turun"},"content":{"rendered":"

Penulis: Faruq<\/p>\n

Ditinj<\/span>au oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 3 Desember 2022<\/p>\n

 <\/p>\n

Demam naik-turun sebenarnya bukan sebuah penyakit, melainkan sebuah gejala dari adanya gangguan kesehatan. Biasanya terjadi ketidakstabilan suhu tubuh antara siang dan malam. Meskipun dapat membaik seiring waktu, Anda sebaiknya tidak menganggap remeh demam karena bisa jadi ada penyakit yang datang menghampiri.<\/p>\n

Demam adalah meningkatnya suhu tubuh karena infeksi. Kita mungkin tidak tahu kapan virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh. Dengan menaikkan suhu, tubuh sebenarnya mencoba melawan infeksi yang terlanjur menyerang sistem imun.<\/p>\n

Seseorang dikatakan demam ketika mempunyai suhu tubuh di atas rata-rata suhu normal (sekitar 37 derajat Celcius). Selain itu, biasanya penderita merasakan beberapa gejala, seperti tidak enak badan dan kekurangan energi, berkeringat dan merasa panas, dehidrasi, gemetar, gigi gemetar, wajah memerah, sulit berkonsentrasi. Pada anak-anak biasanya menunjukkan gejala, seperti panas ketika disentuh, pipi menjadi merah, dan berkeringat.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Kompres saat Demam, Apakah Efektif?<\/a><\/p>\n

Penyakit yang menyebabkan demam naik-turun<\/strong><\/h3>\n

Setidaknya ada 3 penyakit yang bisa menyebabkan demam naik-turun.<\/p>\n

Demam berdarah<\/strong><\/h4>\n

Demam berdarah atau yang lebih dikenal dengan DBD adalah infeksi karena virus dengue<\/em> yang menular melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini sering muncul di wilayah tropis seperti di Indonesia, terlebih pada musim penghujan.<\/p>\n

Selain timbul ruam atau bintik-bintik merah di kulit, pasien DBD juga biasanya akan mengalami siklus demam yang dikenal dengan istilah siklus pelana kuda. Siklus demam pada demam berdarah ini memiliki pola naik-turun-naik, seperti pelana kuda.<\/p>\n

Pasien DBD akan mengalami demam pada hari ke-1 hingga ke-3, lalu pada hari ke-4 hingga ke-6 demam akan turun (di mana ini adalah fase kritis), dan demam akan kembali naik pada fase penyembuhan (biasanya terjadi setelah fase kritis yaitu di hari ke-7 hingga hari ke-9).<\/p>\n

Baca Juga:<\/strong>\u00a0Demam Berdarah Dengue (DBD): Penyebab, Gejala dan Pengobatannya<\/a><\/p>\n

Malaria<\/strong><\/h4>\n

Penyebab malaria adalah parasit plasmodium<\/em> yang menular melalui gigitan nyamuk. Jenis parasit ini juga ada di wilayah tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Banyak kasus terjadi di Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku.<\/p>\n

Gejala yang muncul dikenal dengan trias malaria, yaitu demam naik turun setelah terinfeksi, menggigil, dan berkeringat. Demam paling tinggi biasanya terjadi pada hari pertama hingga ketiga, tergantung pada parahnya infeksi. Selain itu, penderita biasanya merasakan sangat lelah dan mudah beringat.<\/p>\n

Baca Juga:<\/strong> Ketahui Penyebab Malaria, Gejala, dan Pengobatannya<\/a><\/p>\n

Tipes (demam tifoid)<\/strong><\/h4>\n

Demam tipes terjadi karena bakteri salmonella<\/em> yang menyebar ke manusia melalui makanan atau minuman. Umumnya, bakteri ini berada di area yang kumuh, mempunyai sanitasi yang buruk, dan akses air bersih yang terbatas.<\/p>\n

Pola yang biasa terjadi, demam akan turun pada pagi hari dan kembali tinggi sepanjang hari (39\u2013<\/span>40 derajat Celcius). Selain itu, suhu akan meningkat bertahap dari hari ke hari.<\/p>\n

Selain demam, gejala yang muncul meliputi tidak enak badan, nyeri perut, diare, serta merasa lemas dan tidak bertenaga selama 1\u2013<\/span>2 minggu.<\/p>\n

Ketika terjadi tipes, sebaiknya segera mencari bantuan medis. Karena dapat bertambah parah jika tidak segera ditangani, serta bisa menyebabkan komplikasi yang berujung fatal.<\/p>\n

Baca Juga:<\/strong> Cara Mencegah Tipes (Demam Tifoid) serta Tips Pemulihan Jika Terkena<\/a><\/p>\n

Kapan harus mencari bantuan medis?<\/strong><\/h3>\n

Jangan menganggap enteng demam yang Anda alami. Anda harus tetap siaga ketika terjadi beberapa hal berikut.<\/p>\n

1. Tingkat keparahan suhu tubuh<\/strong><\/h4>\n

Suhu tubuh tiap orang berbeda-beda. Akan tetapi, rata-rata suhu tubuh orang dewasa berada di bawah 38 derajat Celcius dan untuk anak-anak di bawah 37,5 derajat Celcius.<\/p>\n

Demam pada orang dewasa biasanya terjadi ketika suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celcius (pengukuran dari mulut) atau di atas 38,3 derajat Celcius (pengukuran dari anus atau mulut). Sedangkan anak dan balita terjadi pada suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius.<\/p>\n

Jika suhu tubuh berada di atas batas normal tersebut, sebaiknya Anda waspada dan segera mencari pertolongan medis. Hiperpireksia dapat terjadi ketika suhu tubuh mencapai 41,1 derajat Celcius. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera mendapat penanganan.<\/p>\n

Baca Juga:<\/strong>\u00a0Kenali Perbedaan Tekanan Darah Berdasarkan Usia<\/a><\/p>\n

2. Durasi gangguan<\/strong><\/h4>\n

Demam bisa saja terjadi selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu tanpa penyebab yang jelas. Dokter biasanya menilai tingkat demam melalui durasi waktu terjadinya.<\/p>\n