{"id":10498,"date":"2021-01-22T19:01:10","date_gmt":"2021-01-22T12:01:10","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=10498"},"modified":"2021-01-22T19:01:10","modified_gmt":"2021-01-22T12:01:10","slug":"waspadai-bahaya-penyakit-kawasaki-pada-anak-ketahui-penyebab-dan-gejalanya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/waspadai-bahaya-penyakit-kawasaki-pada-anak-ketahui-penyebab-dan-gejalanya\/","title":{"rendered":"Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Aldo | Editor: Umi<\/p>\n

Penyakit Kawasaki adalah jenis sindrom langka yang menyebabkan peradangan di dinding pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Karena memengaruhi kelenjar getah bening dan selaput lendir yang ada di dalam hidung, mulut, dan tenggorokan, penyakit ini disebut juga sindrom kelenjar getah bening mukokutan (mucocutaneous lymph node syndrome)<\/em>.<\/p>\n

Penyakit Kawasaki terutama menyerang anak kecil berusia di bawah 5 tahun.\u00a0 Pada umumnya, anak yang menderita penyakit ini bisa sembuh secara total tanpa kendala serius. Akan tetapi, apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit Kawasaki bisa menyebabkan penyakit jantung pada anak.<\/p>\n

Baca Juga :\u00a0<\/strong>Pahami Lebih Jauh Mengenai Infeksi Virus Cacar Monyet<\/a><\/p>\n

Apa itu Penyakit Kawasaki?<\/strong><\/h3>\n

Penyakit ini pertama kali diobservasi oleh seorang dokter spesialis anak di Jepang bernama Dr. Tomisaku Kawasaki pada 1961. Setelah 5 tahun sejak kasus pertama itu, ia sudah mengobservasi 50 kasus. Lalu ia menerbitkan penelitiannya mengenai penyakit tersebut di sebuah jurnal ilmiah pada 1967. Sementara itu, kasus pertama di luar jepang dilaporkan terjadi di Hawaii, yakni pada 1976.<\/p>\n

Kasus penyakit ini tersebar secara global dan bisa menyerang semua ras dan suku bangsa. Kasus terbanyak terjadi di negara-negara Asia, seperti Jepang. Penyakit Kawasaki tidak termasuk jenis penyakit menular.<\/p>\n

Data dari Centers for Disease Control and Prevention<\/em> (CDC) melaporkan, jumlah penderita penyakit kawasaki sekitar 9 sampai 20 per 100.000 anak di Amerika Serikat. Sementara, angka kejadian penyakit kawasaki di Indonesia diperkirakan 5000 kasus per tahun, tetapi yang terdiagnosa baru 150-200 kasus per tahun.<\/p>\n

Menurut sebuah ulasan dalam jurnal ilmiah pada 2018, jumlah kasus penyakit Kawasaki dilaporkan memuncak pada Januari dan Juni\/Juli, serta berada di level terendah pada Oktober. Di Amerika Serikat sendiri peningkatan kasus sering terjadi pada musim dingin dan awal musim semi.<\/p>\n

Lalu, apa penyebab, faktor risiko, dan gejala penyakit Kawasaki ini? Mari simak pembahasannya berikut ini.<\/p>\n

Penyebab Penyakit Kawasaki<\/strong><\/h3>\n

Penyebab pasti penyakit Kawasaki masih belum diketahui. Sejumlah ahli mengaitkan penyebab penyakit ini dengan bakteri atau faktor lingkungan tertentu.<\/p>\n

Penyakit Kawasaki mungkin juga terjadi akibat respons tidak normal pengidapnya terhadap sebuah virus biasa, yang bagi kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi tertentu. Selain itu, teori lain menunjukkan, penyakit ini mungkin merupakan semacam gangguan autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang jaringannya sendiri.<\/p>\n

Bukti-bukti terbaru juga melaporkan adanya faktor genetik yang memiliki peran vital sebagai penyebab penyakit Kawasaki. Menurut ulasan di jurnal ilmiah, anak yang memiliki gen tertentu cenderung rentan mengidap penyakit ini.<\/p>\n

Namun, semua bukti dan teori tersebut masih belum benar-benar kokoh dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut di masa depan.<\/p>\n

Faktor Risiko<\/strong><\/h3>\n

Berikut ini sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan anak menderita penyakit Kawasaki:<\/p>\n