{"id":1047,"date":"2019-02-21T10:10:48","date_gmt":"2019-02-21T10:10:48","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=1047"},"modified":"2021-01-19T11:26:28","modified_gmt":"2021-01-19T04:26:28","slug":"5-efek-insomnia-terhadap-kesehatan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/5-efek-insomnia-terhadap-kesehatan\/","title":{"rendered":"5 Efek Insomnia Terhadap Kesehatan"},"content":{"rendered":"
Penulis: Graminda<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 15 Juli 2020<\/p>\n <\/p>\n Semakin hari, penderita insomnia semakin banyak. Pada tahun 2017, tercatat ada 28 juta orang di Indonesia yang mengalaminya. Bahkan tahun 2018, Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan pengidap insomnia tertinggi di Asia.<\/p>\n Insomnia sering kali dianggap tidak berbahaya. Tapi nyatanya permasalahan ini bukan sekadar urusan sulit tidur belaka. Ada efek samping serius yang diakibatkannya.<\/p>\n Normalnya, rata-rata kebutuhan tidur orang dewasa adalah 7-8 jam per hari. Beberapa orang punya kebutuhan yang lebih atau kurang. Ketika anda merasa lelah saat bangun dan tidak segar, tandanya anda kurang tidur.<\/p>\n Insomnia sendiri merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang paling umum. Dimulai dari rasa sulit tidur, gampang terbangun, tidur berjalan, hingga tidak segar saat bangun. Penderita insomnia biasanya curi-curi waktu di siang hari untuk tidur siang.<\/p>\n Ada insomnia yang terjadi hanya beberapa hari, biasanya karena shock atau trauma. Namun ada juga insomnia yang berlangsung dalam jangka waktu panjang karena gaya hidup yang kurang baik. Terlepas dari kedua hal tersebut, banyak faktor lain yang mungkin bisa sebabkan insomnia.<\/p>\n Banyak hal yang terganggu karena mengidap insomnia. Mulai dari energi yang berkurang, suasana hati buruk, hingga berpengaruh pada kualitas pekerjaan. Tanpa disadari, insomnia yang berlanjut akan timbulkan efek bola salju yang semakin membesar.<\/p>\n Gejala insomnia setiap orang berbeda. Namun beberapa gejala berikut ini pasti dirasakan oleh penderita insomnia:<\/p>\n Gejala di atas bisa saja murni insomnia atau komplikasi dari penyakit tertentu. Seperti stres, kebiasaan tidur yang tiba-tiba berubah, efek samping obat atau gangguan mental.<\/p>\n Ketika insomnia sudah terjadi rutin bahkan berbulan-bulan, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Penanganan awal akan lebih mudah dibanding sudah komplikasi.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>5 Makanan Terbaik Bagi Penderita Insomnia<\/a><\/p>\n Orang yang kurang tidur akan mudah hilang fokus dan sulit berdamai dengan masalah. Fungsi otak dalam mengingat dan siaga jadi menurun. Jika berlangsung dalam jangka waktu lama, tentu akan pengaruhi kualitas hidup penderita.<\/p>\n Pengidap insomnia yang tidur kurang dari 5 jam juga beresiko terkena diabetes tipe 2. Hal ini karena terjadi perubahan metabolisme glukosa, yaitu bahan bakar energi.<\/p>\n Risiko penyakit jantung pun meningkat dua kali lipat pada penderita insomnia. Sebab, saat insomnia erat dengan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan peradangan sel jantung.<\/p>\n 2. Lebih Berisiko Terkena Gangguan Mental<\/strong><\/span><\/p>\n Hanya kurang tidur sedikit pun anda akan jadi uring-uringan. Sebab suasana hati jadi rusak dan sangat sensitif. Oleh karena itu, gejala insomnia jangka panjang dikaitkan dengan depresi dan kecemasan berlebih. Biasanya, hal ini terjadi pada mereka yang tidur dibawah 6 jam per hari.<\/p>\n 3. Pengaruhi Berat badan<\/strong><\/span><\/p>\n Penelitian yang melibatkan sejumlah orang, membuktikan bahwa tidur kurang dari 7 jam berisiko 30% lebih tinggi untuk terkena obesitas.<\/p>\n Menurut mereka, hal ini terjadi karena insomnia menurunkan kadar leptin (hormon kenyang) dan tingkatkan kadar ghrelin (hormon lapar). Sehingga penderita insomnia akan terus merasa lapar sepanjang malam. Akibatnya, konsumsi cemilan tengah malam jadi pilihan.<\/p>\n 4. Mudah Sakit karena Imunitas Lemah<\/strong><\/span><\/p>\n Bukti ilmiah menunjukkan bahwa insomnia dapat mengurangi efektivitas kerja sel T. (salah satu sel imun). Sehingga pada orang dengan tidur yang cukup, sel T lebih efektif dalam melawan kuman.<\/p>\n Saat sistem imun melemah, kemampuan tubuh menangkal penyakit pun berkurang. Itu lah sebabnya demam seringkali naik saat kita tidur. Karena demam merupakan salah satu bentuk perlawanan yang dibentuk sistem imun.<\/p>\n 5. Memperpendek Usia Harapan Hidup<\/strong><\/span><\/p>\n Sebanyak 16 penelitian yang melibatkan lebih dari 1 juta partisipan menyimpulkan adanya hubungan antara waktu tidur dengan kematian. Pada orang yang tidur kurang dari 7-8 jam per hari, terjadi peningkatan resiko kematian sebesar 12%.<\/p>\n Penelitian lain yang dilakukan selama 38 tahun menyebutkan bahwa 97% insomnia berpotensi tingkatkan resiko kematian. Hal ini didasari komplikasi yang terjadi akibat insomnia. Seperti depresi, gejala panik, penyakit jantung, stroke dan penyakit lainnya.<\/p>\n Pada dasarnya mengobati insomnia tidak bisa instan. Butuh proses perubahan perilaku tidur dan gaya hidup yang lebih sehat. Jika perlu, adanya dukungan obat-obatan medis dengan pendampingan dari dokter.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Alasan Olahraga Dapat Obati Insomnia<\/a><\/p>\nSumber<\/span> NCBI. (2010). Insomnia Risk & Cost: Health, Safety, anda Quality of Life. 2010. The American Journal\u00a0 of Managed Care<\/em>. 16(8):617-26<\/a>. www.pubMed.nlm.nih.gov<\/span><\/p>\n WebMD. (2014). 10 Things to Hate About Sleep Loss. 2014<\/a>. www.webmd.com<\/span><\/p>\n Mayoclinic. (2016). Insomnia<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n Healthline. (2017). Effects of Insomnia On the Body<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\nApa itu Insomnia?<\/strong><\/h3>\n
Gejala Insomnia<\/strong><\/h3>\n
\n
Efek Terhadap Kesehatan<\/strong><\/h3>\n
1. Tingkatkan Resiko Berbagai Penyakit<\/strong><\/span><\/h3>\n