{"id":10315,"date":"2021-01-17T13:53:01","date_gmt":"2021-01-17T06:53:01","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=10315"},"modified":"2023-10-09T11:49:19","modified_gmt":"2023-10-09T04:49:19","slug":"proses-kehamilan-setelah-berhubungan-intim-hingga-menjadi-janin","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/proses-kehamilan-setelah-berhubungan-intim-hingga-menjadi-janin\/","title":{"rendered":"Proses Kehamilan dan Faktor yang Memengaruhinya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Devita | Editor: Handa<\/p>\n

Melakukan hubungan seks memang berpotensi kehamilan Namun, apakah kehamilan langsung terjadi setelah Anda melakukan hubungan intim? Kehamilan tidak terjadi saat Anda baru saja melakukan hubungan seksual. Sel sperma dan sel telur membutuhkan waktu untuk pembuahan sebelum membentuk janin.<\/p>\n

Kondisi tertentu juga bisa memengaruhi tercapainya kehamilan atau tidak. Bahkan, waktu untuk pembuahan bisa Anda jadikan strategi jika ingin hamil atau melakukan pencegahan kehamilan secara alami. Kehamilan terjadi selama implantasi, ketika hormon pendukung kehamilan dilepaskan.\u00a0 Berikut penjelasan mengenai proses kehamilan setelah berhubungan intim.<\/p>\n

1. Ovulasi<\/h3>\n

Ovulasi adalah bagian dari siklus menstruasi dimana sel telur terlepas dari ovarium menuju tuba fallopi. Jika sel telur dibuahi sperma, Anda akan mengalami kehamilan. Namun, jika tidak, sel telur akan meluruh bersama dengan dinding rahim dalam proses menstruasi. Proses ini umumnya terjadi pada hari ke-14 siklus menstruasi.<\/p>\n

Proses ovulasi diawali pelepasan hormon perangsang folikel (FSH), biasanya antara hari ke 6 dan 14 dari siklus menstruasi. Hormon ini membantu mematangkan sel telur untuk siap dibuahi. Setelah sel telur matang, tubuh Anda melepaskan lonjakan hormon luteinizing (LH), yang memicu pelepasan telur.<\/p>\n

Ovulasi dapat terjadi dalam 28 hingga 36 jam. Gejala yang mungkin dirasakan saat ovulasi yaitu bercak darah yang keluar dari vagina, nyeri payudara, hasrat seksual, atau nyeri pada satu sisi perut.<\/p>\n

2. Pembuahan<\/h3>\n

Ketika pasangan berencana untuk memiliki bayi, sebagian besar pasti berharap segera hamil setelah melakukan hubungan intim. Setelah berhubungan intim akan terjadi pembuahan jika sel telur sudah siap dan sel sperma bisa mencapainya.<\/p>\n

Pembuahan adalah proses meleburnya sel telur dan sel sperma menjadi zigot yang kemudian akan bergerak dan menempel pada rahim. Beberapa studi menunjukan bahwa sperma membutuhkan waktu rata-rata dua hingga 10 menit untuk melakukan perjalanan dari serviks menuju tuba fallopi, tempat terjadinya pembuahan.<\/p>\n

Diperkirakan membutuhkan waktu 6 hari setelah berhubungan seks untuk sperma dan sel telur bersatu dalam proses pembuahan. Tidak hanya itu, untuk benar-benar tertanam di rahim, zigot memerlukan sekitar 3-4 hari setelah pembuahan. Sperma dapat bertahan di organ reproduksi wanita hingga 5 hari, artinya waktu Anda berhubungan seks bukanlah hari kehamilan Anda.<\/p>\n

3. Implantasi<\/h3>\n

Implantasi merupakan proses menempelnya sel telur yang sudah dibuahi di rahim. Proses ini terjadi setelah pembuahan ketika sel telur dan sperma telah bersatu kemudian berkembang menjadi embrio. Embrio akan menuruni tuba falopi menuju rahim.<\/p>\n

Proses ini biasanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu; setelah itu baru implantasi terjadi. Saat implantasi, tubuh Anda mulai memproduksi human chorionic gonadotropin<\/em> (hCG) atau dikenal sebagai hormon kehamilan. Hormon ini merangsang korpus luteum untuk memproduksi progesteron yang berperan menjaga kehamilan.<\/p>\n

Sebagian kecil hCG diproduksi di kelenjar pituitari, hati, dan usus besar. Rata-rata implantasi dapat terjadi sekitar 8-10 hari setelah ovulasi, berarti pada siklus hari ke-20.<\/p>\n

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kehamilan<\/h3>\n

Kehamilan tidak serta merta terjadi setelah Anda melakukan hubungan intim. Di masa ovulasi, banyak faktor dan kondisi tubuh yang memengaruhinya. Berikut faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan, yaitu:<\/p>\n