Penulis: Silvia | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari\u00a0<\/span><\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 26 Februari 2023<\/span><\/p>\n <\/p>\n Berbicara soal bekam sudah bukan menjadi hal yang asing, ya<\/em>? Bekam merupakan salah satu terapi pengobatan tradisional asal Tiongkok yang dipercaya memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.<\/p>\n Proses bekam dilakukan dengan menggunakan alat khusus seperti cangkir yang dipanaskan untuk kemudian ditempel pada permukaan kulit agar terjadi penyedotan atau pengisapan kulit. Proses pengisapan pada terapi bekam ini mampu meningkatkan sirkulasi darah serta meregangkan otot-otot yang tegang.<\/p>\n Kini bekam tidak hanya dikenal di Tiongkok saja. Pasalnya, sudah banyak negara-negara lainnya yang menggunakan bekam sebagai pengobatan alternatif, termasuk di Indonesia. Nah<\/em>, sebelum Anda mencoba terapi bekam ini, yuk<\/em> ketahui dahulu jenis, manfaat, serta efek samping dari bekam!<\/p>\n Baca Juga :\u00a0<\/strong>10 Cara Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh Selama Kemoterapi<\/a><\/p>\n Seiring kemajuan zaman, teknologi pada pengobatan tradisional yang satu ini terus mengalami perkembangan.<\/p>\n Berbeda dengan zaman dahulu yang menggunakan tanduk binatang dalam proses pengobatan, kini Anda bisa merasakan sensasi bekam modern yang dilakukan dengan menggunakan cangkir kaca berbentuk bulat dan terbuka di salah satu ujungnya.<\/p>\n Tak hanya itu, kini bekam juga tersedia dengan berbagai jenis. Namun, yang paling umum dan lebih dikenal yaitu bekam kering dan bekam basah.<\/p>\n Terapi pada bekam kering yang dilakukan hanya mengisap kulit saja dengan menggunakan kop atau cangkir. Pada proses bekam kering, cangkir akan dibiarkan menempel beberapa saat hingga kulit terlihat memerah dan mencuat ke atas.<\/p>\n Bekam basah menggunakan terapi kombinasi dengan metode pengisapan dan pengeluaran darah. Proses bekam basah yaitu dengan memberikan tusukan jarum kecil pada kulit lalu dilakukan penyedotan hingga mengeluarkan sedikit darah. Nantinya setelah proses tersebut selesai, bagian yang terluka akan diolesi dengan obat khusus.<\/p>\n Hingga kini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah terapi bekam benar-benar efektif untuk pengobatan.<\/p>\n Namun, Anda tak perlu khawatir karena bekam dipercaya mampu mengobati kondisi tertentu dan memiliki berbagai manfaat diantaranya:<\/p>\n Selain itu, sebuah tinjauan studi dalam National Center for Biotechnology Information<\/em> menemukan bahwa terapi bekam dapat membantu kondisi, antara lain:<\/p>\n Meski para ilmuwan telah mengaitkan terapi bekam dengan berbagai manfaat kesehatan, tetapi National Center for Complementary and Integrative Health<\/em> (NCCIH) mencatat bahwa belum ada cukup penelitian lebih dalam yang membuktikan keefektifan bekam. Karena itu, Anda tidak boleh menggunakan bekam sebagai pengganti perawatan standar untuk kondisi medis apa pun.<\/p>\n Meski memiliki banyak manfaat, efek samping bisa saja terjadi pada Anda saat sedang melakukan terapi atau bahkan setelahnya. Efek samping yang umum dan bisa terjadi berupa pusing, mual, sakit kepala, nyeri pada bagian yang baru dibekam.<\/p>\n Tak hanya itu, bekam juga akan meninggalkan bekas bulat berwarna ungu atau memar akibat penyedotan yang dilakukan. Bahkan Anda bisa terkena risiko infeksi akibat penusukan jarum, jaringan parut, hingga luka bakar<\/a>.<\/p>\n Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami perdarahan internal yang lebih signifikan atau anemia<\/a> jika praktisi mengambil terlalu banyak darah selama bekam basah.<\/p>\n Bekam memang memiliki manfaat untuk kondisi tertentu, tetapi bukan berarti Anda bisa sesuka hati untuk melakukan pengobatan ini.<\/p>\n Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk melakukan terapi bekam, karena tidak sembarang orang boleh melakukan hal ini. Lalu apa siapa saja yang tidak dianjurkan untuk melakukan terapi bekam?<\/p>\n Terapi bekam memang tidak dianjurkan untuk semua orang terlebih bagi Anda dengan kriteria sebagai berikut:<\/p>\n Tak hanya itu, orang-orang yang sedang mengalami gangguan kesehatan tertentu dan gangguan pada organ dalam juga tidak dianjurkan untuk melakukan bekam. Orang yang mengidap kanker, kelainan darah<\/a>, TBC<\/a>, penyakit jantung<\/a> juga sebaiknya tidak melakukan pengobatan ini.<\/p>\n Jika Anda masih berpikir untuk mencoba bekam, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perawatan.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0<\/strong>Kenali Lebih Jauh Jenis Fisioterapi dan Manfaatnya<\/a><\/p>\n <\/p>\n Sumber<\/span> Al-Bedah, et. al. (2018). The medical perspective of cupping therapy: Effects and mechanisms of action. sciencedirect.com\/science\/article\/pii\/S2225411018300191<\/a> <\/div><\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Penulis: Silvia | Editor: Umi Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari\u00a0 Terakhir ditinjau: 26 Februari 2023 Berbicara soal bekam sudah bukan menjadi hal yang asing, ya? Bekam merupakan salah satu terapi pengobatan tradisional asal Tiongkok yang dipercaya memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Proses bekam dilakukan dengan menggunakan alat khusus seperti cangkir yang dipanaskan untuk kemudian…<\/p>\nMengenal Jenis Bekam<\/strong><\/h3>\n
1. Bekam Kering<\/strong><\/h4>\n
2. Bekam Basah<\/strong><\/h4>\n
Manfaat Bekam Bagi Kesehatan<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
Efek Samping<\/strong><\/h3>\n
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Bekam<\/strong><\/h3>\n
\n
\n<\/span>Cao H, et al. (2012). An updated review of the efficacy of cupping therapy. DOI:<\/span>
\n10.1371\/2Fjournal.pone.0031793<\/a>
\n<\/span>Healthline. 2019. What Is Cupping Therapy?<\/a>. www.healthline.com
\n<\/span>Medical News Today. 2019. What to know about cupping therapy<\/a>. www.medicalnewstoday.com
\n<\/span>National Center for Complementary and Integrative Health. 2018. Cupping<\/a>. www.nccih.nih.gov
\n<\/span>Verywell Health. 2020. Cupping Therapy Overview, Benefits, and Side Effects<\/a>. <\/span>www.verywellhealth.com<\/span><\/p>\n