Waspadai Penyimpangan Seksual Masokis dan Ketahui Cara Mengatasinya

Waspadai Penyimpangan Seksual Masokis dan Ketahui Cara Mengatasinya

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 9 Januari 2023

 

Penyimpangan seksual masokis adalah salah satu jenis penyimpangan yang berbahaya karena bisa menyebabkan Anda dan pasangan terluka bahkan menyebabkan kematian. Orang dengan gejala masokis baru bisa merasa terpuaskan bila telah merasa senang atas rasa sakit yang dirasakan pasangannya. Masokis terkadang dikaitkan dengan BDSM karena seorang masokis menyukai berbagai aktivitas seksual yang menyakitkan, membuat luka.

Masokis dikenal juga sebagai penyimpangan seksual psikiatris yang disebut parafilia. Parafilia adalah gangguan seksual yang berupa dorongan, fantasi, dan perilaku seksual berulang yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang yang menjadi pasangan Anda. Seseorang dengan masokis memiliki fantasi mengenai diikat, dipukuli, dipermalukan, dan menderita sehingga mencapai kepuasan seksualnya. Asfiksiofilia adalah salah satu jenis masokis yaitu melakukan hubungan seksual dengan membatasi pernapasan pasangan misalnya dengan membekap atau mencekik. Akibat tindakan ini, Anda atau pasangan bisa mengalami kematian terutama apabila melakukan pemuasan sendiri terhadap tubuh. Tindakan masokis biasanya berawal dari tontonan atau perilaku sadis di masa kanak-kanak. Berikut ini penjelasan lebih detailnya mengenai bahaya penyimpangan seksual masokis:

Gejala Masokis

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan masokis atau tidak, dia harus merasakan gairah seksual yang berulang karena kerap dipukul, diikat, dihina, dan mendapatkan perlakuan yang membuat menderita. Jika seseorang mengalami fantasi seksual disakiti atau menyakiti selama 6 bulan berturut-turut sehingga mengganggu aktivitas sosial dan pekerjaan, berarti mengalami masokis.

Penyebab Penyimpangan Masokis

Penyebab ini secara pasti belum dapat dibuktikan, namun beberapa ahli mencoba menjelaskannya sebagai efek dari fantasi seksual yang dilarang dan trauma masa lalu. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab masokis:

1. Trauma Pelecehan di Masa Lalu

Seseorang yang pernah mengalami trauma pelecehan seksual terutama di masa kecil kemungkinan bisa menimbulkan kelainan hasrat seksual ketika dewasa. Berdasarkan teori psikoanalisis, pernah mendapatkan perlakuan tidak senonoh pada masa lalu bisa membuat seseorang menjadi masokis. Adanya ingatan pernah disakiti secara seksual membuat seseorang ingin membalas hal tersebut atau merasakan sensasi dari memori yang pernah terjadi.

2. Pelarian Terhadap Suatu Permasalahan

Beberapa orang dengan tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan, cenderung melakukan tindakan masokis untuk menghilangkan stres yang ada di dirinya sebagai pelarian. Dengan melakukan tindakan masokis, orang tersebut merasa beban yang ditanggungnya hilang dan merasakan sensasi kepuasan sementara.

3. Fantasi Seksual

Jika seseorang menyaksikan tayangan masokisme, biasanya cenderung akan muncul hasrat seksual yang sama bila tidak bisa menahan diri. Bila ditahan dan tidak bisa mengendalikannya, fantasi tersebut akan semakin kuat. Saat diwujudkan, akan ada kesan mendalam mengenai kepuasan yang dirasakan sehingga ingin mengulanginya lagi karena merasa ketagihan. Setelah merasakan kenikmatan dari tindakannya, seseorang cenderung akan lebih menyakiti diri sendiri atau pasangan untuk meningkatkan standar kesakitan dan kepuasan.

Baca Juga: Wanita Hiperseks: Apakah Sama dengan Wanita Libido Tinggi?

Cara Mengatasi

Masokisme bisa diatasi dengan melakukan psikoterapi dan pengobatan. Terapis akan berusaha mengungkap alasan seseorang melakukan masokisme kemudian dari penyebab tersebutlah dapat diketahui cara menanganinya. Orang dengan masokisme akan diberikan pelatihan empati dan terapi kognitif, salah satunya restrukturisasi distorsi kognitif, yaitu melatih pasien untuk bertindak dengan menghindari sesuatu yang berbahaya sesuai keyakinan masing-masing. Terapi tersebut juga membantu pasien mengendalikan gairah seksual sehingga bisa melakukan hubungan seksual yang sehat. Pasien akan dibuat dalam kondisi dimana mereka membayangkan harus berpasangan dengan seseorang yang masokis, untuk menimbulkan rasa empati agar tidak menyakiti pasangannya. Selain terapi, pasien akan diberikan obat sejenis testosterone untuk mengurangi hasrat seksual dan ereksi. Pasien juga akan diberikan obat antidepresan yang digunakan untuk mengatasi gairah seksual berlebihan.

Bahaya Penyimpangan Masokisme

Masokisme berbahaya karena bisa mencederai pasangan hingga menimbulkan kematian. Orang yang memiliki hasrat masokisme cenderung akan memberikan rasa sakit pada dirinya atau pasangan saat berhubungan seksual dengan cara mencekik, memukul, melukai, dan tindakan lain yang membuat menderita. Selain itu, orang yang mengalami tindakan masokis akan menjadi trauma untuk melakukan hubungan seksual atau justru mengulangi tindakan masokisme tersebut. Sebaiknya jika seseorang merasa memiliki hasrat melakukan tindakan ini, periksakan diri ke ahli psikologi seksual supaya dapat segera ditangani. Tindakan masokis tidak dianjurkan dilakukan karena cenderung bersifat tidak sehat terlebih jika memaksa pasangan.

Baca Juga: Waspadai Ciri-Ciri Psikopat dan Ketahui Penyebabnya

Sumber

Britannica. Masochism. www.britannica.com

Mind Body Green Relationship (2020). What Is A Masochistic Person? 10 Traits & Behaviors Of A Masochist. www.mindbodygreen.com

Psychology Today. Sexual Masochism Disorder. www.psychologytoday.com

The Awarness Centre. Are You A Masochist? Here’s How To Tell… And What To Do About It. www. heawarenesscentre.com

WebMD (2020). Paraphillias. www.webmd.com