Waspadai Penyebab Hiponatremia dan Pengobatannya
Waspadai Penyebab Hiponatremia dan Pengobatannya
Penulis: Justina | Editor: Ratna
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida
Terakhir ditinjau: 11 Januari 2023
Hiponatremia adalah suatu kondisi di mana kadar natrium dalam darah menjadi rendah dari batas normal. Natrium berfungsi sebagai elektrolit, dan membantu untuk mengatur jumlah air yang ada dalam dan sekitar sel-sel dalam tubuh.
Hiponatremia dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kondisi medis hingga akibat meminum terlalu banyak air sehingga natrium dalam tubuh menjadi rendah. Kadar natrium yang rendah ini mengakibatkan air dari luar sel-sel tubuh akan masuk ke dalam sel-sel tubuh dan menyebabkan sel-sel tubuh membengkak.
Pembengkakan sel inilah yang berbahaya, terutama jika yang terkena adalah sel otak karena dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala hingga penurunan kesadaran.
Baca Juga: Ketahui Fungsi Natrium serta Kaitannya dengan Hipertensi
Gejala Hiponatremia
Berikut gejala dan tanda-tanda apabila Anda mengalami hiponatremia:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Menjadi kebingungan
- Lelah, mengantuk, dan seperti kehilangan energi
- Mudah marah dan selalu gelisah
- Lemah pada otot, mengalami kejang-kejang, dan kram
- Koma.
Penyebab Hiponatremia
Natrium memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh, seperti membantu menjaga tekanan darah tetap normal, mendukung fungsi kerja saraf dan otot, dan mengatur keseimbangan cairan tubuh.
Hiponatremia dapat terjadi saat kadar natrium dalam darah turun kurang dari135 mEq/L, sedangkan tingkat natrium darah normal adalah 135 dan 145 mEq/L.
Ada banyak kemungkinan yang menyebabkan Anda mengalami hiponatremia, seperti kondisi tubuh dan faktor gaya hidup, termasuk:
1. Konsumsi obat-obatan tertentu
Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat-obatan diuretik, antidepresan, dan obat pereda nyeri dapat mengganggu kerja ginjal normal dan proses hormonal yang bertugas untuk menjaga konsentrasi natrium dalam kisaran normal yang sehat.
2. Gangguan pada jantung, ginjal, dan hati
Gagal jantung kongestif dan kondisi penyakit tertentu dapat memengaruhi ginjal dan hati serta menyebabkan cairan yang menumpuk pada tubuh yang akan mengencerkan kadar natrium dalam tubuh.
3. Sindrom hormon anti-diuretik yang tidak tepat (SIADH)
Kondisi tersebut membuat hormon antidiuretik (ADH) diproduksi dalam tingkat tinggi, sehingga tubuh akan menahan air alih-alih mengeluarkannya secara normal dengan melalui urin.
4. Muntah atau diare kronis dan parah dan penyebab dehidrasi yang lain
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kehilangan elektrolit, seperti natrium yang akan meningkatkan kadar ADH.
5. Mengonsumsi air terlalu banyak
Mengonsumsi terlalu banyak air dapat menurunkan kadar natrium dalam tubuh karena kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air menjadi berlebihan.
Natrium dapat keluar dari dalam tubuh melalui keringat. Oleh karena itu, minum terlalu banyak air selama beraktivitas tinggi, seperti maraton, dapat mengencerkan kandungan natrium dalam darah.
Baca Juga: 10 Alasan Mengapa Anda Perlu Minum Cukup Air Putih
6. Perubahan Hormonal
Gangguan kelenjar adrenal akan memengaruhi kinerja kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon yang mengatur keseimbangan natrium, kalium, dan air di dalam tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah juga dapat menimbulkan kadar natrium pada darah menjadi rendah.
7. Ekstasi atau Obat Rekreasi
Konsumsi obat-obatan, seperti amfetamin dapat meningkatkan risiko kasus hiponatremia menjadi parah bahkan sampai fatal.
Baca Juga: Hiperprolaktinemia, Tingginya Kadar Hormon Prolaktin Dalam Tubuh
Faktor Risiko Hiponatremia
Beberapa faktor kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko terkena hiponatremia, seperti:
Usia
Orang dewasa berusia lanjut berisiko lebih tinggi terkena hiponatremia. Faktor tersebut, seperti perubahan terkait usia, konsumsi obat tertentu, dan kemungkinan terkena penyakit kronis yang dapat mengubah keseimbangan natrium dalam tubuh.
Konsumsi obat-obatan tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko terkena hiponatremia, termasuk obat diuretik thiazide serta beberapa obat antidepresan, dan obat pereda nyeri. Tak hanya itu, konsumsi ekstasi atau obat rekreasi juga sering dikaitkan dengan kasus fatalnya hiponatremia yang terjadi.
Kondisi medis yang menurunkan tingkat ekskresi air tubuh
Kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko hiponatremia, termasuk penyakit ginjal, SIADH, dan gagal jantung.
Aktivitas fisik yang tinggi
Beberapa orang minum terlalu banyak air saat melakukan aktivitas fisik yang tinggi, seperti maraton, triatlon, ultramaraton, dan aktivitas intensitas tinggi untuk jarak jauh lainnya yang bisa meningkatkan risiko hiponatremia.
Pengobatan Hiponatremia
Pengobatan untuk mengatasi hiponatremia akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Jika Anda mengalami hiponatremia kronis karena diet, mengonsumsi makanan atau minuman mengandung zat diuretik, atau terlalu minum banyak air, maka dokter akan merekomendasikan Anda untuk sementara waktu mengurangi mengonsumsi cairan secara berlebihan.
Selain itu, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menyesuaikan penggunaan zat diuretik pada tubuh untuk meningkatkan kadar natrium dalam darah.
Jika Anda mengalami hiponatremia akut yang parah, maka Anda membutuhkan perawatan yang lebih serius, seperti:
- Menggunakan Cairan Intravena. Dokter bisa memberikan larutan natrium IV untuk meningkatkan kadar natrium dalam darah secara perlahan-lahan. Hal ini akan membutuhkan Anda untuk dirawat di rumah sakit untuk memantau kadar natrium pada tubuh.
- Mengonsumsi Obat-obatan. Anda dapat mengonsumsi obat untuk mengobati jika timbul gejala terjadinya hiponatremia, seperti sakit kepala, mual, dan kejang-kejang.
Baca Juga: Dehidrasi : Bahaya, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Sumber Cleveland Clinic. (2018). Hyponatremia. my.clevelandclinic.org Healthline. (2020). Low Blood Sodium (Hyponatremia). www.healthline.com MedlinePlus. Low blood sodium. medlineplus.gov Mayo Clinic. Hyponatremia. www.mayoclinic.org