Waspadai Penyebab Gangguan Pencernaan Giardiasis

Waspadai Penyebab Gangguan Pencernaan Giardiasis

Penulis: Silvia | Editor: Ratna

Tahukah Anda? Gangguan kesehatan pada pencernaan tak melulu soal sembelit atau diare, lho. Pasalnya ada banyak gangguan kesehatan yang bisa menyerang pencernaan, salah satunya yaitu giardiasis.

Mungkin nama penyakit ini terdengar asing, namun perlu Anda ketahui bahwa giardiasis ini bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Giardiasis merupakan gangguan pencernaan yang terjadi karena adanya infeksi pada usus halus akibat parasit mikroskopis atau kerap disebut giardia lamblia.

Umumnya, orang dapat terinfeksi giardiasis melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi parasit giardia lamblia maupun karena adanya kontak dengan orang yang telah lebih dulu terinfeksi. Jadi bisa dikatakan penyakit ini sifatnya menular.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gangguan pencernaan ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi di negara dengan kondisi sanitasi dan kualitas air yang buruk.

Lantas, apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi giardiasis? Untuk lebih jelasnya, simak informasi selengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Infeksi Usus: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Penyebab

Seperti yang telah disebutkan bahwa penyebab utama giardiasis yaitu berasal dari infeksi parasit giardia lamblia. Parasit ini dapat ditemukan pada kotoran hewan maupun manusia. Tak hanya itu, parasit giardia lamblia pun dapat tumbuh dan berkembang dalam makanan, tanah, dan air yang terkontaminasi.

Bahkan, parasit ini juga dapat bertahan hidup di luar inan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi karena sebelum parasit mikroskopis dikeluarkan dalam tinja, mereka akan terbungkus dalam cangkang keras yang disebut kista sehingga kondisi tersebut memungkinkan parasit bertahan hidup lebih lama meski berada di luar inangnya.

Seseorang akan dengan mudah terinfeksi giardiasis apabila secara tidak sengaja Ia menelan kista parasit tersebut. Para ahli mengungkapkan medium utama penyebaran infeksi usus halus ini berasal dari makanan dan kontaminasi air yang berada di kolam renang, spa, hingga danau.

Selain itu, ada pula beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan terinfeksi giardiasis, yaitu:

  • Anak-anak cenderung lebih rentang terinfeksi giardiasis dibandingkan orang dewasa. Hal ini dikarenakan si kecil lebih mungkin untuk bersentuhan dengan kotorannya secara langsung, terlebih saat Ia menggunakan popok. Kendati demikian, orang dewasa pun juga bisa terkena giardiasis apabila Ia mengganti popok anak namun tidak mencuci tangan setelahnya.
  • Orang-orang yang tinggal dengan keterbatasan sumber air bersih juga lebih berisiko terinfeksi giardiasis, terlebih jika mereka tinggal di tempat dengan daerah padat penduduk dan lingkungan yang terbilang kumuh.
  • Orang yang melakukan seks anal atau seks oral-anal tanpa menggunakan kondom atau perlindungan lain berisiko lebih tinggi terkena infeksi giardia, serta infeksi menular seksual.

Gejala Giardiasis

Sama seperti dengan penyakit lainnya, saat seseorang terinfeksi giardiasis, Ia mungkin akan mengalami beberapa gejala. Namun, tak sedikit juga yang tidak mengalami gejala apapun. Pada umumnya, gejala ini muncul setelah beberapa hari terinfeksi dan gejalanya dapat berlangsung selama dua hingga enam minggu. Berikut beberapa gejala yang mungkin terjadi.

  • Kerap merasa lelah dan lemas dalam jangka waktu yang lama
  • Feses berair, berminyak, dan berlendir
  • Kembung, kram perut, hingga diare
  • Sering bersendawa dan nafas terasa bau yang menyengat
  • Sering mengeluarkan gas atau kentut
  • Kehilangan nafsu makan yang signifikan
  • Dehidrasi yang dapat menyebabkan penurunan berat badan
  • Sakit kepala dan demam ringan

Pengobatan

Dalam banyak kasus, giardiasis dengan gejala ringan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Namun, apabila gejala terbilang parah, biasanya dokter akan meresepkan beberapa antibiotik dengan efek antiparasit. Obat-obat untuk mengatasi giardia meliputi:

  • Metronidazol: Dokter biasanya menyarankan pasien untuk minum antibiotik ini selama lima hingga tujuh hari. Untuk efek sampingnya, metronidazol dapat menyebabkan mual dan akan meninggalkan rasa logam di mulut Anda dalam waktu yang sementara.
  • Tinidazole sama efektifnya dengan metronidazol dan sering mengobati giardiasis dalam dosis tunggal atau sekali minum.
  • Nitazoxanide adalah antibiotik yang biasanya diperuntukkan bagi anak-anak karena obat ini tersedia dalam bentuk cair atau sirup dan hanya perlu diminum selama tiga hari saja. pilihan populer untuk anak-anak karena tersedia dalam bentuk cair dan hanya perlu diminum selama tiga hari.
  • Bagi ibu hamil, mengobati giardiasis dengan paromomycin bisa menjadi solusinya. Sebab, obat ini cenderung lebih rendah risiko menyebabkan menyebabkan cacat lahir dibandingkan obat lainnya. Kendati demikian, para dokter biasanya menyarankan untuk menunggu proses persalinan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi paromomycin. Pasalnya, meski risiko cacat lahir sangat kecil namun kemungkinannya tetap ada.

Meski penyakit ini tidak terlalu berdampak serius terhadap kesehatan, namun penting bagi Anda untuk mencegah terinfeksi giardiasis. Caranya, Anda perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan pastikan air yang diminum tidak terkontaminasi.

Baca Juga: Gejala dan Pengobatan Divertikulitis (Radang Usus Besar)

Sumber

Cleveland Clinic. (2020). Giardiasis. www.clevelandclinic.org

Mayo Clinic. (2019). Giardia Infection (Giardiasis). www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2018). Giardiasis: What is beaver fever?. www.medicalnewstoday.com

Healthline. (2018). Giardiasis. www.healthline.com