Waspadai Penyebab BAB Berdarah

Waspadai Penyebab BAB Berdarah

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Menemukan darah saat Anda buang air besar (BAB) tentu bukanlah hal yang menyenangkan, bahkan cenderung menakutkan. Darah yang biasa muncul pada umumnya bisa berwarna merah terang, merah marun, hitam dan bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang.

Perdarahan saat BAB umumnya disebabkan karena kondisi pencernaan yang kurang baik. Kondisi khusus seperti adanya wasir (ambeien), mengejan terlalu keras saat susah buang air besar hingga konstipasi dan kanker bisa menimbulkan perdarahan. Untuk mengetahui secara pasti kondisi yang dihadapi, darah harus diperiksa oleh tenaga kesehatan profesional.

Ada beberapa penyebab BAB berdarah yang harus diwaspadai antara lain:

1. Perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas

Kebanyakan kasus perdarahan saat buang air besar yang sudah dibuktikan banyak ahli bedah adalah perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Untuk mengetahui apakah ini penyebab BAB Anda berdarah, dokter akan melakukan endoskopi. Jika ternyata masalahnya serius, Anda mungkin memerlukan tindakan operasi.

Baca Juga: Makanan Sehat untuk Penderita Ambeien dan Pantangannya

2. Luka pada anus

Meskipun bisa terjadi pada orang dewasa, luka pada area anal lebih umum dialami oleh bayi. Penyebabnya adalah sembelit atau susah buang air besar. Luka pada anus atau yang dalam istilah medis disebut fisura anus adalah kondisi kulit anus yang retak setelah peregangan karena mengejan saat buang air besar. Fisura anus biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tapi untuk mengurangi rasa tidak nyaman, pemberian obat pencahar dan krim mungkin diperlukan.

3. Ambeien

Ambeien merupakan kondisi pembengkakan yang terjadi area anus yang kadang dapat menyebabkan munculnya tonjolan. Ambeien biasanya terasa sakit, gatal dan bisa menyebabkan BAB berdarah. Darah yang muncul biasanya berwarna merah segar berasal dari pembuluh darah di sekitar area anus dan rektum.

4. Angiodysplasia

Jika penyebab BAB berdarah cenderung tidak jelas, maka Anda harus curiga adanya angiodysplasia atau malformasi vaskular pada usus. Angiodysplasia biasanya dikaitkan dengan penyakit ginjal stadium akhir, penyakit von Willebrand dan gagal ginjal stadium akhir.

Angiodysplasia bisa diatasi tergantung pada lokasinya dengan teknik obliterasi endoskopi. Perawatan lain termasuk terapi hormon, transfusi darah periodik, dan suplemen zat besi. Untungnya, pada kebanyakan orang, angiodysplasia dapat sembuh dengan sendirinya.

5. Inflammatory bowel disease (IBD)

Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah umum untuk penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan usus. Dua jenis IBD yang paling umum adalah penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Awalnya, pengobatan untuk IBD adalah obat-obatan termasuk steroid dan agen pengubah kekebalan tubuh. Namun, sebagian besar penderita IBD biasanya memerlukan prosedur pembedahan untuk bisa benar-benar sembuh.

6. Penyakit divertikular (diverticular disease)

Ada dua jenis penyakit divertikular: divertikulosis dan divertikulitis. Keduanya memberikan gejala yang sama yakni lewat perdarahan saat buang air besar. Divertikula umumnya dikaitkan dengan kekurangan konsumsi serat. Jika terjadi perdarahan parah, endoskopi hingga operasi perut adalah beberapa cara untuk menghentikannya.

7. Kolitis iskemik

Hampir 90% dari kasus kolitis iskemik diderita oleh lansia. Cedera iskemik bisa terjadi ketika aliran darah usus ke usus besar tidak memadai. Selain memunculkan perdarahan pada tinja, kondisi ini juga bisa ditandai dengan diare, kebutuhan mendesak untuk buang air besar, sakit perut hingga muntah.

Sebagian kasus kolitis iskemik biasanya berlangsung singkat dan bisa sembuh dengan sendiri. Pada beberapa kasus yang parah, penderita harus dirawat di rumah sakit dan diberi beberapa jenis suntikan. Namun, sekitar 20% kasus kolitis iskemik, diperlukan prosedur pembedahan untuk mengatasinya.

Orang-orang yang mengalami BAB berdarah minor biasanya tidak memiliki masalah kesehatan yang serius. Namun tidak ada cara untuk mengetahui penyebab pastinya tanpa melakukan pemeriksaan ke dokter. Jika pendarahan terjadi berulang, jangan ragu untuk menghubungi pusat kesehatan terdekat untuk memastikan penyebab dan penanganannya.

Baca Juga: Makanan Kaya Serat Ampuh Atasi Sembelit

Sumber


UpToDate (2017). Patient Education: Blood in the Stool. www.uptodate.com
MedicineNet (2019). Rectal Bleeding (Blood in Stool, Hematochezia): Symptoms & Signs. www.medicinenet.com
Webmd (2017). Blood in Stool. www.webmd.com
Verywell Health (2019). 10 Possible Causes of Bloody Stool. www.verywellehealth.com