Waspadai Penyebab Anak Batuk Hingga Muntah

Waspadai Penyebab Anak Batuk Hingga Muntah

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 17 April 2023

 

Batuk merupakan salah satu gejala penyakit anak yang paling umum. Batuk adalah cara tubuh untuk mencoba membersihkan paru-paru dari lendir, benda asing, dan mikroba penyebab infeksi dan penyakit. Anak mungkin mengalami batuk karena iritasi di lingkungan yang membuatnya sensitif, hal ini dapat terjadi karena reaksi alergi, virus, atau infeksi bakteri.

Terkadang, anak Anda batuk begitu hebat sehingga menyebabkan muntah. Muntah biasanya akan berhenti dengan sendirinya tanpa pengobatan, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak agar merasa lebih baik dan menghindari dehidrasi. Atau kondisi ini mungkin merupakan indikasi penyakit atau alergi yang mendasarinya, dan dapat diobati dengan beberapa cara.

Penyebab

Beberapa kondisi yang menyebabkan muntah terkait batuk pada anak-anak termasuk pneumonia, bronkitis, asma, asma varian batuk, postnasal drip, dan refluks asam. Dan kondisi lainnya termasuk:

1. Pertussis

Atau juga disebut batuk rejan merupakan infeksi pernapasan serius yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut Bordetella pertussis. Infeksi bakteri ini menyebabkan batuk yang hebat dan tidak terkendali yang dapat membuat anak sulit bernapas.

Tidak hanya menyerang bayi dan anak-anak, pertussis juga dapat menyerang orang pada usia berapapun. Pada masa inkubasi, gejala batuk rejan adalah sekitar 5 hingga 10 hari. Namun, gejalanya umumnya tidak muncul selama 3 minggu.

Gejala awal mirip seperti flu biasa, seperti demam, pilek, dan batuk. Dalam 2 minggu, akan muncul batuk kering dan terus-menerus yang dapat berkembang dan membuat anak menjadi sangat sulit bernapas. Batuk parah ini juga dapat menyebabkan:

  • Muntah.
  • Warna kulit membiru atau ungu di sekitar mulut.
  • Dehidrasi.
  • Demam ringan.
  • Sulit bernapas.

2. Infeksi Virus Syncytial Pernapasan (RSV)

Virus pernapasan syncytial (RSV) adalah virus umum yang sering terjadi pada anak-anak dan bayi. Infeksi virus ini juga dapat mempengaruhi orang dari segala usia, bagi orang dewasa dan anak-anak mempunyai gejala mirip pilek. Tetapi pada bayi, RSV bisa menjadi kondisi yang lebih serius.

Infeksi biasanya tidak menyebabkan kerusakan serius, tetapi dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan komplikasi paru-paru yang serius. Gejala umumnya muncul dari 4 hingga 6 hari setelah infeksi. Orang dewasa biasanya memiliki gejala yang lebih ringan seperti kongesti atau demam. Pada anak-anak dibawah usia 1 tahun menunjukkan gejala yang lebih serius.

Gejala umum dari infeksi RSV untuk orang dewasa dan anak-anak meliputi:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Pilek.
  • Bersin-bersin.

Gejala yang kurang umum meliputi:

  • Mengi.
  • Sulit bernapas, atau bernapas cepat atau pendek.
  • Kulit kebiruan.

Biasanya, kondisi ini terlihat pada infeksi yang lebih parah, seperti bronkitis atau pneumonia.

Perawatan dan pengobatan

Jika anak Anda mengalami gejala batuk rejan, segera dapatkan bantuan medis terutama jika anggota keluarga Anda belum diimunisasi. Batuk rejan sangat menular, karena bakteri dapat menyebar ke udara ketika anak-anak atau Anda yang terinfeksi batuk, bersin, atau tertawa. Hal ini dapat membuat bakteri dapat dengan cepat menyebar ke anggota keluarga lain.

Untuk melakukan diagnosis batuk rejan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil sampel lendir dari hidung dan tenggorokan. Sample tersebut kemudian akan diuji untuk memastikan adanya bakteri B. pertussis. Tes darah mungkin juga perlu dilakukan untuk membuat diagnosis yang akurat.

Banyak bayi dan anak-anak perlu dirawat di rumah sakit selama perawatan, untuk observasi dan diberikan bantuan pernapasan. Beberapa mungkin memerlukan cairan intravena (IV) untuk dehidrasi jika gejala mencegah mereka minum cukup cairan.

Karena batuk rejan diakibatkan oleh infeksi bakteri, antibiotik adalah pengobatan utamanya. Antibiotik paling efektif pada tahap awal batuk rejan, yang juga dapat digunakan pada tahap akhir infeksi untuk mencegahnya menyebar ke orang lain.

Obat batuk tidak dianjurkan, karena obat batuk tidak berpengaruh pada gejala batuk rejan, dan dapat membawa efek samping yang berbahaya bagi bayi dan anak-anak. Kebanyakan dokter menyarankan Anda untuk menggunakan pelembab udara di kamar tidur anak, untuk menjaga kelembapan udara dan membantu meringankan gejala batuk rejan.

Sedangkan untuk RSV yang merupakan infeksi virus, tidak dapat diobati dengan obat-obatan seperti antibiotik. Dalam kebanyakan kasus, gejala RSV yang mirip pilek atau flu, dapat sembuh tanpa pengobatan. Dengan berisirahat cukup dan minum banyak air dapat membantu pemulihan anak. Dan Anda dapat memberikan obat pereda demam dan nyeri yang dijual bebas.

Baca Juga: Sering Batuk sampai Muntah, Apa Penyebabnya?

Sumber

KidsHealth. (2022). Coughing. kidshealth.org

Medical News Today. (2021). Causes of nighttime toddler coughing and how to treat it. www.medicalnewstoday.com

Healthline. (2022). Can You Cough So Hard That You Vomit?. www.healthline.com

Healthline. (2018). Whooping Cough (Pertussis). www.healthline.com

Healthline. (2022). Respiratory Syncytial Virus (RSV) Infection. www.healthline.com