Waspadai Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) pada Lansia

Waspadai Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) pada Lansia

Penulis : Emy | Editor : Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 10 Januari 2022

Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada orang dewasa dan lansia. Jaringan pembuluh darah tubuh yang dikenal sebagai sistem vaskular, berubah seiring bertambahnya usia. Arteri menjadi kaku, menyebabkan tekanan darah naik.

Tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut “pembunuh diam-diam”, seringkali tidak menimbulkan tanda-tanda penyakit yang dapat dilihat atau dirasakan. Meskipun itu mempengaruhi hampir setengah dari semua lansia, banyak yang bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi.

Ketika tekanan darah tinggi terdeteksi pada cek kesehatan, perubahan gaya hidup dan obat-obatan mungkin direkomendasikan untuk membantu mengelola kondisi tersebut. Jika diabaikan, tekanan darah tinggi dapat menjadi awal dari stroke, masalah penglihatan, gagal ginjal atau penyakit jantung. Untuk mengantisipasi risiko ini, orang dewasa dan orang tua harus memeriksakan tekanan darah mereka setidaknya setahun sekali untuk mendeteksi masalah kesehatan. 

Memonitor Tekanan Darah

Standar maksimal untuk tekanan darah normal adalah 130/80. Untuk orang yang lebih tua atau lansia, pemantauan tekanan darah tinggi adalah hal yang sangat penting. Kondisi kesehatan dan tingkat kebugaran saat ini dapat diperhitungkan saat memantau tekanan darah, dan dokter bisa merekomendasikan rencana perawatan yang sesuai. 

Tekanan darah tinggi seringkali tidak memiliki tanda atau gejala, tetapi pemeriksaan rutin tekanan darah akan membantu mendeteksi peningkatan kadar. Jika pembacaan tekanan darah tinggi pada dua atau lebih pemeriksaan, dokter mungkin juga meminta untuk mengukur tekanan darah sendiri secara rutin di rumah.

Ada pertimbangan penting untuk orang dewasa yang lebih tua dalam memutuskan apakah akan memulai pengobatan untuk tekanan darah tinggi jika di atas 130/80, termasuk kondisi kesehatan lainnya dan kebugaran secara keseluruhan. Pada tahap awal dokter mungkin menyarankan perubahan gaya hidup, seperti olahraga, perubahan pola makan, dan obat-obatan. 

Beberapa aspek dapat meningkatkan risiko lansia terkena tekanan darah tinggi. Pria memiliki risiko lebih tinggi setelah usia 55 tahun dan wanita setelah mereka mencapai menopause. Faktor tambahan lain meliputi :

• Pola makan, termasuk terlalu banyak mengonsumsi garam dan kekurangan potasium.
• Riwayat keturunan hipertensi
• Kelebihan berat badan
• Stres jangka panjang
• Obat – obatan tertentu
• Kurang aktif bergerak
• Merokok dan minuman alkohol

Cara Mengontrol Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diturunkan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari dan dengan minum obat penurun tensi hanya jika diperlukan. Perawatan, terutama jika Anda memiliki kondisi medis lain seperti diabetes, memerlukan evaluasi dan diskusi berkelanjutan dengan dokter Anda. 

Perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, seperti :

• Aktif olahraga aktivitas sedang seperti jalan cepat atau berenang setidaknya 150 menit (2,5 jam) per minggu. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum memulai rencana olahraga jika Anda memiliki masalah kesehatan yang tidak diobati. 
• Makanlah makanan yang menyehatkan jantung. Diet seimbang sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein, susu, dan minyak baik. 
• Kurangi garam. Seiring bertambahnya usia, tubuh dan tekanan darah menjadi lebih sensitif terhadap garam (natrium), yang ditambahkan ke banyak makanan selama pemrosesan atau persiapan. Membatasi jumlah garam Anda setiap hari dapat membantu. 
• Hindari meminum alkohol dan merokok karena dapat memengaruhi tekanan darah Anda. 
• Mendapatkan tidur malam yang nyenyak dapat membantu menurunkan tekanan darah. 
• Mengelola stres dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. 

Baca Juga : Kenali Tanda dan Gejala Hipertensi

Sumber