Waspadai Gejala Spondylosis dan Pengobatannya

Waspadai Gejala Spondylosis dan Pengobatannya

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Spondilosis merupakan penyakit degeneratif yang mempengaruhi tulang belakang area bawah. Penyakit ini dapat terjadi seiring bertambahnya usia. Saat seseorang menua, maka tulang, ligamen, cakram, dan tulang rawan mengalami penurunan fungsi. Ketika hal tersebut terjadi, maka tulang rawan yang melindungi tulang belakang akan aus. Hilangnya pelindung tersebut juga akan mempengaruhi saraf.

Perkembangan spondilosis umumnya tidak menyebabkan kecacatan, namun dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada saraf yang melekat pada sumsum tulang belakang. Akibatnya pergerakan kaki atau tangan menjadi lemah. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gejala dan cara pengobatan spondylosis, simaklah penjelasan berikut ini:

Gejala Spondylosis

Awalnya spondylosis tidak menimbulkan gejala apapun. Namun setelah gejalanya semakin memburuk, barulah muncul gejala sebagai berikut:

  • Rasa nyeri di area leher yang merambat ke bahu dan lengan.
  • Pusing disertai sakit kepala
  • Leher menjadi kaku saat digerakan
  • Lengan dan kaki melemah
  • Mati rasa pada bahu, lengan dan kaki
  • Ketidakmampuan menjaga keseimbangan
  • Kesulitan menahan rasa ingin buang air kecil atau air besar
  • Punggung bawah terasa nyeri dan kaku
  • Stenosis tulang belakang, yaitu penyempitan pada saluran tulang belakang yang menyebabkan saraf tertekan.

Penyebab

Penyebab utama spondylosis adalah faktor penuaan. Spondylosis atau yang dikenal juga sebagai arthritis tulang belakang, juga dipengaruhi oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat dan stres. Berikut ini penyebab spondylosis yang wajib dihindari:

  • Penyakit cakram degeneratif, yaitu penurunan fungsi pada cakram tulang yang disebabkan karena penuan. Seiring berjalannya waktu, struktur kolagen dari annulus fibrosus (bagian luar diskus invertebralis) akan menurun, ditambah dengan berkurangnya molekul air. Dengan demikian kemampuan cakram untuk membantu gerak akan berkurang.
  • Ketidaknormalan gerakan tulang belakang menyebabkan penghentian gerakan dengan menumbuhkan taji tulang atau osteosit. Taji tulang tersebut akan membuat struktur tulang belakang menjadi sempit, akibatnya saraf akan mengalami tekanan.
  • Faktor genetika karena spondylosis dapat dengan mudah diturunkan jika anggota keluarga lainnya seperti ayah, ibu, kakek, atau nenek  memiliki riwayat spondylosis.
  • Gaya hidup yang tidak sehat contohnya merokok menimbulkan kualitas tulang menurun karena merokok dapat mengurangi jumlah air yang terkandung dalam cakram. Padahal air yang membantu cakram untuk melakukan pergerakan. Kandungan air yang sedikit menyebabkan tulang belakang cepat aus.

Pengobatan Spondylosis

Dokter akan melakukan berbagai pengobatan untuk menghilangkan dan menyembuhkan gejala spondylosis. Pengobatan tersebut tergantung pada tingkat keparahan gejala yang timbul. Berikut ini beberapa pengobatan yang direkomendasikan dokter:

  • Memberikan obat antiinflamasi nonsteroid dan obat pelemas otot.
  • Melakukan terapi fisik dengan mengajarkan latihan peregangan dan gerakan untuk menguatkan otot dan tulang.
  •  Mengompres leher menggunakan es atau kompres hangat
  • Menyarankan untuk menggunakan pakaian dengan kerah leher yang lembut.
  • Menyuntikan obat anti nyeri atau obat steroid ke ruang di sumsum tulang belakang.
  • Operasi pembedahan biasanya hanya dilakukan pada kasus spondylosis dengan gejala yang parah. Ahli bedah biasanya akan mengurangi tekanan saraf pada tulang belakang cengan mengangkat sedikit tulang dan memperbaiki posisi saraf pada tulang belakang. Setelah itu, tulang akan kembali disatukan.

Baca Juga: Spondilosis Servikal: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

Sumber

John Hopkins Medicine. Cervical Spondylosis. www.hopkinsmedicime.org

Resurgens Orthopaedics. Spondylosis. www.resurgens.com

Spine Universe (2020). Causes of Spondylosis. www.spineuniverse.com

Penn Medicine. Spondylosis. www.pennmedicine.org