Waspadai Bahaya Radiasi Elektromagnetik bagi Kesehatan

Waspadai Bahaya Radiasi Elektromagnetik bagi Kesehatan

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Medan listrik dapat diciptakan dengan menggunakan perbedaan tegangan. Medan magnet dapat muncul jika terdapat arus listrik yang mengalir. Semakin besar arus, maka semakin kuat medan magnet. Medan elektromagnetik sebetulnya sudah hadir di mana-mana di sekitar kita. Akan tetapi wujudnya tidak terlihat oleh mata manusia.

Contoh medan magnet alami yaitu bumi yang dapat menyebabkan jarum kompas mengarah ke utara dan selatan, dan sering digunakan oleh burung dan ikan untuk navigasi. Selain itu, spektrum elektromagnetik juga mencakup medan yang dihasilkan oleh sumber buatan manusia. Seperti sinar X yang digunakan untuk mendiagnosis anggota tubuh.

Baca Juga: Ketahui Bahaya Radiasi Handphone bagi Kesehatan

Pengaruh Radiasi Elektromagnetik Bagi Kesehatan Tubuh

Ada dua jenis radiasi elektromagnetik, yaitu ionisasi yang dapat memutuskan ikatan kimia, dan non pengion yang tidak dapat memutus ikatan kimia. Beberapa sumber radiasi elektromagnetik non pengion adalah radiasi di perangkat komunikasi, gelombang mikro, radiasi ultraviolet seperti yang ada di tanning bed, dan radiasi infrared seperti yang ada di lampu panas.

Berikut mekanisme radiasi mempengaruhi tubuh manusia.

Radiasi Elektromagnetik Ionisasi

Radiasi pengion dapat menjadi berbahaya untuk tubuh manusia karena bisa memutuskan ikatan kimia, lalu mengubah struktur molekul dan kimia berbagai zat, termasuk jaringan dalam tubuh manusia. Akan tetapi, seseorang jauh lebih mungkin mengalami masalah pada tubuh jika terkena radiasi tingkat tinggi dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut bisa terjadi, misalnya jika seseorang terlalu sering menjalani banyak tindakan menggunakan sinar-X tanpa perlindungan.

Radiasi pengion dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan tubuh secara langsung, seperti:

  • Luka bakar
  • Kerontokan pada rambut
  • Kulit menjadi rusak
  • Organ dan jaringan menjadi rusak
  • Mengganggu perkembangan janin
  • Kerusakan sumsum tulang

Radiasi pengion juga dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang, bahkan jika seseorang tidak menunjukkan gejala secara langsung. Masalah yang dapat berkembang untuk jangka waktu yang lama meliputi:

  • Kerusakan oksidatif
  • Komplikasi pada kesuburan
  • Memengaruhi perkembangan janin
  • Menimbulkan kanker

Dokter dan penyedia layanan kesehatan dapat memperkecil risiko paparan ketika melakukan tindakan medis menggunakan peralatan yang memancarkan radiasi elektromagnetik dengan menggunakan perisai timbal untuk melindungi area tubuh yang bukan menjadi target radiasi.

Radiasi Elektromagnetik Non-pengion

Pada umumnya paparan radiasi non-pengion seharusnya tidak mempengaruhi kesehatan manusia. Dalam keadaan biasa, seharusnya radiasi non-pengion hanya melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan apapun.

Akan tetapi, kekhawatiran khusus telah timbul akibat penggunaan perangkat seperti alat pacu jantung. Namun, menurut American Heart Association (AHA), alat pacu jantung biasanya tidak terpengaruh oleh radiasi dari peralatan rumah tangga, seperti microwave, komputer, dan Bluetooth. Akan tetapi, AHA tetap merekomendasikan untuk menjaga antena dan motor sekitar 6 inci dari alat pacu jantung atau defibrilator cardioverter implan.

Radiasi non-pengion dapat menimbulkan panas, seperti microwave. Akan tetapi, meski panas ini sebetulnya tidak berbahaya, dalam keadaan tertentu justru dapat menimbulkan bahaya untuk jaringan tubuh manusia. Misalnya, orang yang bekerja di lingkungan industri dan terpapar dosis yang sangat tinggi dari radiasi non-pengion lebih berisiko mengalami kerusakan jaringan.

Organ-organ tertentu juga lebih rentan terhadap kerusakan, seperti mata dan testis. Hal ini karena organ tersebut memiliki suplai darah yang rendah dan kurangnya kapasitas untuk mengatur suhu. Secara keseluruhan, kerusakan yang terjadi akibat radiasi non-pengion itu rendah dan hanya terjadi saat seseorang terpapar radiasi tingkat tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Gejala Sindrom Radiasi Akut

Sindrom radiasi akut atau ARS adalah penyakit radiasi yang gejalanya bisa menjadi parah. ARS dapat berkembang setelah terpapar radiasi tingkat yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat, mungkin dalam hitungan menit.

ARS bisa terjadi jika radiasi telah menembus organ internal seseorang dan sebagian besar dari tubuh mereka telah terpapar. Seseorang yang menderita ARS dapat mengalami gejala dalam beberapa menit setelah terpapar, dan gejalanya bisa datang dan pergi selama beberapa hari. Gejala ARS meliputi:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sakit kepala

Akan tetapi, seseorang dapat sembuh dalam suatu periode gejala, lalu kambuh lagi mengalami gejala yang sama atau berbeda. Gejala yang ditimbulkan bisa parah, seperti kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam, kejang-kejang, hingga koma.

Jika mengalami gejala akibat radiasi yang tinggi, sebaiknya segeralah untuk mendapatkan bantuan atau pertolongan medis. Dalam kebanyakan kasus, kerusakan terjadi setelah paparan jangka panjang, seperti ketika kanker kulit berkembang setelah bertahun-tahun sering terpapar sinar matahari tanpa pelindung.

Anda juga harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala kerusakan jaringan atau akibat paparan radiasi kronis, seperti:

  • Masalah mengenai kesuburan: segera hubungi dokter jika mengalami masalah atau kesulitan untuk hamil
  • Timbul nyeri yang tidak dapat dijelaskan: segera tanyakan kepada dokter mengenai penyebab dan pengobatan dari nyeri yang terjadi, terutama jika melibatkan organ dalam
  • Gejala kanker: hal ini termasuk perubahan pada kulit, tumor, atau perubahan fungsi tubuh.

Baca Juga: Bahaya Radiasi Nuklir bagi Kesehatan!

Sumber

Healthline. (2021). Should You Be Worried About EMF Exposure?. www.healthline.com

Heart. (2016). Devices that May Interfere with ICDs and Pacemakers. www.heart.org

Medical News Today. (2020). Are EMFs dangerous?. www.medicalnewstoday.com

WHO. (2016). Radiation: Electromagnetic Fields. www.who.int