Waspadai Bahaya Paraben dalam Kosmetik bagi Kesehatan

Waspadai Bahaya Paraben dalam Kosmetik bagi Kesehatan

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 23 Oktober 2022

 

Paraben adalah sekelompok senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai pengawet buatan dalam kosmetik dan produk kecantikan lainnya. Kosmetik mengandung bahan yang dapat terurai, oleh sebab itu penambahan bahan kimia bertujuan untuk mencegah dan mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur berbahaya, sehingga meningkatkan umur simpan produk.

Penelitian menunjukkan bahwa paraben dapat menyebabkan iritasi kulit, mengganggu hormon dalam tubuh, membahayakan kesuburan dan organ reproduksi, mempengaruhi kelahiran, dan meningkatkan risiko kanker. Penelitian juga telah mendeteksi adanya paraben pada hampir semua sampel urin dari orang dewasa.

Baca Juga: Selain Sinar Matahari, Ini 9 Faktor Lain yang Meningkatkan Kanker Kulit

Efek samping

Kulit kita dapat menyerap produk kosmetik yang kita gunakan, artinya bahan yang ada pada setiap produk yang Anda pakai berpotensi untuk menyebabkan dermatitis kontak. Suatu reaksi alergi terhadap zat sesuatu yang bersentuhan dengan kulit, biasanya terjadi dalam bentuk ruam yang kadang hilang dengan sendirinya.

Ruam dermatitis kontak pada umumnya meliputi:

  • Gatal-gatal
  • Muncul benjolan dan lecet
  • Kulit kering dan bersisik
  • Bengkak, nyeri saat tersentuh
  • Melepuh atau seperti terbakar

Jika dermatitis terjadi pada area dekat mata, Anda mungkin mengalami kemerahan atau pembengkakan pada kelopak mata. Kepekaan lain dapat terjadi jika produk yang mengandung paraben bersentuhan dengan kulit yang rusak atau pecah.

Pengaruh Paraben bagi Kesehatan

Paraben yang paling sering kali terkandung dalam bahan kosmetik adalah methylparaben, propylparaben, butylparaben, dan ethylparaben. Label bahan produk biasanya lebih dari satu paraben dalam suatu produk.

Paraben sering digunakan dalam kombinasi dengan jenis pengawet lain untuk lebih melindungi dari berbagai mikroorganisme. Hal inilah kemungkinan dapat menyebabkan efek samping yang merugikan bagi kesehatan Anda, berikut penjelasannya:

1. Memicu reaksi alergi

Paraben dapat menyebabkan berbagai reaksi terhadap penderita alergi. Zat kimia ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan dermatitis kontak, yang merupakan jenis peradangan kulit serius dengan gejala seperti ruam, melepuh, dan kulit terbakar. Hal ini terjadi karena zat kimia ini sudah sangat meresap kedalam kulit dan mengganggu fungsi normal hormon.

2. Kerusakan jerawat hormonal

Jerawat hormonal terjadi karena ketidakstabilan hormon dalam tubuh. Umumnya terjadi saat pubertas, tapi bisa berlanjut dan umumnya terjadi pada orang berusia 20 hingga 40 tahun. Kondisi ini dapat membuat Anda tidak nyaman, karena jerawat muncul pada sepanjang garis rahang yang tertanam jauh pada bagian dalam lapisan kulit. Artinya bakteri sulit terjangkau dan lebih sulit untuk diobati.

Paraben yang memiliki efek pada hormon estrogen menjadi penghalang bagi Anda untuk mengobati jerawat tersebut. Efek lainnya juga dapat memperparah peradangan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan jerawat pada kulit Anda.

3. Penuaan dini

Ironisnya, banyak produk kosmetik berbahan paraben yang mengklaim produknya sebagai produk kecantikan anti penuaan dini. Sebaliknya, zat jenis metil paraben sangat merusak kulit dan meningkatkan kepekaan terhadap sinar matahari. Terlalu sering menggunakan produk kosmetik, seperti sunblock yang mengandung paraben dapat menyebabkan sel-sel kulit Anda mati lebih cepat saat terkena sinar ultraviolet.

Baca Juga: Tips Awet Muda Secara Alami

4. Aktivitas estrogenik

Salah satu kekhawatiran utama tentang paraben adalah zat kimia ini tidak hanya terserap oleh kulit, tapi dapat masuk kedalam aliran darah dan menetap pada jaringan. Begitu masuk kedalam tubuh, bahan kimia ini dapat meniru efek dari estrogen.

Estrogen adalah hormon penting yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan organ seksual. Paraben kemungkinan dapat meningkatkan produksi estrogen yang menyebabkan kanker payudara dan masalah kesuburan pada pria.

5. Potensi gangguan dengan fungsi sistem endokrin

Zat kimia ini diyakini dapat mengganggu fungsi kesehatan sistem endokrin. Sistem ini bertanggung jawab atas berbagai macam fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh, suasana hati, dan metabolisme. Penting untuk menjaga sistem endokrin agar tetap berfungsi dengan baik. Dan penggunaan produk mengandung paraben dapat mengganggu produksi hormon dan aktivitas kelenjar.

6. Efek saat kehamilan

Penelitian juga menunjukkan bahwa paraben bahkan lebih berbahaya bila digunakan selama masa kehamilan. Paparan paraben dapat menimbulkan berbagai masalah, karena zat beracun ini dapat masuk ke dalam aliran darah selama kehamilan dan menuju ke janin yang sedang tumbuh.

Paraben yang merupakan pengganggu endokrin yang dapat melewati plasenta. Hal ini menyebabkan janin dalam kandungan terpapar bahan kimia beracun, akibat yang ditimbulkan adalah memperparah gangguan perkembangan dan reproduksi pada janin. Paraben juga dapat menyebabkan disfungsi sistem kekebalan tubuh dan masalah kognitif pada anak-anak.

Baca Juga: Skincare Vitamin C & Niacinamide : Bolehkah Digunakan Bersamaan?

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention. (2017). Parabens. www.cdc.gov

FDA. (2020). Parabens in Cosmetics. www.fda.gov

Timeless Skin Care. (2016). PARABEN SIDE EFFECTS. www.timelessha.com

Healthline. (2018). What You Should Know Before Using That Product That Contains Methylparaben. www.healthline.com

Colorescience. WHAT ARE PARABENS & ARE PARABENS IN MAKEUP SAFE?. www.colorescience.com

Chemical Safety Facts. Parabens. www.chemicalsafetyfacts.org