Waspada! Inilah Penyebab Keputihan Tidak Normal

Waspada! Inilah Penyebab Keputihan Tidak Normal

Penulis: Dhiya | Editor: Niahappy

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 22 Juli 2020

 

Bagi wanita yang sudah mengalami masa puber biasanya akan mengalami keputihan. Keputihan merupakan hal yang normal. Namun, ada beberapa jenis keputihan tertentu yang mengindikasikan infeksi.

Keputihan yang tidak normal ditandai dengan lendir vagina berwarna kuning, hijau atau keabu-abuan, dengan tekstur kental atau menggumpal, disertai nyeri dan gatal serta berbau menyengat atau amis. Tanda-tanda tersebut biasanya terjadi karena infeksi bakteri sehingga menyebabkan keputihan yang tidak normal.

Sebagian besar wanita mengalami keputihan, beberapa wanita lainnya mengalami lebih sering dan dalam jumlah yang besar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wanita mengalami keputihan tidak normal seperti stres, kehamilan, gairah seksual, menopause, penggunaan deterjen, serta kondisi medis. Terdapat beberapa penyebab keputihan akibat infeksi seperti di bawah ini:

Baca Juga : Waspadai Gejala Awal Kanker Serviks

1. Vaginosis Bakteri

Vaginosis bakteri adalah infeksi bakteri yang cukup umum dialami wanita. Ini menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau yang kuat dan busuk. Wanita yang melakukan seks oral atau yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tertular infeksi ini.

Selain itu, risiko lainnya adalah membilas vagina dengan air atau zat pembersih juga dapat mengganggu keseimbangan alami vagina Anda. Vaginosis bakteri merupakan hasil dari pertumbuhan berlebih dari salah satu atau dari beberapa bakteri yang ditemukan secara alami di vagina Anda. Biasanya bakteri lactobacilli melebihi jumlah bakteri anaerob.

Jika Anda terlalu banyak memiliki bakteri anaerob maka akan mengganggu keseimbangan alami mikroorgansime dalam vagina dan menyebabkan vaginosis bakteri. Gejalanya seperti keputihan tipis yang berwarna abu-abu, putih, atau hijau. Selain itu, munculnya rasa terbakar saat buang air kecil dan vagina yang terasa gatal.

2. Servisitis

Servisitis merupakan peradangan serviks, yaitu mulut rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Gejalanya meliputi pendarahan di antara periode menstruasi, nyeri saat hubungan seksual, dan keputihan yang abnormal. Namun, kemungkinan juga tidak mengalami tanda atau gejala apapun.

Penyebab servistis adalah infeksi bakteri dan virus yang ditularkan melalui kontak seksual. Selain itu, adanya reaksi alergi terhadap spermisida kontrasepsi atau lateks pada kondom, serta karena pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang dapat menyebabkan servisitis.

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur menghasilkan cairan putih selain sensasi terbakar dan gatal pada vagina. Adanya semacam buih dalam vagina adalah hal normal, tetapi pertumbuhannya dapat berlipat ganda dalam situasi tertentu. Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan infeksi jamur seperti stres, diabetes, penggunaan pil KB, kehamilan, dan obat antibiotik yang digunakan dalam waktu 10 hari.

Obat-obatan dapat secara efektif mengobati infeksi jamur ini. Jika Anda mengalami infeksi jamur yang berulang kali dalam setahun, Anda mungkin memerlukan perawatan yang lebih lama.

4. Gonorea

Gonorea adalah infeksi menular seksual yang menghasilkan keputihan yang tidak normal. Biasanya keputihan yang berwarna kuning atau kehijauan. Gonorrhea paling sering mempengaruhi uretra dan rektum.

Pada wanita, gonorea dapat menginfeksi serviks. Tidak hanya orang dewasa, bayi juga dapat mengalami gonorea saat ibunya melahirkan dan terinfeksi. Pada bayi, gonorea paling sering menyerang mata.

Gonorea tidak memiliki gejala, tetapi dapat mempengaruhi banyak tempat di bagian tubuh anda seperti dubur, mata, tenggorokan, dan sendi, tetapi biasanya muncul di saluran genital. Faktor risiko gonorea sendiri yaitu mulai berhubungan seksual di usia muda, sering berganti pasangan seksual, dan mempunyai riwayat penyakit menular seksual lainnya.

5. Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan jenis kanker paling mematikan bagi wanita. Terjadi di sel-sel leher rahim bagian bawah yang terhubung ke vagina. Penyebabnya dimulai saat sel-sel normal memperoleh perubahan genetik yang berubah menjadi sel-sel abnormal.

Sel yang normal akan tumbuh dan berkembang lalu akan beregenerasi dan digantikan sel baru. Sedangkan sel yang tidak normal bila sel tumbuh dan berkembang biak di luar kendali dan menyebabkan kanker. Faktor risiko ini dialami oleh orang yang merokok, sistem kekebalan yang lemah, banyak pasangan seksual, dan infeksi menular seksual lainnya.

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain yang disebabkan oleh protozoa atau sel sejenis parasit kecil yang bergerak di antara orang-orang selama hubungan seksual. Infeksi ini biasanya menyebar melalui kontak seksual, tetapi dapat juga ditularkan dengan berbagi handuk atau pakaian renang sehingga menghasilkan keputihan yang berwarna kuning atau hijau dan berbau busuk.

Pada wanita gejalanya meliputi kemerahan seperti rasa terbakar dan gatal serta nyeri saat buang air kecil dan saat berhubungan seksual, sedangkan pada pria gejalanya meliputi iritasi dalam penis serta terbakar saat buang air kecil dan setelah ejakulasi.

Untuk mencegah keputihan tidak normal atau infeksi tersebut, perhatikan kebersihan celana dalam yang baik, serta gunakan celana dalam dengan bahan katun yang nyaman. Selain itu, hindari perilaku seksual berisiko atau gunakan perlindungan, seperti kondom agar terhindar dari penyakit menular seksual.

Baca Juga : Cara Menghitung dan Mengetahui Masa Subur Wanita

Sumber

Everyday Health. (2015). What Is Vaginal Discharge?. www.everydayhealth.com

Healthline (2019). What Causes Vaginal Discharge?. www.healthline.com

Emedicinehealth. Vaginal Discharge. www.emedicinehealth.com

Mayo Clinic. Symptomps Vaginal Discharge. www.mayoclinic.org