Waspada Flu Perut sering Menyerang Anak: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Waspada Flu Perut sering Menyerang Anak: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 3 Desember 2022

 

Flu perut atau dalam bahasa medis dikenal dengan nama gastroenteritis merupakan penyakit umum yang dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Meski begitu, penyakit ini lebih sering menyerang bayi dan anak-anak karena kebiasaan mereka yang suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya.

Meski dijuluki flu perut, penyakit ini tidak disebabkan oleh virus influenza dan bukan penyakit pernapasan. Sebaliknya, flu perut biasanya disebabkan oleh virus (biasanya norovirus atau rotavirus) yang menyerang saluran usus dan menyebabkan diare berair kadang disertai juga dengan muntah-muntah.

Karena banyaknya jenis virus yang menjadi penyebabnya, anak mungkin bisa mengalami flu perut lebih dari sekali. Pada kasus yang jarang, flu perut bisa disebabkan oleh bakteri. Jika terjadi, penderitanya mungkin akan mengeluarkan darah saat buang air besar.

Baca Juga: Simak Cara Mengatasi Diare Akibat Bakteri

Bagaimana Anak Bisa Terserang Flu Perut?

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak terserang flu perut antara lain:

1. Kontak dengan Penderita

Seorang anak dapat terinfeksi virus penyebab flu perut karena berbagai hal. Salah satunya adalah menyentuh sesuatu yang sudah terpapar infeksi dari orang yang menderita flu perut. Penularan ini sangat umum terjadi di rumah, tempat penitipan bayi, taman kanak-kanak, dan sekolah.

2. Makanan dan Minuman yang Terkontaminasi Virus dan Bakteri Penyebab Flu Perut

Selain lewat kontak dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, flu perut yang menyerang anak-anak juga bisa berasal dari beragam jenis virus dan bakteri lain seperti yersinia (bakteri yang ada pada daging babi) dan staphylococcus (bakteri yang kerap ada dalam produk susu olahan, telur dan daging).

Hal ini bisa terjadi karena bakteri staphylococcus dalam makanan yang terkontaminasi dapat mengeluarkan racun yang menyebabkan muntah dan diare mendadak. Flu perut yang ditularkan dari makanan yang mengandung mikroorganisme atau racun bakteri kadang disebut keracunan makanan.

3. Konsumsi Zat Kimia Berbahaya

Gastroenteritis juga bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi zat kimia berbahaya tertentu. Racun ini bisa ditemukan pada makanan seperti jamur beracun atau beberapa jenis makanan laut.

Anak-anak yang mengonsumsi makanan tersebut kemungkinan akan terkena flu perut. Beberapa zat kimia berbahaya, seperti arsenik atau merkuri yang tidak sengaja tertelan juga bisa menyebabkan flu perut.

4. Kebiasaan Hidup yang Kurang Bersih

Infeksi juga bisa berasal dari kebiasaan hidup yang kurang bersih. Agar anak tidak mudah terserang flu perut, pastikan anak mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat serta mencuci tangan setelah buang air besar.

Apa Saja Gejala Flu Perut pada Anak?

Biasanya flu perut adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, meskipun mungkin gejalanya bisa menetap dalam beberapa kasus. Jika anak Anda mengalami flu perut, mereka mungkin akan mengalami:

  • Merasa tak enak badan, kehilangan selera makan dan minum
  • Muntah pada 2448 jam pertama (biasanya sebelum gejala diare muncul)
  • Diare yang bisa bertahan sampai 10 hari
  • kram perut, bahkan sakit perut sering terjadi
  • Demam dan panas dingin.

Komplikasi Flu Perut

Komplikasi flu perut berat yang paling umum adalah dehidrasi, yang terjadi ketika banyak cairan hilang akibat muntah dan diare. Anak-anak yang mengalami dehidrasi ringan akan merasa haus, tetapi dehidrasi yang parah dapat menyebabkan mereka menjadi lesu, pusing, dan kelelahan ekstrem.

Bayi lebih mungkin mengalami dehidrasi dibandingkan anak yang lebih besar dan mengembangkan efek samping yang serius. Dehidrasi parah adalah keadaan darurat, karena dapat menyebabkan masalah ginjal (termasuk gagal ginjal), kejang, volume darah rendah, koma, dan kematian. Sehingga bayi yang mengalami dehidrasi membutuhkan perawatan medis segera.

Tanda bahaya dehidrasi pada bayi yang membutuhkan perawatan medis segera antara lain:

  • Ubun-ubun dan mata terlihat cekung
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Mulutnya kering
  • Bayi tidak menghasilkan banyak urine
  • Lemas dan cenderung tidur
  • Tubuh dingin dan terlihat pucat
  • Turgor kulit buruk (ketika kulit perut ditarik, kembalinya lambat)

Baca Juga: Dehidrasi: Gejala dan Pencegahan

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Mengalami Flu Perut?

Dalam banyak kasus, flu perut biasanya bisa diatasi dengan perawatan di rumah. Langkah paling penting ketika merawat anak yang terkena gastroenteritis adalah dengan memastikan mereka minum cukup banyak cairan baik air putih maupun susu.

Penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi. Jangan berikan minuman yang mengandung terlalu banyak gula karena bisa memperparah dehidrasinya.

Lantas, kapan sebaiknya membawa anak yang mengalami flu perut ke dokter? Bayi yang usianya masih di bawah 6 bulan harus segera dibawa ke dokter apabila mengalami flu perut. Ini karena mereka lebih berisiko mengalami dehidrasi.

Selain itu, apabila Anda mendapati ada tanda-tanda anak mengalami dehidrasi (seperti yang sudah dijelaskan di atas), pusing dan mulut kering (tidak ada air liur), jangan tunda lagi. Segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik. Terutama jika mereka memiliki tanda-tanda yang lebih serius, seperti:

  • Demam 38,9 derajat Celcius atau lebih tinggi
  • Muntah terus-menerus
  • Muntah berwarna kehijauan
  • Diare yang semakin parah bahkan setelah 10 hari
  • Feses berwarna gelap atau berdarah

Baca Juga: Bayi Mual dan Muntah? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

 

Sumber

Kids Health (2020). Gastroenteritis in Children. www.kidshealth.org.nz
MSD Manual (2020). Gastroenteritis in Children. www.msdmanuals.com
The Royal Children’s Hospital Melbourne (2018). Gastroenteritis (Gastro). www.rch.org.au
Verywell Health (2019). Symptoms of the Stomach Flu. www.verywellhealth.com
WSH NHS (2020). Gastroenteritis-Management of Babies and Children. www.wsh.nhs.uk