7 Gangguan yang Bisa Menyerang Sistem Peredaran Darah

7 Gangguan yang Bisa Menyerang Sistem Peredaran Darah

Penulis: Elma | Editor: Handa

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular memegang peranan penting dalam tubuh manusia. Pasalnya, sistem ini bertanggung jawab untuk menyalurkan oksigen, darah, serta berbagai nutrisi ke seluruh tubuh Anda.

Jantung merupakan organ vital pada sistem peredaran darah yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Saat melakukan proses sirkulasi, jantung bekerja sama dengan pembuluh darah, yang meliputi pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Tugas pembuluh darah yaitu mengedarkan darah dari dan ke jantung.

Pada beberapa kondisi, proses kerja sistem peredaran darah mengalami gangguan yang berdampak negatif pada tubuh manusia. Gangguan ini menyebabkan kadar darah dan oksigen yang harus diterima tubuh berkurang bahkan terhenti. Berikut gangguan pada sistem peredaran darah yang biasa terjadi dan perlu Anda waspadai, antara lain:

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada sistem peredaran darah. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi berisiko merusak pembuluh darah pada organ tubuh, seperti ginjal, jantung, dan otak. Oleh karena itu, gangguan ini sering disebut sebagai the silent killer atau si pembunuh diam-diam. Hipertensi seringkali tidak bergejala dan terjadi secara tiba-tiba.

2. Serangan Jantung

Serangan jantung tergolong sebagai kondisi kegawatan medis. Gangguan ini dapat terjadi ketika jumlah pasokan darah yang mencapai jantung tidak mencukupi. Hal ini terjadi karena adanya penyumbatan arteri yang menyebabkan peredaran darah terganggu.

Terkadang, serangan jantung bisa menyerang secara tiba-tiba dan tidak terdiagnosis sampai penderitanya mengalami keadaan darurat. Meski begitu, ada beberapa gejala umum yang sering terjadi, yaitu rasa sesak napas, nyeri di dada, leher, punggung, lengan, kelelahan, detak jantung abnormal, dan kecemasan.

3. Stroke

Stroke terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri atau pecahnya pembuluh darah di otak. Akibatnya, kondisi tersebut akan menghambat suplai darah dan mencegah oksigen masuk ke dalam otak. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, dan bahkan kematian.

Baca Juga : Pertolongan Pertama saat Keluarga Terserang Stroke

4. Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan kondisi saat pembuluh darah arteri mengeras dan kaku sehingga mengganggu aliran darah ke organ dan jaringan tubuh. Ini terjadi karena penumpukan plak di dinding arteri akibat proses peradangan. Di mana plak tersebut terbentuk dari kolesterol, kalsium, lemak, dan jaringan ikat.

Di tahap awal, aterosklerosis sering kali tidak bergejala, tetapi bila dibiarkan hingga plak pecah atau penumpukannya cukup parah maka dapat menghalangi aliran darah. Jika sudah parah, gangguan ini dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, stroke, penyakit arteri perifer, atau masalah ginjal.

Kondisi ini tergantung pada arteri mana yang terpengaruh. Faktor penyebab terjadinya aterosklerosis, yaitu merokok, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, adanya riwayat keturunan, dan pola makan yang tidak sehat.

5. Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer atau dikenal dengan peripheral arterial disease (PAD) terjadi ketika adanya penyempitan arteri yang mengarah ke kaki, perut, lengan, dan kepala. Akibatnya, aliran darah berkurang sehingga berisiko merusak sel dan jaringan di anggota tubuh, organ, dan otak.

Penyakit arteri perifer terkadang tidak menimbulkan gejala dan perkembangannya cukup lamban. Tapi, bila dibiarkan dan semakin memburuk, penyakit ini bisa menimbulkan kematian pada jaringan tubuh hingga adanya kemungkinan untuk amputasi. Umumnya, PAD cenderung lebih sering terjadi pada orang tua.

6. Gagal Jantung

Gangguan pada sistem peredaran darah seringkali berakibat buruk pada jantung. Salah satunya yaitu kemungkinan terjadinya gagal jantung yang disebabkan oleh otot jantung melemah atau rusak. Kondisi tersebut membuat jantung tidak bisa lagi bekerja secara maksimal untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Gejala awal gagal jantung berupa kelelahan, bengkak di pergelangan kaki, dan peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari. Gejala yang lebih parah termasuk napas cepat, nyeri dada, dan pingsan. Biasanya, gagal jantung terjadi karena penderitanya mengalami masalah jantung lainnya, seperti serangan jantung atau penyakit arteri koroner.

7. Aneurisma Aorta Perut

Aorta adalah pembuluh darah terbesar di tubuh manusia yang berfungsi untuk mengedarkan darah dari hati, kepala, lengan, perut, kaki, dan panggul. Jika melemah, dinding aorta bisa membengkak atau menonjol seperti balon kecil.

Aneurisma aorta perut terjadi bila pembengkakan terjadi di aorta perut. Saat dalam kondisi biasa, aneurisma aorta perut umumnya tidak menimbulkan masalah serius. Tetapi bisa berubah menjadi ancaman bagi nyawa penderitanya jika dinding aorta yang membengkak pecah. Penyebab terjadinya Aneurisma aorta perut adalah kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, dan peradangan pembuluh darah (vaskulitis).

Baca Juga : Mengenal 4 Macam Komponen Darah Manusia dan Fungsinya

Sumber

Healthline. (2018). Abdominal Aortic Aneurysm. www.healthline.com
Healthline. (2018). Circulatory System Diseases: What You Should Know.www.healthline.com
Heart. Warning Signs of a Heart Attack. www.heart.org
Mayo Clinic.Peripheral Artery Disease (PAD). www.mayoclinic.com
Medical News Today. (2018). What diseases affect the circulatory system?. www.medicalnewstoday.com