Vaksin Sinovac: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Vaksin Sinovac: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Dita | Editor: Umi

Pemerintah Indonesia telah menggunakan berbagai merek vaksin dari berbagai produsen di dunia untuk program vaksinasi COVID-19. Salah satu vaksin tersebut adalah Sinovac atau CoronaVac. Vaksin ini telah divalidasi oleh WHO sebagai salah satu vaksin yang ampuh mencegah SARS-CoV-2.

Artikel ini akan membahas lengkap mengenai manfaat, dosis dan efek samping dari penggunaan vaksin Sinovac.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Vaksin-Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia

Manfaat dan Dosis Penggunaan Vaksin Sinovac

Sinovac atau CoronaVac adalah vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech, sebuah perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Beijing, Cina. Sinovac Biotech selama ini dikenal fokus dalam pengembangan dan pembuatan vaksin untuk mencegah penyakit menular pada manusia.

Vaksin Sinovac diberikan dalam 2 dosis dengan suntikan di lengan dengan jarak minimal 3 bulan antara suntikan pertama dengan suntikan kedua.

Sinovac direkomendasikan untuk individu berusia 18 tahun ke atas dengan tingkat efikasi (kemanjuran) sebanyak 50,4% dalam mencegah infeksi simtomatik (berdasarkan data dari percobaan Brasil) dan memiliki efektivitas sebanyak 67% (menurut sebuah studi yang dilakukan di Chili).

Pada bulan Juni 2021 lalu, Badan Kesehatan Dunia WHO memvalidasi Sinovac untuk Daftar Penggunaan darurat (Emergency Use Listing/EUL). Prosedur EUL yang ditetapkan oleh WHO untuk Sinovac mencakup tinjauan keamanan, efikasi vaksin, serta inspeksi yang dilakukan di tempat produksi vaksin.

SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization) yang merupakan dewan penasihat utama WHO juga melakukan review terhadap Sinovac yang menjadi bagian dari validasi EUL dari WHO. Per Januari 2022, Sinovac telah disetujui untuk digunakan di 52 negara. Sinovac tidak disarankan sebagai vaksin booster karena tingkat efikasinya yang tergolong rendah.

Sinovac bukan vaksin yang aktif karena dibuat dengan menggunakan versi mati dari virus SARS-CoV-2 yang tidak bisa bereplikasi. Vaksin ini bekerja dengan menjaga protein lonjakan permukaan tetap utuh dan memicu sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk melindungi dari virus hidup saat virus tersebut akan menginfeksi.

Efek Samping Umum Penggunaan Vaksin Sinovac

Anda mungkin pernah mendengar atau mengalami sendiri bahwa beberapa vaksin COVID-19 bisa menyebabkan sejumlah efek samping. Berdasarkan data uji klinis fase 1 dan 2 untuk Sinovac yang diterbitkan di The Lancet pada bulan Februari 2021 lalu, ditemukan beberapa efek samping yang dilaporkan oleh peserta uji coba.

Berdasarkan pengujian, efek samping yang paling umum dilaporkan dalam 28 hari dari dosis kedua adalah nyeri di tempat bekas suntikan (dialami oleh 13–21% peserta, tergantung pada jadwal penyuntikan). Reaksi di tempat bekas suntikan ini juga muncul dari merek vaksin lainnya, termasuk 2 vaksin COVID-19 inaktif dari Sinopharm.

Efek samping lainnya yang dilaporkan adalah nyeri otot, kelelahan, dan diare. Sebagian besar efek samping ini sifatnya ringan dan hanya berlangsung selama kurang lebih 2 hari.

Selain itu, laporan tersebut juga mencatat bahwa penerima vaksin Sinovac melaporkan terjadinya tingkat demam yang lebih rendah dibanding dengan vaksin COVID-19 lainnya, termasuk vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Moderna dan vaksin vektor virus yang dibuat oleh Cansino dan Oxford-AstraZeneca.

Selain itu, terdapat juga reaksi alergi, tetapi bisa diatasi dengan antihistamin dan kortikosteroid dalam waktu 3 hari. Jika Anda mengalami beberapa reaksi alergi di bawah ini setelah mendapatkan suntikan vaksin Sinovac, segera hubungi pusat kesehatan terdekat:

  • Pembengkakan (pada mulut dan tenggorokan)
  • Gangguan pernapasan.

Itulah beberapa informasi mengenai vaksin Sinovac lengkap dengan manfaat, dosis, dan efek sampingnya. Pastikan Anda mendapatkan vaksinasi sesuai dosis yang dianjurkan untuk mendapatkan perlindungan optimal.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca, Seberapa Efektif Untuk Covid-19

Sumber