Uretritis: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Pengobatan

Uretritis: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Pengobatan

Penulis: Dea | Editor: Umi

Uretritis merupakan kondisi meradang dan membengkaknya uretra, sejenis pembuluh sempit yang mengangkut urine dari kandung kemih menuju luar tubuh. Kondisi ini bisa memicu nyeri ketika buang air kecil.

Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri. Meski wanita lebih rentan mengalaminya, uretritis bisa menjangkiti siapa pun dan usia berapa pun. Kondisi ini berbeda dengan infeksi saluran kemih (ISK). ISK mengganggu saluran kemih seutuhnya, sedangkan uretritis hanya di uretra saja.

Kondisi ini bisa disebarkan lewat hubungan seksual tanpa memakai kondom. Karena itulah, uretritis merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual. Seorang pria berpotensi tinggi tertular bila pasangan wanitanya mengidap infeksi vagina.

Baca Juga: Kentut dari Vagina, Berbahayakah?

Gejala Uretritis

Pria dan wanita bisa mengidap uretritis, tetapi gejalanya tidak sama. Pada wanita, gejala-gejalanya mencakup:

  • Keputihan
  • Perut dan pinggang terasa nyeri
  • Nyeri saat melakukan kontak seksual
  • Sering buang air kecil
  • Demam dan menggigil
  • Sakit perut
  • Gatal saat buang air kecil.

Sementara gejala uretritis pada pria meliputi:

  • Adanya darah di urin atau air mani
  • Nyeri saat ejakulasi
  • Rasa terbakar ketika buang air kecil
  • Penis terasa gatal, nyeri tekan, dan bengkak
  • Ukuran kelenjar getah bening di daerah selangkangan membesar
  • Demam dan menggigil (jarang terjadi).

Penyebab Uretritis

Penyebab uretritis adalah bakteri yang masuk lewat bukaan uretra. Berikut ini jenis bakteri yang bisa menginfeksi uretra:

  • Chlamydia trachomatis (bakteri yang menjadi pemicu penyakit klamidia)
  • Gonococcus (bakteri yang menjadi pemicu gonore)
  • Mycoplasma genitalium (bakteri yang ada di sel-sel kulit saluran genital)
  • Bakteri yang terdapat di feses.

Virus herpes simpleks (HSV-1 dan HSV-2) juga bisa menjadi pemicu uretritis. Gonore dan klamidia pada pria bisa memicu epididimitis, yaitu infeksi yang muncul di dalam pembuluh di dekat testis dan dapat memicu kemandulan.

Jenis Uretritis

Terdapat 2 jenis uretritis. Jenis uretritis ini terbagi berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Uretritis gonore: uretritis yang disebabkan oleh bakteri sejenis yang memicu gonore atau kencing nanah.
  • Uretritis non gonore: infeksi uretra akibat infeksi lain selain gonore. Klamidia merupakan pemicu umum uretritis non gonore. Iritasi yang tidak berkaitan dengan infeksi menular seksual juga bisa menjadi pemicunya, termasuk cedera dari penggunaan kateter atau jenis trauma genital lainnya.

Baca Juga: Mengenal IVA Test untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Cara Mencegah Uretritis

Terdapat beberapa cara ampuh yang bisa Anda terapkan untuk menghindari uretritis, yaitu:

  • Tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak orang
  • Memakai kondom ketika ingin melakukan hubungan seksual
  • Melakukan tes secara rutin, terutama pada organ pencernaan dan reproduksi
  • Menjauhi pemakaian bahan kimia yang bisa memicu iritasi pada uretra, seperti spersimida
  • Menjaga kebersihan diri sendiri dengan baik.

Komplikasi Uretritis

Uretritis yang tidak segera ditangani bisa menyebarkan infeksi ke organ lain dalam tubuh Anda. Pada pria kemungkinan besar infeksi akan menyebar ke bagian lain dari kandung kemih, testis, atau prostat.

Sementara itu, wanita rentan mengalami infeksi pada kandung kemih atau leher rahim sehingga berpotensi lebih besar mengidap penyakit radang panggul yang bisa memicu infertilitas dan masalah lainnya.

Bila gejalanya tidak menghilang, kemungkinan besar menjadi pertanda kondisi lain atau bakteri yang menjadi pemicunya sudah resisten dengan pengobatan yang diberikan.

Maka dari itu, penderita uretritis harus segera memeriksakan diri ke dokter apabila rasa sakit atau gejalanya tidak kunjung menghilang.

Diagnosis Uretritis

Untuk mendiagnosa uretritis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan menanyakan gejala yang Anda alami. Bila buang air kecil yang Anda alami terasa nyeri, dokter mungkin menduga Anda mengalami infeksi.

Beberapa jenis tes berperan untuk membuktikan diagnosis uretritis dan pemicunya. Tesnya mencakup:

  • Pemeriksaan fisik yang mencakup alat kelamin, abdomen, dan rektum
  • Tes urine untuk gonore, klamidia, atau jenis bakteri lainnya
  • Pemeriksaan cairan apa pun di bawah mikroskop
  • Tes darah terkadang dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Pengobatan Uretritis

Pengobatan bertujuan mengatasi pemicu uretritis dan menghindari tersebarnya infeksi. Penanganan yang diterapkan akan bergantung pada pemicu yang mendasarinya.

Bila pasien mengidap infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik, seperti Doxycycline, Erythromycin, atau Metronidazole.

Dokter juga mungkin meresepkan azithromycin dan doxycycline untuk menangani uretritis akibat  klamidia. Namun, untuk jenis lainnya (seperti M. genitalium) lebih ampuh dengan azithromycin atau moxifloxacin.

Naproxen yang termasuk jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) bisa dipakai untuk meredakan rasa nyeri. Phenazopyridine berperan untuk meredakan rasa sakit dan menurunkan keinginan untuk buang air kecil.

Uretritis akibat virus herpes simpleks bisa ditangani menggunakan Asiklovir, Famsiklovir, dan Valasiklovir. Sedangkan uretritis akibat infeksi trikomonas atau yang dikenal dengan trikomoniasis umumnya ditangani dengan antibiotik bernama metronidazole.

Baca Juga: Bladder atau Kandung Kemih dan Bermacam Kondisi Kesehatannya

Sumber

Medical News Today. (2017). Urethritis: What You Need to Know. www.medicalnewstoday.com

Healthline. (2019). Urethritis. www.healthline.com

Web MD. (2020). Urethritis. www.webmd.com

Top Doctors. Urethritis. www.topdoctors.co.uk