Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Ulkus Dekubitus

Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Ulkus Dekubitus

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ulkus dekubitus atau kerap disebut luka tekanan merupakan suatu kondisi cedera atau luka pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat adanya tekanan yang berkepanjangan pada kulit. Kondisi ini juga kerap disebut bedsores (luka baring). Tekanan tersebut menyebabkan suplai darah ke kulit terhambat sehingga melukai sel-sel jaringan.

Awalnya kulit biasanya terlihat memerah atau sedikit berubah warna. Saat tekanan terus terjadi dan tidak berkurang, maka kulit akan rusak hingga menyebabkan jaringan mati (nekrosis). Luka akibat tekanan ini paling sering terjadi pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor.

Meski kondisi ini bisa menyerang siapa saja, umumnya orang dengan kondisi medis tertentu yang mengalami keterbatasan gerak lah yang lebih rentan mengalami ulkus dekubitus, seperti orang yang menghabiskan besar waktu di kursi roda maupun tempat tidur.

Baca Juga: 5 Faktor Lambatnya Pemulihan Luka Diabetes dan Cara Merawatnya

Penyebab Ulkus Dekubitus

Penyebab utama ulkus dekubitus yaitu karena adanya tekanan pada kulit yang membatasi aliran darah ke kulit. Gerakan tubuh yang terbatas ini bisa membuat kulit rentan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan perkembangan pada ulkus dekubitus.

Selain itu, ada juga 3 faktor lainnya penyebab luka baring, antara lain:

1. Tekanan

Adanya tekanan yang berkepanjangan pada bagian tubuh mana pun bisa mengurangi aliran darah ke jaringan. Padahal, aliran darah sangat lah penting untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi lain ke suatu jaringan tubuh. Tanpa nutrisi tersebut, akan menyebabkan kulit dan jaringan di sekitarnya mengalami kerusakan.

Pada orang dengan aktivitas gerak terbatas, tekanan tersebut cenderung terjadi di area yang tidak memiliki lapisan otot atau lemak dan yang terletak di atas tulang, seperti tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit, dan siku.

2. Gesekan

Gesekan bisa terjadi ketika kulit bersentuhan dengan pakaian atau tempat tidur secara terus-menerus. Kondisi ini tentunya bisa membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap luka. Terlebih, jika kondisi kulit dalam keadaan lembap.

3. Terjadi pengelupasan

Pengelupasan kulit terjadi apabila dua permukaan bergerak dalam arah yang berlawanan. Misalnya, ketika tempat tidur ditinggikan pada bagian kepala, yang menyebabkan Anda terperosok ke bawah.

Situasi tersebut mengakibatkan tulang ekor bergerak ke bawah, tapi kulit di atas tulang kemungkinan tetap berada di tempatnya (kasur) sehingga kondisi ini menyebabkan adanya tarikan ke arah yang berlawanan hingga menyebabkan pengelupasan.

Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan mengalami ulkus dekubitus, yaitu:

  • Keterbatasan gerak akibat masalah kesehatan tertentu sehingga tinggi risikonya mengalami cedera pada saraf tulang belakang dan masalah kesehatan lainnya.
  • Seseorang yang mengalami inkontinensia karena paparan urin dan feses yang berkepanjangan.
  • Kurangnya persepsi sensorik: cedera saraf tulang belakang, gangguan neurologis, dan kondisi lain bisa menyebabkan hilangnya sensasi sensorik. Ketidakmampuan untuk merasakan sakit atau ketidaknyamanan ini bisa mengurangi kesadaran seseorang untuk mengubah posisi tubuhnya.
  • Orang lanjut usia karena umumnya kulit mereka lebih rapuh dan halus.
  • Kebiasaan makan yang buruk atau tidak mendapatkan nutrisi juga memengaruhi kesehatan kulit sehingga mudah terjadi kerusakan jaringan kulit.
  • Kondisi, seperti diabetes bisa membatasi sirkulasi darah sehingga menyebabkan kerusakan jaringan kulit.

Baca Juga: Ketahui Beragam Jenis Salep untuk Luka

Gejala Umum Ulkus Dekubitus

Setiap stadium ulkus dekubitus memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung pada tahapannya. Umumnya gejala yang terjadi meliputi:

  • Perubahan warna dan tekstur kulit
  • Rasa sakit di area yang terinfeksi ulkus dekubitus
  • Adanya infeksi
  • Terjadi pembengkakan
  • Terdapat cairan yang menyerupai nanah
  • Kulit terlihat lecet dan terbuka
  • Perubahan warna kulit menjadi pucat saat disentuh
  • Kulit terasa lebih lembut atau lebih kencang dibandingkan kulit di sekitarnya

Gejala Berdasarkan Tingkat Keparahan

Selain gejala umum, ada pula gejala lain ulkus dekubitus yang dikategorikan berdasarkan tahap perkembangan tingkat keparahannya. Gejala berdasarkan tahap ini bisa membantu dokter dalam mendiagnosis dan memilih perawatan yang tepat.

Tahap 1

Gejalanya berupa perubahan warna kulit di area tertentu. Bagi Anda yang memiliki kulit lebih terang biasanya akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kemerahan.

Sedangkan pemilik kulit berwarna gelap cenderung mengalami perubahan warna kulit kebiruan dan keunguan. Kulit juga kemungkinan akan terasa hangat dan bengkak.

Tahap 2

Luka lecet atau terbuka hingga terdapat lepuhan yang berisi cairan.

Tahap 3

Biasanya luka akan lebih terbuka ke dalam kulit. Pada tahapan ini, gejalanya dapat memengaruhi lapisan lemak dan terlihat seperti nanah.

Tahap 4

Luka akan terlihat sangat dalam hingga mencapai otot dan tulang.

Pengobatan Ulkus Dekubitus

Pada tahap awal pengobatan biasanya dokter akan mengingatkan untuk mengurangi gesekan dan tekanan pada kulit yang mengalami luka. Setelahnya, dokter akan melanjutkan pengobatan dan perawatan luka agar tidak semakin parah.

Perawatan juga akan tergantung pada stadium dan kondisi ulkus dekubitus. Perawatan tersebut mencakup:

  • Obat-obatan yang telah diresepkan dokter.
  • Perawatan luka dengan membersihkan ulkus dekubitus secara rutin dan memastikan luka tetap kering.
  • Perubahan gaya hidup: Mengubah posisi tubuh dan menggunakan bantal khusus atau kasur antidekubitus.
  • Pada tahap akhir, biasanya dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengangkat jaringan mati. Tindakan ini bertujuan merangsang pertumbuhan kulit baru yang lebih sehat.

Penderita ulkus dekubitus juga perlu memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang. Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigai ke arah ulkus dekubitus, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan secepatnya.

Baca Juga: Tips Merawat Luka Terbuka dengan Benar

Sumber

Healthline. (2019). What You Should Know About Decubitus Ulcers. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2020). Bedsores (pressure ulcers). www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2020). Bedsores or pressure ulcers: What you need to know. www.medicalnewstoday.com

Wound Source. (2016). What is a Decubitus Ulcer?. www.woundsource.com