Tumor Marker dan Prosedur Pemeriksaan

Tumor Marker dan Prosedur Pemeriksaan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Penanda tumor (tumor marker) merupakan zat yang diproduksi oleh tubuh maupun sel kanker sebagai respons terhadap kanker yang ganas maupun jinak. Tumor marker bisa ditemukan dalam darah, urin, tinja, jaringan, atau cairan lain dalam tubuh.

Tumor marker bisa membantu memantau dan memberikan informasi mengenai perkembangan kanker, tingkat keganasan atau seberapa agresif, kekambuhan, hingga menentukan terapi yang tepat. Oleh karena itu, tumor marker biasa digunakan sebagai prosedur pemeriksaan awal atau skrining kanker yang paling umum dilakukan.

Hasil tumor marker biasanya tidak digunakan sendiri untuk diagnosis, tetapi dapat memberikan petunjuk bila dikombinasikan dengan gejala klinis dan studi pencitraan, atau prosedur biopsi.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Tanaman Keladi Tikus untuk Kanker

Tujuan tes tumor marker

Ada 2 tipe utama tumor marker yaitu penanda tumor sirkulasi dan penanda jaringan tumor. Jenis pertama biasanya terdapat di darah, urin, tinja, atau cairan badan lainnya pada pasien kanker.

Sementara tumor marker jaringan atau sel, berada pada tumor itu sendiri. Biasanya ditemukan dengan melakukan prosedur biopsi.

1. Tumor marker sirkulasi 

Prosedur tumor marker sirkulasi berguna untuk memperkirakan prognosis, menentukan stadium kanker, mendeteksi kanker setelah perawatan (kekambuhan), menilai seberapa baik pengobatan bekerja, serta memantau apakah pengobatan berhenti bekerja.

Meski peningkatan kadar tumor marker bersirkulasi dapat membantu mendiagnosa adanya kanker, ini saja tidak cukup. Karena dalam kondisi non-kanker pun, terkadang kadar tumor marker tertentu meningkat.

Tumor marker juga bisa diukur secara berkala selama terapi kanker. Pengukuran berkala semacam ini bisa lebih bermakna daripada hanya pengukuran tunggal.

Contoh tumor marker sirkulasi yang umum digunakan untuk menilai respons kanker terhadap pengobatan adalah kalsitonin (diukur dalam darah). Selain itu, ada CA-125 yang membantu memantau seberapa baik pengobatan kanker bekerja.

2. Tumor marker jaringan atau sel

Tumor marker jaringan atau sel bertujuan untuk mendiagnosis kanker, menentukan stadium, mengklasifikasikan kanker, memperkirakan prognosis, dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pemeriksaan tumor marker ini juga bisa dilakukan pada sampel darah. Meskipun jenis biopsi cair ini belum digunakan secara rutin, pemeriksaan ini memiliki keunggulan karena tidak melibatkan pembedahan dan bisa dilakukan lebih sering.

Contoh tes biopsi cair untuk tumor marker, misalnya tes Foundation One Liquid CDx untuk mendeteksi mutasi genetik pada 324 gen. Tes ini bisa mengidentifikasi pasien dengan kanker paru-paru non-sel kecil, melanoma, kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker ovarium.

Batasan atau kekurangan

Terkadang, tingginya kadar tumor marker tidak mutlak menandakan bahwa terdapat penyakit kanker. Hal ini karena beberapa sel tubuh yang normal juga bisa menghasilkan tumor marker.

Ada sejumlah keterbatasan dalam menggunakan tumor marker untuk memantau kanker, antara lain:

  • Tidak adanya penanda tumor untuk beberapa kanker: beberapa kanker menghasilkan atau tidak menghasilkan produksi penanda tumor apa pun.
  • Negatif palsu: pada beberapa kanker (terutama kanker stadium awal), tumor marker mungkin tidak meningkat sehingga tidak membantu dalam proses diagnosis awal.
  • Positif palsu: beberapa penanda tumor, ada sejumlah kondisi jinak yang dapat menyebabkan peningkatan juga. Misalnya, CA-125 dapat meningkat dengan kanker ovarium, tetapi juga dengan fibroid rahim, kehamilan, dan penyakit hati.
  • Waktu: Tingkat penanda tumor pada satu titik waktu mungkin tidak menentukan status kanker. Misalnya, jika tumor merespons pengobatan, mungkin diperlukan waktu untuk menurunkan kadar penanda tumor, dan jika banyak sel kanker yang mati, kadarnya bahkan dapat meningkat untuk jangka waktu tertentu.

Tumor Marker yang paling umum dipakai

Tumor marker bisa mencakup protein dan zat lain yang dibuat sel normal atau sel kanker. Beberapa tumor marker dikaitkan hanya dengan satu jenis kanker, sementara yang lain dapat dikaitkan dengan beberapa kanker.

Adapun tumor marker yang paling umum digunakan dalam pemeriksaan kanker, yakni:

Alpha-Fetoprotein (AFP): digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis, menguji kekambuhan, dan memantau pengobatan kanker hati atau tumor sel ovarium dan testis. Positif palsu dapat terjadi pada pemeriksaan untuk sirosis dan hepatitis.

1. Beta-2 Microglobulin (B2M)

Tes B2M dilakukan untuk memperkirakan prognosis, memantau pengobatan, dan memeriksa kekambuhan pada leukemia, limfoma, dan mieloma. Negatif palsu dapat terjadi pada penyakit ginjal.

2. Mutasi BRCA

Berfungsi untuk memeriksa adanya mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 penyebab kanker payudara, ovarium, dan prostat.

3. Mutasi BRAF

Perubahan gen BRAF mungkin ditemukan pada jenis kanker melanoma dan kolorektal.

4. CA 15-3 dan CA 27-29

Pemeriksaan ini untuk memantau kekambuhan atau perkembangan kanker payudara, kanker perut, dan kanker paru-paru.

5. CA 19-9

Tumor marker jenis ini untuk memantau pengobatan atau skrining kekambuhan kanker pankreas, kantung empedu, saluran empedu, lambung, dan usus besar.

6. CA-125

Pemeriksaan untuk memantau perkembangan kanker ovarium, meskipun juga dapat digunakan untuk menyaring penyakit, dan ada banyak hasil positif palsu.

Kontraindikasi dan efek samping

Jika digunakan tanpa mempertimbangkan temuan lain, tumor marker dapat memberikan informasi yang tidak akurat, baik positif palsu atau negatif palsu, yang mengarah pada pengobatan yang kurang optimal.

Baca Juga: Berbagai Tes Skrining Kanker untuk Wanita

Sumber

National Cancer Institute. (2021). Tumor Markers. www.cancer.gov

Medlineplus. (2021). Tumor Markers Test. www.medlineplus.gov

Verwell heatlh. (2020). What are Tumor Markers with Cancer?. www.verywellhealth.com