5 Tips Berpuasa Bagi Ibu Menyusui Agar Tetap Kuat dan Fit

5 Tips Berpuasa Bagi Ibu Menyusui Agar Tetap Kuat dan Fit

Penulis: Graminda

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 15 Juli 2020

 

Beberapa agama mewajibkan manusia untuk berpuasa. Salah satunya adalah agama islam untuk wajib berpuasa selama bulan ramadhan. Puasa dimulai sejak matahari terbit hingga tenggelam atau sekitar 12-16 jam per hari.

Karena puasa ramadhan adalah kewajiban setiap muslim, tidak aneh jika banyak ibu menyusui pun ingin ikut mengerjakan amalan tersebut. Pertanyaannya, apakah berpuasa dapat menurunkan kualitas ASI?

Efek Puasa Terhadap ASI dan Bayi

Jika dipersiapkan dengan baik, kebutuhan gizi ibu terpenuhi, dan stok ASI perah tersedia maka bukan hal yang tidak mungkin ibu dapat berpuasa sekaligus menyusui.

Hanya saja ibu harus benar-benar fokus saat persiapan sebelum puasa. Misalnya dengan mengatur jadwal memompa ASI saat malam setelah berbuka. Stok ASI perah ini nantinya akan bantu cukupi kebutuhan ASI bayi saat siang. Sebab, biasanya volume ASI berkurang saat ibu berpuasa.

Meski volumenya berkurang, namun puasa tidak mempengaruhi kualitas gizi ASI. kandungan gizi ASI antara ibu yang puasa dan yang tidak sama bagusnya. Tapi memang jumlah air susunya akan sedikit berkurang.

Tips Berpuasa saat Menyusui

1. Disarankan Tidak Berpuasa Jika Usia Bayi 0-6 Bulan

Ibu menyusui bayi di bawah 6 bulan disarankan tidak berpuasa terlebih dulu. Hal itu disebabkan sedang tingginya kebutuhan bayi akan ASI. seperti yang diketahui, bayi berusia 0-6 bulan harus mendapatkan ASI eksklusif.

Jika dipaksakan, ibu akan alami hipoglikemia (kadar gula darah rendah), hipotensi, gastritis dan dehidrasi. Dehidrasi pada ibu menyusui akan sebabkan penurunan kuantitas ASI. Efeknya bayi pun beresiko dehidrasi.

2. Pilihan Menu Sahur dan Berbuka yang Tepat

Waktu sahur dan berbuka jadi moment dimana ibu perlu penuhi kebutuhan gizi seharian. Oleh karena itu pilihan makanan yang tepat sangat penting. Berikut tips memilih makanan untuk sahur dan berbuka bagi ibu menyusui:

  • Konsumsi makanan tinggi serat saat sahur seperti sayur, buah, gandum, dan nasi merah
  • Konsumsi sumber protein yang juga tinggi kalsium. Misalnya ayam, susu, kacang-kacangan, yoghurt, iikan, daging, dan telur.
  • Berbuka dengan makanan manis yang mengandung gula sederhana. Contohnya kurma, selain tinggi gula sederhana juga kaya akan kandungan mineral,
  • Kurangi konsumsi makanan berminyak, gorengan dan tinggi natrium
  • Konsumsi suplemen bila perlu

Intinya adalah menjaga asupan zat gizi agar tetap tercukupi. Apalagi ibu menyusui juga harus memproduksi ASI.

Baca Juga: Selain Kurma, 6 Buah Ini Bagus untuk Buka Puasa

3. Stok Makanan, Jangan Kelaparan Tengah Malam

Setelah berbuka ada baiknya ibu ngemil beberapa snack ringan atau buah. Selain agar kebutuhan gizi ibu terpenuhi, juga cegah ibu kelaparan tengah malam karena harus menyusui buah hati.

Stok saja buah-buahan seperti pisang, melon, apel, atau semangka. Bisa juga snack ringan berupa biskuit gandum, protein bar, atau kreker tape.

4. Harus Banyak Minum

Menyusui sebabkan ibu haus, oleh sebab itu minum adalah hal wajib saat sahur dan berbuka. Apalagi jika puasa dilakukan saat cuaca panas. Lagi-lagi, ibu perlu peka agar tidak terkena dehidrasi. Soalnya, dehidrasi berat dapat sebabkan kejang hingga syok hipovolemik.

Kebiasaan minum lebih banyak sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum mulai puasa. Hal ini bertujuan agar menjadi awal dari sebuah kebiasaan.

5. Tidak Bekerja Berat dan Hindari Cuaca Panas

Setiap ada waktu luang, ibu menyusui yang berpuasa disarankan untuk istirahat. Sebab, jika terlalu lelah ibu bisa dehidrasi dan hipotensi. Gunakan payung atau topi jika harus berpergian. Jangan sampai ibu berkeringat terlalu banyak karena bisa sebabkan dehidrasi.

Kapan Harus Berbuka?

Ada kalanya ibu harus peka terhadap tanda-tanda tubuh. Jika penglihatan mulai buram, pusing, mual, dan muntah berarti tidak boleh memaksakan diri. Tandanya tekanan darah dan kadar gula tubuh terlampau rendah. Perhatikan juga jika sedikit buang aing kecil, karena itu merupakan salah satu tanda dehidrasi.

Bukan hanya diri ibu, tingkah bayi pun perlu diamati. Sebab puasa bisa buat produksi ASI menurun. Berikut adalah tanda jika bayi dehidrasi atau kekurangan ASI:

  • Lebih rewel dari biasanya
  • Sedikit buang air kecil serta berwarna kuning gelap
  • Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
  • Telapak tangan dan kakinya dingin
  • Tidak puas setelah diberi ASI (tetap rewel)
  • Mukosa mulut dan bibir kering
  • Mata cekung
  • Ubun-ubun cekung
  • Turgor kulit buruk (ketika kulit perut ditarik, kembalinya lambat)
  • Bayi menjadi lemas atau cenderung tidur

Segera berbuka dan makan untuk kembalikan tingkat produksi ASI anda. Apabila dibiarkan, dehidrasi pada bayi bisa jadi permasalahan yang serius.

Baca Juga: Waktu Ideal Lama Menyusui Bayi

Sumber

Positive Parenting. (2016). Balanced Nutrition, Key to Breastfeeding While Fasting. mypositiveparenting.org

The Asian Parent. (2017). All You Need to Know About Breastfeeding and Fasting During Ramadan. sg.theasianparent.com

Mom Junction. (2017). 5 Useful Tips to Make Fasting Easier While Breastfeeding. www.momjunction.com

Breastfeeding Support. (2018). Breastfeeding During Ramadan. breastfeeding.support

Baby Centre. (2018). Breastfeeding and Fasting. www.babycentre.co.uk

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2016). Kebutuhan Air pada Anak. www.idai.or.id