Tips Mencegah dan Menangani Infeksi HPV

Tips Mencegah dan Menangani Infeksi HPV

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 18 September 2022

 

HPV atau Human Papillomavirus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyakit ini merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum.

Ada berbagai jenis HPV, di mana beberapa di antaranya dapat menyebabkan kutil kelamin dan yang lainnya dapat menyebabkan beberapa jenis kanker lain termasuk kanker anus, penis, vagina, vulva, dan orofaring (belakang tenggorokan).

Sayangnya, banyak orang mengidap HPV dan tidak menyadarinya, yang berarti Anda masih dapat tertular meskipun pasangan Anda tidak menunjukkan gejala apa pun. Bahkan Anda mungkin juga memiliki beberapa jenis HPV. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan agar Anda terhindar dari infeksi HPV, antara lain:

1. Lakukan Vaksinasi

Vaksinasi merupakan salah satu langkah preventif yang cukup jitu untuk menghindari infeksi HPV. WHO bahkan telah merekomendasikan agar vaksin HPV masuk dalam program imunisasi nasional.

Dalam penelitian onkologi ginekologi menunjukkan setelah mendapat vaksinasi HPV, penerima vaksin masih terproteksi terhadap HPV tipe 16 dan 18, yang merupakan jenis HPV paling umum terkait dengan kanker serviks, serta berbagai infeksi HPV yang berdampak pada anus, vagina, penis dan orofaring.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin Kanker Serviks

2. Jangan Berganti-ganti Pasangan

Salah satu cara efektif untuk mencegah penularan HPV adalah dengan menghindari kontak seksual dalam bentuk apapun dengan sembarang orang. Aktivitas seksual baik anal, oral maupun vaginal sangat mudah sekali menjadi perantara penularan HPV.

3. Hindari Berhubungan Seksual di Usia yang Terlalu Muda

Semakin muda usia Anda saat mulai berhubungan seksual, semakin besar juga risiko Anda terpapar virus. Kelompok usia yang paling berisiko tertular HPV adalah antara 1520 tahun.

4. Gunakan Kondom saat Melakukan Aktivitas Seksual

Bagi Anda yang aktif secara seksual, menggunakan kondom bisa mengurangi terjadinya penularan infeksi menular seks.

Namun, perlu Anda ingat bahwa HPV menular dari kontak kulit sehingga penggunaan kondom tidak sepenuhnya mampu mencegah penularan. Hal ini karena masih ada area kulit yang tidak tertutup dan kondisi ini juga bisa menjadi penyebab seseorang tertular HPV dari pasangan seksualnya.

5. Sirkumsisi (Sunat)

Beberapa studi, seperti yang dipublikasi oleh National Center for Biotechnology Information menunjukkan bahwa sirkumsisi atau sunat pada laki-laki bisa menurunkan risiko infeksi HPV.

Tidak hanya itu, risiko laki-laki menulari pasangan wanitanya juga lebih rendah. Namun, sirkumsisi saja tidak bisa menjadi satu-satunya pencegahan. Vaksinasi hingga melakukan hubungan seksual dengan pola yang sehat juga penting.

6. Skrining Kanker bagi Wanita

Pada wanita, infeksi HPV bisa menyebabkan sel-sel serviks menjadi tidak normal. Kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker serviks. Karena itu, skrining kanker perlu dilakukan secara berkala.

American Cancer Society menyarankan wanita antara usia 2129 untuk melakukan skrining berupa tes pap setiap tiga tahun karena infeksi umumnya terjadi pada kelompok usia tersebut.

Selain langkah pencegahan di atas, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat juga akan membantu Anda meningkatkan imunitas tubuh. Ketika imun tubuh meningkat, maka infeksi tidak akan mudah menyerang.

Baca Juga: Berbagai Tes Skrining Kanker untuk Wanita

Cara Menangani Infeksi HPV

Lalu, bagaimana jika HPV sudah terlanjur menginfeksi? Apakah ada langkah pengobatan yang bisa dilakukan?

Pada dasarnya tidak ada obat untuk virus itu sendiri, tetapi banyak infeksi HPV yang hilang dengan sendirinya. Faktanya, sekitar 70 hingga 90 persen kasus infeksi HPV dibersihkan dari tubuh oleh sistem kekebalan.

Meski begitu, perawatan tetap diperlukan untuk meredakan gejala dengan menghilangkan kutil yang terlihat dan sel abnormal di serviks. Perawatan mungkin termasuk:

  • Cryosurgery. Metode ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan area abnormal.
  • Prosedur eksisi bedah listrik loop (LEEP). Menggunakan loop kawat khusus untuk mengangkat sel abnormal.
  • Elektrokauter. Membakar kutil atau area abnormal dengan arus listrik.
  • Terapi laser. Menggunakan sinar cahaya yang kuat untuk menghancurkan kutil dan sel abnormal lainnya.
  • Krim obat. Obat untuk menghilangkan kutil umumnya berupa krim yang dioleskan langsung ke permukaan kutil. (Jangan gunakan perawatan kutil yang dijual bebas di area genital). Pastikan Anda menggunakan krim obat sesuai dengan resep dokter karena beberapa jenis krim mungkin dapat menyebabkan efek samping.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang perawatan mana yang terbaik, tergantung pada jenis dan lokasi kutil yang dirawat.

Penting juga untuk dicatat bahwa, meskipun kutil dan perubahan sel abnormal dapat dihilangkan atau diatasi, virus HPV bisa tetap berada di dalam tubuh Anda dan dapat ditularkan ke orang lain.

Baca Juga: Human Papillomavirus (HPV), Ketahui Penyebab dan Gejalanya

 

Sumber

Everyday Health (2018). 8 Ways to Prevent HPV or Detect It Early. www.everydayhealth.com
Healthline (2020). Everything you Need to Know About Human Papillomavirus Infection. www.healthline.com
Mayo Clinic (2019). HPV Infection. www.mayoclinic.org
National Center for Biotechnology Information. 2018. Prevalence and Risk Factors of Human Papillomavirus in Male Patients. www.ncbi.nlm.nih.gov
Webmd (2019). What’s the Treatment for HPV? www.webmd.com
Science Direct. 2017. HPV vaccines – A review of the first decade. www.sciencedirect.com