Syringomyelia: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Syringomyelia: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Syringomyelia merupakan gangguan langka saat kista yang berisi cairan terbentuk di sumsum tulang belakang. Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang mengelilingi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Syringomyelia terjadi ketika cairan serebrospinal terkumpul di dalam sumsum tulang belakang dan membentuk kista (syrinx).

Seiring waktu, syrinx dapat tumbuh dan menekan sumsum tulang belakang, yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengirim informasi dari otak ke bagian tubuh lain. Syringomyelia sering menyebabkan gejala neurologis, seperti kelemahan atau mati rasa di berbagai area tubuh.

Terlepas dari jenis syringomyelia, gejala mungkin tidak terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Meski syringomyelia bisa terjadi pada siapa saja dari segala usia, kondisi ini paling sering terjadi pada orang dewasa berusia 20 hingga 40 tahun. Pria lebih mungkin mengalaminya daripada wanita.

Baca Juga: Waspadai Penyebab dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Penyebab Syringomyelia

Terdapat dua jenis utama syringomyelia berdasarkan penyebabnya, yaitu kongenital (cacat lahir) dan trauma.

1. Syringomyelia Kongenital

Kondisi bawaan ini sering disebabkan oleh cacat lahir langka yang dikenal sebagai malformasi Chiari. Malformasi Chiari sendiri merupakan kondisi abnormal di mana jaringan otak meluas ke ruang saraf tulang belakang.

Kelainan struktural ini dapat terjadi karena gen yang diturunkan, meskipun para peneliti masih mencari bukti lebih lanjut tentang hal ini.

Malformasi Chiari bisa menghalangi aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan terbentuknya kista. Seseorang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala antara usia 25 dan 40 tahun.

Tekanan pada sumsum tulang belakang akibat kista mengakibatkan penumpukan cairan serebrospinal. Penumpukan cairan inilah yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut hidrosefalus dan terjadinya peningkatan tekanan di otak.

2. Acquired Syringomyelia

Jenis syringomyelia ini disebabkan oleh cedera atau penyakit yang mengarah pada perkembangan syrinx/kista.

Misalnya saja, tumor sumsum tulang belakang, cedera tulang belakang, atau meningitis berpotensi menyebabkan syringomyelia.

Gejala Syringomyelia

Gejala syringomyelia biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Tanda dan gejala yang muncul tergantung pada lokasi dan ukuran kista.

Jika syringomyelia disebabkan oleh malformasi Chiari, gejala umumnya baru dirasakan antara usia 25 dan 40 tahun.

Dalam beberapa kasus, batuk atau mengejan dapat memicu gejala syringomyelia, meski keduanya tidak menyebabkan syringomyelia. Umumnya, gejala syringomyelia meliputi:

  • Kelemahan otot, terutama di lengan, tangan, dan bahu
  • Atrofi otot (otot mengecil)
  • Hilangnya refleks
  • Hilangnya kepekaan terhadap rasa sakit dan suhu
  • Sakit kepala
  • Kekakuan di punggung, bahu, lengan dan kaki
  • Rasa nyeri di leher, lengan dan punggung
  • Kelengkungan tulang belakang (skoliosis)
  • Kelumpuhan (dalam kasus yang parah).

Jika kista merusak saraf yang mengontrol otot-otot di mata dan wajah, Anda bisa mengalami sindrom Horner.

Sindrom Horner dapat menyebabkan kelopak mata turun, penyempitan lubang di antara kelopak mata, ukuran pupil mengecil, dan berkurangnya keringat yang keluar di sisi wajah yang terkena.

Diagnosis Syringomyelia

Untuk mendiagnosis syringomyelia, dokter akan melihat riwayat medis dan menanyakan pasien mengenai gejala yang dirasakannya

Kemudian dokter akan melakukan berbagai tes pencitraan, seperti MRI untuk membantu mendiagnosis syringomyelia. Tes MRI juga dapat menunjukkan apakah pasien menderita skoliosis.

Dokter juga dapat menggunakan CT scan untuk memberikan gambaran rinci pada sumsum tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.

Selain itu, pasien mungkin perlu menjalani tes motorik dan sensorik untuk menilai gerakan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.

Penanganan Syringomyelia

Perawatan syringomyelia akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejala.

Jika Anda didiagnosis menderita syringomyelia, Anda harus mencari penyedia layanan kesehatan khusus, seperti ahli saraf atau ahli bedah saraf.

Dokter saraf akan mengevaluasi pilihan perawatan yang paling tepat untuk Anda. Pilihan perawatan mencakup:

Pemantauan

Pada penderita syringomyelia yang tidak mengalami gejala atau gejalanya ringan, pasien biasanya tidak memerlukan perawatan apa pun.

Meski begitu, Anda harus tetap melakukan pemeriksaan rutin agar dokter bisa memantau pertumbuhan kista dan gejala yang terjadi.

Dokter juga akan menyarankan Anda untuk menghindari aktivitas, seperti mengangkat benda berat karena dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang dan otak.

Selain itu, dokter akan meresepkan obat untuk membantu meredakan rasa sakit atau merujuk Anda ke dokter rehabilitasi medik untuk menjalani terapi fisik.

Operasi

Sementara bagi penderita syringomyelia dengan gejala yang parah, diperlukan pembedahan untuk mengembalikan aliran normal cairan serebrospinal.

Jenis operasi yang Anda jalani tergantung pada apa yang menyebabkan syringomyelia. Misalnya, jika syringomyelia disebabkan oleh malformasi Chiari, dokter akan melakukan prosedur yang disebut dekompresi fossa posterior.

Pada prosedur ini, dokter akan menghilangkan tulang di bagian belakang tengkorak dan tulang belakang. Prosedur pembedahan ini dilakukan agar lebih banyak ruang pada batang otak dan otak kecil, di mana bagian otak inilah yang mengontrol gerakan dan keseimbangan tubuh.

Setelah operasi, Anda akan diberi resep antibiotik untuk mencegah komplikasi dari infeksi. Dokter mungkin juga merekomendasikan terapi fisik untuk membantu memperkuat otot-otot yang lemah.

Itulah berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang syringomyelia. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda memiliki salah satu tanda atau gejala yang berhubungan dengan syringomyelia.

Pasalnya, syringomyelia bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sumsum tulang belakang bila tidak segera ditangani.

Baca Juga: Tuberkulosis Tulang Belakang: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

 

Sumber

Healthline. (2019). Syringomyelia. www.healthline.com 

Medical News Today. (2019). Everything you need to know about syringomyelia. www.medicalnewstoday.com

Web MD. (2020). Syringomyelia. www.webmd.com 

Mayo Clinic. (2022). Syringomyelia. www.mayoclinic.org