Waspadai Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) Pada Bayi

Waspadai Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) Pada Bayi

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 3 April 2023

 

Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) merupakan infeksi kulit serius yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. SSSS juga disebut dengan penyakit Ritter atau scalded skin syndrome.

Infeksi ini disebabkan oleh sejenis bakteri Staphylococcal aureus. Meski jarang terjadi, orang dewasa juga bisa mengalaminya terutama mereka yang memiliki masalah gagal ginjal atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Bakteri penyebab staphylococcal scalded skin syndrome menghasilkan racun bersifat eksfoliatif yang menyebabkan lapisan paling luar kulit menjadi melepuh dan mengelupas. Mirip seperti kulit yang baru saja disiram dengan cairan panas. Penyakit ini jarang terjadi dengan perbandingan 56:100.000 orang.

Baca Juga: Waspadai Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Penyebab Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Bakteri yang menyebabkan SSSS umum ditemukan pada orang yang sehat. Menurut British Association of Dermatologist, sebanyak 40% orang dewasa memilikinya. Biasanya pada kulit atau selaput lendir. Dalam kondisi ini, bakteri tidak akan memberikan efek buruk apa pun.

Masalah akan muncul saat bakteri mulai masuk ke dalam tubuh melalui celah di kulit. Racun yang dihasilkan oleh bakteri merusak kemampuan kulit untuk menyatu kembali.

Lapisan atas kulit kemudian pecah dari lapisan yang lebih dalam. Efeknya muncullah pengelupasan yang menjadi ciri khas SSSS.

Racun yang dihasilkan bakteri juga bisa masuk ke dalam aliran darah dan menghasilkan reaksi di seluruh kulit.

Karena anak-anak terutama bayi yang baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan ginjal yang belum berkembang sepenuhnya untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh, mereka menjadi kelompok usia yang paling berisiko.

Hal yang sama juga mungkin terjadi pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau fungsi ginjal yang buruk.

Gejala Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Staphylococcal scalded skin syndrome biasanya dimulai dengan munculnya kemerahan pada kulit dan demam. Lepuh mungkin muncul kemudian pecah, meninggalkan kulit yang lembap.

Gejala lain yang juga mungkin dialami oleh penderitanya antara lain:

  • Tubuh lemah
  • Kehilangan cairan
  • Panas dingin
  • Area yang memerah di sekitar tempat yang terinfeksi
  • Lapisan atas kulit yang terlepas dengan sedikit gesekan atau tekanan
  • Luka di area popok dan tali pusar pada bayi yang baru laur
  • Luka pada lengan, kaki, dan tubuh pada anak yang lebih besar.

Baca Juga: Sepsis Neonatorum, Infeksi Darah pada Bayi Baru Lahir

Bagaimana Diagnosis Staphylococcal Scalded Skin Syndrome Dilakukan?

Diagnosis terhadap SSSS biasanya dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan melihat riwayat kesehatan penderitanya.

Karena gejalanya bisa menyerupai gangguan kulit lain, seperti impetigo bulosa dan eksim, dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit dengan mengambil kultur kulit untuk membuat diagnosis yang pasti.

Dokter juga bisa meminta pasien untuk melakukan tes darah dan mengambil sampel jaringan dengan menyeka bagian dalam tenggorokan dan hidung pasien.

Penanganan Terhadap Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Perawatan terhadap SSSS tergantung pada berbagai faktor termasuk:

  • Usia pasien
  • Riwayat kesehatan
  • Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan
  • Seberapa parah tingkat SSSS-nya.

Pasien mungkin harus dirawat di unit perawatan intensif atau unit luka bakar. Pasien juga mungkin harus dirawat di rumah sakit untuk proses penyembuhan yang optimal

Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:

  • Cairan infus agar pasien tidak mengalami dehidrasi
  • Pemberian krim, salep, dan perban
  • Pemberian obat pereda nyeri
  • Antibiotik secara suntik atau oral (minum) untuk mengatasi infeksi
  • Pemasangan makanan lewat selang dari mulut ke perut (jika dibutuhkan).

Setelah perawatan dilakukan, pasien mungkin akan mulai membaik dalam beberapa hari. Kulit biasanya akan sembuh total dalam beberapa hari setelahnya. Beberapa anak bisa mengalami infeksi ini sampai 10 hari dan ini biasanya tidak berbahaya.

Tingkat kesembuhan untuk SSSS sangat tinggi yakni 10 hari tanpa jaringan parut. Namun, perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa risiko komplikasi, seperti:

  • Syok
  • Dehidrasi
  • Bakteremia yang terjadi ketika infeksi masuk ke dalam darah
  • Sepsis yang terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi malah merusak jaringannya sendiri
  • Hipotermia
  • Penyebaran infeksi
  • Infeksi sekunder.

Seperti kebanyakan infeksi bakteri lainnya, SSSS juga bisa menular. Oleh karena itu, jika ada salah satu anggota keluarga yang terinfeksi, hindari berbagi handuk, sprei, dan barang-barang pribadi lainnya. Basuh tangan secara rutin, mandi secara rutin, serta pastikan Anda membersihkan luka dan menutupnya untuk mencegah masuknya bakteri.

Baca Juga: Berbagai Jenis dan Penanganan Alergi Kulit pada Bayi

Sumber

Healthline. (2018). Scalded Skin Syndrome. www.healthline.com

John Hopkins Medicine. (2022). Staphylococcal Scalded Skin Syndrome. www.hopkinsmedicine.org

MSD Manuals. (2021). Staphylococcal Scalded Skin Syndrome. www.msdmanuals.com

WebMD. (2021). What Is Scalded Skin Syndrome? www.webmd.com